Saturday 31 October 2009

Dampak Pencemaran Lingkungan

BAB I

PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang

Sejak manusia mengenal peradaban, manusia selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Peningkatan kualitas hidup tidak lain merupakan usaha untuk mendapatkan kenyamanan hidup.

Untuk peningkatan kualitas hidup manusia sangat terasa sejak revolusi industri. Saat itu manusia berlomba untuk menciptakan mesin-mesin baru, untuk menghasilkan produk-produk baru yang diharapkan dapat segera dinikmati dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Perlombaan tersebut juga melanda bidang pertanian dan perkebunan, melalui pembukaan lahan pertanian dan perkebunan. Dengan bantuan mesin, hasil pertanian dan perkebunan dapat ditingkatkan dan diolah lebih lanjut menjadi bahan yang sangat dibutuhkan manusia, yaitu sandang dan pangan. Untuk peningkatan hidup manusia pertambangan-pertambangan baru dibuka untuk mendapatkan sumberdaya alam yang terkandung di dalam bumi. Perlombaan pembukaan pertambangan baru terasa lebih dipercepat lagi dengan pertambahan jumlah penduduk.

Untuk dapat memenuhi kebutuhan pokok manusia berupa sandang, pangan dan papan, manusia memanfaatkan penemuan-penemuan baru ilmu pengetahuan teknologi untuk menggerak hasil sumber daya alam yang ada sebanyak-banyaknya dan secepat-cepatnya. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat dewasa ini ternyata bersifat positif maupun dampak yang bersifat negatif. Dampak bersifat positif memang yang diharapkan oleh manusia dalam rangka meningkatkan kualitas dan kenyamanan hidup. Dampak bersifat negatif tidak diharapkan manusia, karena dapat menurunkan kualitas dan kenyamanan hidup.

Kekhawatiran manusia atas masalah lingkungan yang dapat mengurangi kualitas dan kenyamanan hidup harus dicermati sebaik-baiknya, kalau kita tidak ingin planet Bumi tidak dapat memberikan daya dukung alamnya bagi kelangsungan hidup manusia.

Penanganan masalah lingkungan tidak dapat berdiri sendiri, harus melibatkan banyak disiplin ilmu pengetahuan dan menggugah kesadaran masyarakat tentang pentingnya kelestarian lingkungan agar daya dukung alam tetap terjamin bagi kelangsungan hidup manusia.


  1. Rumusan Masalah

Daya dukung alam diartikan sebagai kemampuan alam untuk mendukung kehidupan manusia. Oleh karena itu daya dukung alam harus dijaga agar tetap dapat memberikan dukungannya bagi kehidupan manusia. Daya dukung alam perlu dijaga, karena daya dukung alam dapat berkurang atau menyusut sejalan dengan berjalannya waktu dan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kemajuan industri.

Jumlah yang semakin banyak, mengakibatkan semakin banyak pula sumberdaya alam yang harus diambil untuk memenuhi kebutuhannya. Pengelolaan sumber daya alam untuk pemenuhan kebutuhan manusia sangat tergantung pada daya dukung secara baik diperlukan campur tangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Peranan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat berkembang dengan baik apabila masyarakat manusia (Penduduk) mempunyai sistem organisasi yang baik.

Kelangsungan hidup manusia berkaitan pula dengan komponen sosial dan komponen alam. Hubungan timbal balik antara komponen tersebut akan memberikan suatu hasil yang mencerminkan keadaan masyarakat maupun keadaan alamnya. Pengaruh komponen alam dan komponen sosial dan hasil atau akibat terhadap kehidupan masyarakat dapat dilihat pada masyarakat yang mengandalkan hidupnya pada kegiatan yang dilakukannya.

Pada kehidupan masyarakat berburu yang hidupnya selalu berpindah-pindah, kalaupun menetap hanya bersifat sementara mempunyai ciri mahir menggunakan peralatan dan senjata primitifnya, menguasai lingkungan dan alam sekitarnya, mahir mencari sumber makanan dan sumber air untuk kehidupannya. Tingkat populasinya masih rendah dan belum mengenal teknologi. Berkat tempaan alam, daya tahan hidupnya kuat, tidak mengenal konservasi sumber daya alam. Lingkungan rusak karena penggunaan api.

