Setelah surat lamaran kerja di tulis dengan pelamar maka dikirimlah surat lamaran kerja itu ke perusahaan yang dituju. Baik lewat langsung ato lewat pos.
Berat sekali surat lamaran kerja itu sampai dimeja HRD karena harus melewati rintangan2 yang ada menyisihkan pesaing-pesaingnya.
Surat lamaran itu diterima Satpam untuk pertama kalinya. Satpam setiap hari menerima surat lamaran kerja yang begitu banyak sehingga sampai bosan melihat surat beramplop coklat itu.
Satpam yang sudah dipesan oleh HRD untuk menyampaikan surat lamaran kerja ke mejanya hanya yang memenuhi kualifikasi saja.
Satpam kemudian membuka2 surat lamaran kerja itu. Dia melihat CV pelamar. Yang tidak menarik di buang ke bawah mejanya. ber Ip rendah, tdk ada pengalaman, tdk punya ketrampilan yang mendukung termasuk yang dibuang.
yang terpilih di kirim ke meja HRD. Staf HRD kemudian memilih lagi. Amplop2 coklat itu dibuang begitu saja tidak dilihat dalamnya karena menganggap pelamar tidak punya kreatifitas dalam memakai amplop.
Yang menarik dibuka, dibaca surat lamarannya ...kelihatan cara menulis lamaran monoton langsung dibuang. Bagi HRD sangat lucu sekali." masak pelamar belum di tes &wawancara di akhir surat lamarannya mohon dijadikan karyawan.....gak logis"
HRD memilih surat lamaran yang elegan, lalu melihat Foto pelamar. Yang tidak menarik dibuang.....karena dianggap tidak sedap dipandang mata.
HRD kemudia memilih pelamar yang kreatif, Ip tinggi, py pengalaman, wajah menarik. Lalu mengirimkan panggilan utk tes & wawancara.
Pelamar senang menerima panggilan tes.
1 comment:
mendingan berwirausaha dari nol aja nggak usah ngemikirin kapan2 lagi kita bakal diterima kerja, itu aja.
Post a Comment