Pada kehidupan masyarakat bertani yang hidupnya menetap dekat tempat kerjanya (lahan pertanian) mempunyai ciri berusaha menyerap teknologi baru yang berkaitan dengan peningkatan produksi pertaniannya, meskipun pekerjaan masih dilakukan sepenuhnya dengan tenaga manusia. Menguasai jenis tanaman dan hewan yang sesuai dengan lingkungan alamnya. Tingkat populasi tinggi, sehingga cenderung menambah luas lahan pertanian. Hal ini dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan. Mengenal penyimpangan pangan, daya tahan hidupnya baik. Sudah mengenal konservasi sumberdaya alam. Penggunaan bahan kimia pemberantas hama mengakibatkan kerusakan lingkungan akibat industri dan pemakaian energi yang berlebihan.

Dari ketiga kehidupan masyarakat tersebut, ada suatu potensi akal-pikiran manusia. Dengan akal pikiran manusia dapat mengubah keadaan lingkungan sehingga berdampak positif atau berdampak negatif. Alam pikiran disertai niat yang baik, akan dapat meningkatkan kualitas dan kenyamanan hidup manusia.

Kemampuan daya dukung alam (lingkungan) harus dijaga agar tidak rusak dan berakibat buruk bagi manusia, mengingat daya dukung alam (lingkungan) sangat menentukan bagi kelangsungan hidup manusia. Bila terjadi kerusakan pada daya dukung alam, tidak mungkin di tunggu pemulihannya secara alami.

Secara umum kerusakan daya dukung alam disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal. Kerusakan karena faktor internal adalah kerusakan yang berasal dari dalam alam (bumi) itu sendiri. Kerusakan ini sulit untuk dicegah karena merupakan proses alam yang terjadi pada alam (bumi) yang sedang mencari keseimbangan alam, contohnya letusan gunung berapi yang merusak lingkungan alam sekitarnya, gempa bumi yang menyebabkan pergeseran lapisan tanah banjir besar dan tsunami akibat badai, kebakaran hutan karena proses alami pada musim kemarau panjang disebabkan oleh embun yang berfungsi sebagai lensa pengumpul api (pada titik fokusnya) saat terkena cahaya matahari, saat embun belum menguap. Kerusakan ini umumnya diterima sebagai bencana alam.

Sedangkan karena kerusakan faktor eksternal adalah kerusakan yang diakibatkan oleh ulah manusia dalam rangka meningkatkan kualitas dan kenyamanan hidupnya. Oleh karena kerusakan ini disebabkan oleh manusia. Maka menjadi kewajiban manusia untuk mengurangi atau kalau mungkin menghindari kerusakan yang disebabkan oleh faktor eksternal tersebut umumnya.

Umumnya kerusakan jenis ini disebabkan oleh karena kegiatan industri, berupa limbah buangan industri, pemakaian bahan bakar fosil (batu bara, minyak bumi), gas buang kendaraan motor.


  1. Tujuan

Dalam usahanya untuk meningkatkan kualitas hidupnya, manusia berupaya dengan segala daya untuk mengolah dan memanfaatkan sumberdaya alam yang ada demi tercapainya kualitas hidup yang diinginkan. Akal pikiran dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk mencapai sasaran tersebut. Melalui akal pikirannya, manusia menciptakan peralatan baru, berupa mesin-mesin dan alat bantu lainnya, yang berteknologi tinggi, untuk dapat menghasilkan produk yang melimpah dalam waktu yang singkat.

Penggunaan mesin dan peralatan berteknologi tinggi, dapat mengeruk sumber daya alam secara besar-besaran, kemudian dikirim ke industri-industri untuk diolah sehingga menjadi barang jadi. Tentunya kegiatan ini akan berdampak terhadap lingkungan dan kehidupan manusia. Dampak terhadap lingkungan dapat mengurangi daya dukung alam, yang berarti akan mengurangi kemampuan alam untuk mendukung kelangsungan hidup manusia. Sedangkan dampak terhadap manusia akan mengurangi atau menurunkan kualitas hidup manusia.

Kegiatan dalam bidang industri dan teknologi pada mulanya dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia, ternyata pada sisi lain dapat menimbulkan dampak yang justru merugikan kelangsungan hidup manusia. Kegiatan industri dan teknologi dapat mengganggu keseimbangan lingkungan. Apabila keseimbangan lingkungan terganggu, maka kualitas lingkungan juga berubah. Padahal kenyamanan hidup banyak ditentukan oleh daya dukung lingkungan atau kualitas lingkungan yang mendukung kelangsungan hidup manusia.

Unsur-unsur lingkungan (makhluk hidup dan makhluk tidak hidup) saling berinteraksi, ada yang menyesuaikan diri, ada yang kerjasama, ada yang menyerang, ada yang melindungi diri, ada yang saling bertentangan, ada yang berdiam diri atau ada yang berusaha menguasai lainnya. Pada suatu saat kekuatan-kekuatan tersebut akan menuju kearah keseimbangan (homeostatis).

Secara alami keadaan homeostatis dapat dicapai dengan sen dirinya, akan tetapi memerlukan waktu yang lama. Alam mempunyai kemampuan untuk mengatur dan memulihkan dirinya bila terjadi gangguan. Homeostatis dapat dipercepat oleh campur tangan manusia.

Kegiatan industri dan teknologi dapat memberikan dampak langsung dan tidak langsung. Dikatakan dampak langsung apabila kegiatan industri dan teknologi tersebut dapat langsung dirasakan oleh manusia. Dampak langsung yang bersifat positif memang diharapkan manusia, dampak langsung yang bersifat negatif harus dihindari atau dikurangi, karena dapat mengurangi kualitas hidup manusia.

Dampak langsung bersifat negatif akibat kegiatan industri dan teknologi, dapat dilihat dari terjadinya masalah :

  • Pencemaran udara

  • Pencemaran air

  • Pencemaran tanah

Ketiga macam pencemaran tersebut akan mengurangi daya dukung alam, karena itu perlu dihindari sebagai usaha menjaga kelestarian lingkungan.


BAB II

PEMBAHASAN

  1. Pencemaran Udara

Pencemaran udara diartikan sebagai adanya bahan atau zat asing di dalam udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara normalnya. Kehadiran bahan atau zat asing dalam udara dalam jumlah tertentu serta berada di udara dalam waktu yang cukup lama, akan dapat menggangu kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan. Bila keadaan seperti tersebut terjadi. Maka udara dikatakan telah tercemar, berarti kenyamanan hidup manusia terganggu.

Udara merupakan campuran berbagai macam gas yang perbandingannya tidak tetap, tergantung pada suhu udara, tekanan udara dan lingkungan sekitarnya. Dalam udara terdapat oksigen (O2) untuk bernafas, Carbon dioksida (CO2) untuk proses fotosintesis oleh hijau daun (klorofil) dan Ozon (O3) untuk menahan sinar ultraviolet.

Secara umum penyebab pencemaran udara ada 2 macam, yaitu faktor internal (debu yang berterbangan karena tipuan angin, abu (debu) yang dikeluarkan oleh letusan gunung api bersama gas-gas vulkanik dan pembusukan sampah organik) dan faktor eksternal (hasil pembakaran bahan bakar fosil. Debu dari kegiatan industri dan penggunaan zat kimia yang disemprotkan ke udara).

Udara bersih yang kita hirup merupakan gas yang tidak tampak, tidak berbau, tidak berwarna dan tidak berasa. Tetapi, udara yang benar-benar bersih sudah sulit diperoleh, terutama di kota-kota besar. Udara tercemar dapat merusak lingkungan dan kehidupan manusia. kerusakan berarti berkurangnya daya dukung alam yang selanjutnya mengurangi kualitas hidup manusia.

  1. Komponen Pencemar Udara.

Jumlah komponen pencemar udara tergantung pada sumbernya. Komponen pencemar udara bisa mencemari udara secara sendiri-sendiri atau secara bersama-sama. Berdasarkan asal dan kelanjutan perkembangannya di udara, pencemar udara dibedakan atas :

  1. Pencemar udara primer; yaitu pencemar di udara yang ada dalam bentuk yang hampir tidak berubah, sama seperti pada saat dibebaskan dari sumbernya sebagai hasil dari suatu proses tertentu.

Pencemar udara primer digolongkan menjadi lima kelompok, yaitu :

  1. Karbon Monoksida (CO)

Suatu komponen gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak mempunyai rasa. Carbon monoksida terbentuk dari proses pembakaran tidak sempurna terhadap Carbon atau komponen yang mengandung Carbon atau reaksi antara Carbon dioksida dan komponen yang mengandung Carbon pada suhu tinggi Carbon dioksida terurai menjadi Carbon monoksida dan atom Oksigen.

Sumber Carbon monoksida yang paling banyak adalah transportasi yang menggunakan bensin sebagai bahan bakarnya. Sumber CO yang kedua terbanyak adalah pembakaran hasil-hasil pertanian (sampah, sisa-sisa kayu dihutan). Sumber CO yang ketiga adalah industri besi dan baja. Pengaruh CO terhadap tubuh terutama disebabkan karena reaksi antara CO dengan hemoglobin (Hb) di dalam darah.

Hemoglobin dalam darah secara normal berfungsi dalam sistem transport untuk membawa oksigen (O2) dalam bentuk oksihaemoglobin dapat membentuk ke paru-paru. Dengan adanya CO Haemoglobin dapat membentuk karboksihaemoglobin (COHb). Jika reaksi demikian yang terjadi maka kemampuan darah untuk mentranspor oksigen menjadi berkurang. COHb dalam darah dengan konsentrasi yang tinggi berpengaruh terhadap sistem saraf sentral, reaksi panca indera tidak normal, pandangan kabur. Bila konsentrasi COHb lebih tinggi lagi, dapat mengakibatkan kepala pusinhg, mual, berkunang-kunang, pingsan sulit bernafas dan dapat mengakibatkan kematian.

  1. Nitrogen Oksida (NOx)

Nitrogen oksida adalah kelompok gas di atmosfir, terdiri dari gas nitrit oksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2­). NO merupakan gas yang tidak berwarna dan tidak berbau, sebaliknya NO2­ mempunyai warna cokelat kemerahan dan berbau menyengat. Gas Nox di udara terutama berasal dari buangan hasil pembakaran yang ke luar dari generator pembangkit listrik stasioner atau mesin-mesin yang menggunakan bahan bakar gas alam, kebakaran hutan, pembakaran sampah padat, pembakaran sampah pertanian. NO mempunyai kemampuan membatasi kadar oksigen dalam darah, seperti halnya CO. mudah bereaksi dengan oksigen membentuk NO2­ . bila NO2 bertemu dengan uap air di udara atau dalam tubuh manusia akan terbentuk HNO3­ yang sangat merusak tubuh. Karena itu NO2 akan terasa pedih bila mengenai mata, hidung, saluran napas dan jantung. Konsentrasi yang tinggi dapat menyebabkan kematian. NO2 akan merusak barang-barang logam, menimbulkan kerat. NO2 dapat mengabsorpsi sinar ultraviolet dari matahari.


  1. Hidrocarbon (HC)

Komponen hydrocarbon hanya terdiri dari unsur hydrogen dan Carbon. Pembakaran tidak sempurna dalam mesin mobil, pengisian bensin ke dalam tangki bensin kendaraan, selalu terjadi penguapan. HC dapat beruapa gas, cair dan padat. Senyawa HC dapat menyebabkan kanker.

  1. Sulfur oksida

Sox terutama disebabkan oleh dua komponen gas yang tidak berwarna, yaitu Sulfur dioksida (SO2) dan sulfur trioksida (SO3). SO2 mempunyai karakteristim bau yang tajam dan tidak terbakar di udara, sedangkan SO3 merupakan yang tidak reaktif. So2 bila bereaksi dengan uap air akan membentuk asam sulfat, yang akan merusak permukaan logam (rel kereta api, kendaraan, pagar halaman rumah), merusak batu-batuan (granit, pualam), meubah warna benda dan benda menjadi rapuh (plastik, karet, kertas), SOx mengakibatkan iritasi pada sistem pernapasan. Pencemaran SOx di udara terutama berasal dari pemakaian batu-bara yang digunakan pada kegiatan industri, transportasi, proses industri.




  1. Partikel

Partikel adalah pencemar udara yang dapat anda bersama-samadengan bahan atau pencemar lainnya. Partikel meliputi berbagai macam bentuk dan dapat berupa :

  • Aerosol, partikel yang terhambur dan melayang di udara

  • Fox atau kabut, partikel berupa butiran air yang berada di udara.

  • Smoke atau asap, partikel berupa campuran antara butiran padat dan cairan yang terhambur melayang di udara.

  • Dust atau debu, partikel berupa butiran padat yang terhambur dan melayang di udara karena ada hembuskan angin.

  • Mist, mirip kabat, butiran cair yang terhambur dan melayang di udara (bukan butiran air)

  • Fume, mirip asap hanya penyebabnya aerosol yang berasal dari kondensasi uap panas.

  • Plume, asap yang keluar dari cerobong asap suatu industri (pabrik)

  • Haze, semua aerosol yang menggangu pandangan di udara.

  • Smog, bentuk campuran antara smog dan fog.

  • Smaze, campuran smoke dan haze.

Polutan tersebut akan berpengaruh pada manusia bila partikel tersebut masuk ke dalam tubuh manusia melalui sistem pernafasan. Faktor yang paling berpengaruh terhadap sistem pernafasan terutama adalah dimensi partikel yang akan menentukan seberapa jauh penetrasi partikel kedalam sistem pernafasan. Sistem pernapasan memiliki beberapa sistem pertahanan yang mencegah masuknya partikel-partikel tersebut kedalam paru-paru. Partikel berpengaruh terhadap tanaman karena debunya, dimana debu tersebut bila bergabung dengan uap air atau air hujan (gerimis) akan membentuk kerak yang tebal pada permukaan daun yang tidak dapat dibalas oleh air hujan, kecuali dengan menggosoknya. Lapisan kerak tersebut akan mengganggu berlangsungnya proses fotosintesis pada tanaman, karena menghambat masuknya sinar matahari ke permukaan daun dan mencegah adanya pertukaran CO2 dengan oksigen. Akibatnya tanaman akan terganggu. Pencemaran partikel yang berasal dari dalam seringkali dianggap wajar. Kalaupun terjadi gangguan terhadap lingkungan yang mengurangi tingkat kenyamanan hidup, maka hal tersebut akan dianggap sebagai musibah bencana alam. Contohnya abu dan bahan vulkanik dari letusan gunung api. Sumber pencemaran partikel akibat ulah manusia sebagian besar berasal dari pembakaran batu bara, proses industri, kebakaran hutan, gas buang alat transportasi.

  1. Pencemaran udara sekunder; yaitu semua pencemar di udara yang sudah berubah karena reaksi tertentu antara dua atau lebih polutan. Umumnya polutan sekunder tersebut merupakan hasil antara polutan primer dengan polutan lain yang ada di udara. Misalnya Ozon (O3), yang terjadi molukel-molukel Hidrocarbon (HC) yang ada di udara dengan Nitrogen Oksida (Nox) melalui pengaruh sinar ultraviolet dari sinar matahari.

  1. Nilai Ambang Batas (NAB)

Nilai ambang batas (NAB) diartikan sebagai batas aman suatu polutan agar kualitas udara masih tetap terlindungi. Ada istilah lain, yaitu Kadar Tertinggi Diperkenankan (KTD). NAB dapat digunakan bagi udara bebas untuk suatu polutan, sedangkan KTD lebih sesuai digunakan pada lingkungan kerja, misalnya di suatu ruangan pabrik, di dalam kompleks industri, yang ada pada dasarnya untuk melindungi para pekerja yang sehari-hari berada dalam lingkungan dimana bahan-bahan pencemar secara terus-menerus ada.




  1. Penanggulan Pencemaran Udara

Agar mengetahui penanggulangan pencemaran udara secara fundamental, perlu dipahami terlebih dahulu masalah pencemaran secara keseluruhan.

Seluruh masalah ini harus dikaitkan dalam suatu sistem, yang terdiri dari 3 komponen utama, yaitu :

  1. Sumber emisi, merupakan sub-sistem pada penanggulangan nantinya.

  2. Atmosfir sebagai sub sistem dari sistem ekologi.

  3. Lingkungan, yang akan menderita akibat peristiwa pencemaran, dan merupakan sistem ekologi.

Pada prinsipnya dapat ditempuh 4 cara penanggulangan, yaitu :

  1. Pendekatan teknologis, suatu pendekatan yang secara teknologis yang lebih ditujukan kepada faktor sumber emisi beserta segala sesuatunya yang terjalin secara bersama-sama sebagai suatu sub sistem. Sudah saatnya dikenalkan teknologi hemat dan teknologi pencegahan untuk hal-hal yang memungkinkan. Teknologi hemat digunakan untuk menyelamatkan pengadaan bahan-bahan maupun penghematan sumber energi. Dalam teknologi ini senantiasa terdapat alternatif terhadap penggunaan bahan-bahan lain yang lebih mudah didapatkan karena sumbernya masih melimpah, maupun yang seminal mungkin menghasilkan produk sisa. Teknologi pencegahan pada dasarnya lebih ditekankan pada pertimbangan aspek-aspek yang dapat mengurangi pengaruh yang tak diinginkan semaksimal mungkin terhadap lingkungan hidup, berupa dampak yang ditimbulkannya.

  2. Pendekatan planologis, suatu pendekatan yang ditujukan bagi penataan lingkungan fisik agar secara timbal balik dapat dihindarkan akibat-akibat merugikan yang diperkirakan akan menimpa lingkungan. Diharapkan perencanaan dan implementasi planologis dapat menciptakan lingkungan hidup yang mampu menjamin rasa aman, nyaman dan menyenangkan bagi kehidupan. Perencanaan sistem transportasi berkaitan dengan kepadatan lalu lintas, mengingat kelambaan kendaraan bermotor lebih banyak membemaskan CO karena lebih dimungkinkan terjadi pembakaran tidak sempurna. Disamping itu perlu pemisahan jalur untuk kendaraan non, kendaraan bermotor pribadi, truk angkutan, bus dan lain-lainnya.

  3. Pendekatan administratif, suatu pendekatan yang mengikat semua pihak agar mengikuti ketentuan yang berlaku karena adanya suatu ketentuan hukum terhadap masyarakat, serta dibinanya ketentuan administrasi oleh petugas maupun aparat pelaksana pemerintahan dengan cara seksama. Secara nasional perlu produk-produk hukum yang mengatur persyaratan-persyaratan berbagai standar untuk industri.

  4. Pendekatan edukatif, suatu pendekatan pembinaan dan penerangangan secara terus menerus kepada masyarakat baik dalam rangka motivasi maupun membangkitkan kesadaran ikut memelihara kelestarian lingkungan hidup.

  1. Kebisingan

Ada perencanaan udara yang tidak termasuk pada komponen pencemar udara CO, SOx, NO­x, HC maupun partikel, namun berpengaruh terhadap lingkungan yang akhirnya dapat mempengaruhi kenyamanan hidup manusia. pencemaran tersebut antara lain kebisingan.

Kemajuan industri dan teknologi antara lain ditandai dengan pemakaian mesin-mesin yang dapat mengelolah dan memproduksi bahan maupun barang yang dibutuhkan oleh manusia secara cepat untuk membantu mobiltas manusia dalam melaksanakan tugasnya digunakanlah alat-alat transportasi bermesin, untuk mencukupi segala prasarana dan sarana digunakan pula peralatan bermesin untuk keperluan membangun kontruksi fisik.

Pemakaian mesin tersebut seringkali menimbulkan kebisingan. Oleh karena kebisingan dapat menggangu lingkungan dan merambat melalui udara, maka dimaksudkan sebagai pencemaran di udara, walaupun susunan udara tidak mengalami perubahan.

Kebisingan adalah bunyi yang dapat mengganggu dan merusak pendengaran manusia. apabila syaraf pendengaran tidak menghendaki rangsangan tersebut maka bunyi tersebut dinamakan kebisingan. Kualitas bunyi ditentukan oleh :

  1. Frekuensi bunyi, yaitu jumlah getaran per detik. Satuannya Hertz (Hz).

  2. Intensitas bunyi, yaitu perbandingan tegangan suara yang datang dan tegangan suara standar yang dapat didengar oleh manusia normal pada frekuensi 1.000 Hz, dengan satuan decibel (dB).

Menurut asal sumber, kebisingan dibedakan atas :

  1. Kebisingan impulsif, yaitu kebisingan yang datangnya tidak secara terus menerus, akan tetapi sepotong-potong, misalnya kebisingan dari suara palu yang dipukulkan, kebisingan yang datang dari mesin pemasang tiang pancang.

  2. Kebisingan kontinyu, kebisingan yang datang dari secara terus menerus dalam waktu yang cukup lama, misalnya kebisingan yang datang dari suara mesin yang dijalankan/dihidupkan.

  3. Kebisingan semi kontinyu, kebisingan kontinyu yang hanya sekejap, kemudian hilang dan mungkin akan datang lagi, misalnya mobil yang sedang lewat.

Makin tinggi tingkat kebisingan, makin sedikit waktu kontak yang diizinkan. Suara dengan tingkat kebisingan tinggi dan nada tinggi sangat menganggu, terlebih lagi bila datangnya secara terputus-putus dan tiba-tiba. Pengaruhnya akan terasa sangat menggangu apabila sumber kebisingan tidak diketahui.

  1. Penyemprotan Insektisida

Sudah sejak lama serangga (insekta) menjadi pengganggu kenyamanan hidup manusia. serangga dengan jumlah yang lebih akan menjadikan hama. Serangga dalam jumlah yang berlebihan akan menjadi hama. Serangga dapat menyerang dan merusak lahan pertanian sehingga mengakibatkan kegagalan panen. Serangga disekitar rumah juga sangat menggangu, bahan dapat menjadi media persebaran penyakit tertentu. Oleh karena itu, manusia berusaha untuk memberantas serangga yang mengganggu tersebut.

Pada umumnya insektisida pembunuh serangga disemprotkan ke udara. Penyemprotan insektisida pada lahan pertanian dapat mencakup daerah yang sangat luas sehingga bila perlu menggangu di sekitar rumah (nyamuk, kecoa, semut) juga dibunuh dengan menyemprotkan insektisida. Penyemprotan insektisida ke udara tanpa disadari sebenarnya merupakan penyebab pencemaran udara. Walaupun pemakaian insektisida ditujukan untuk membunuh serangga, namun apabila pemakainnya, berlebihan dan dalam waktu yang cukup lama maka insektisida dapat berdampak negatif terhadap manusia. oleh karena itu pemakaian insektisida harus dilakukan secara seksama.

  1. Pencemaran Air

Pencemaran air adalah penyimpangan sifat-sifat air dari keadaan normal, bukan dari kemurniaannya. Air yang tersebar di alam semesta ini tidak pernah terdapat dalam bentuk murni, namun bukan berarti bahwa semua air sudah tercemar. Adanya benda-benda asing yang mengakibatkan air tersebut tidak dapat digunakan sesuai peruntukannya secara normal disebut dengan pencemaran.

  1. Aspek Kimia-Fisika Pencemaran Air

Sifat kimia-fisika air yang umumnya diuji dan dapat digunakan untuk menentukan

Pencemaran air adalah :

  1. Nilai pH, keasaman dan Alkalinitas

Nilai pH air yang normal adalah sekitar netral, yaitu antara 6-8, sedangkan air yang tercemar, nilai pH-nya tergantung jenis pencemarnya (limbahnya). Air segar dari pegunungan biasanya mempunyai pH yang lebih tinggi, semakin lama pH air akan menuju kondisi asam. Hal ini karena bertambahnya bahan-bahan organik yang membebaskanCO bila mengalami proses penguraian.

Air lmbah industri bahan anorganik pada umumnya mengandung asam mineral dalam jumlah yang tinggi sehingga keasamannya juga tinggi atau pH-nya rendah. Adanya besi sulfur (FeS2) dalam jumlah tinggi di dalam air juga akan meningkatkan keasamannya, karena FeS2­ dengan udara dan air akan membentuk H2SO4 dan besi (Fe) yang larut.

Pembahasan keasaman pada air limbah, baik ke arah alkali (pH naik) maupun ke arah asam (pH turun), akan sangat mengganggu kehidupan ikan dan hewan air lainnya. Selain itu, air limbah yang mempunyai pH rendah bersifat sangat korosif terhadap Baja dan sering mengakibatkan pipa besi menjadi berkarat.

Keasaman adalah kemampuan untuk menetralkan basah. Keasaman yang tinggi belum tentu mempunyai pH yang rendah. Suatu asam lemah dapat mempunyai keasaman yang tinggi artinya mempunyai potensi untuk melepaskan hydrogen, misalnya asam karbonat, asam asetat dan asam organik lainnya.

Alkalanitas berkaitan dengan kesadahan air, yang merupakan salah satu sifat air adanya ion Calsium (Ca) dan magnesium (Mg) di dalam air akan mengakibatkan sifat kesadahan air tersebut. Air dengan tingkat kesadahan tinggi dapat menimbulkan korosi pada alat-alat yang terbuat dari besi, menyebabkan sabun kurang berbusa, dapat menimbulkan endapan atau kerak dalam wadah pengolahan.

  1. Suhu

Air sering digunakan sebagai media pendingin dalam berbagai proses industri. Air pendingin tersebut setelah digunakan akan mendapatkan panas dari bahan yang diinginkan, kemudian dikembalikan ke tempat asalnya, yaitu sungai atau sumber air lainnya. Air buangan tersebut mungkin mempunyai suhu lebih tinggi daripada air asalnya.

Naiknya suhu air akan menimbulkan menurunnya jumlah oksigen terlarut dalam air, meningkatkan kecepatan reaksi kimia, mengganggu kehidupan ikan dan hewn air lainnya, yang bila batas suhu yang mematikan terlampaui, ikan dan hewan air lainnya mungkin akan mati.

Suhu air kali atau air limbah yang relatif tinggi ditandai dengan munculnya ikan-ikan dan hewan air lainnya kepermukaan untuk mencari oksigen.

  1. Oksigen Terlarut

Oksigen adalah gas tak berbau, tak berasa dan hanya sedikit larut dalam air. Untuk mempertahankan hidupnya, makhluk yang tinggal di dalam air bergantung kepada oksigen yang terlarut ini. Jadi kadar oksigen terlarut dapat dijadikan ukuran untuk menentukan kualitas air.

Kehidupan dalam air dapat bertahan bila terdapat oksigen terlarut minimal sebanyak 5 ppm dala (5 mg oksigen untuk setiap liter air). Sebaliknya bergantung kepada ketahanan organisme, derajat keaktifannya, kehadiran bahan pencemar, air suhu. Oksigen terlarut dapat berasal dari proses fotosintesis tanaman air dan dari atmosfir (udara) yang masuk kedalam air.

Konsentrasi oksigen terlarut yang terlalu rendah akan mengakibatkan ikan dan hewan air lain yang membutuhkan oksigen akan mati. Sebaliknya oksigen terlarut terlalu tinggi juga mengakibatkan proses korosi yang semakin cepat, karena oksigen akan mengikat hydrogen yang melapisi logam.

  1. Carbon dioksida dalam air.

Kepekatan oksigen terlarut dalam air bergantung kepada kepekatan Carbon dioksida yang ada. Bila udara bersentuhan dengan permukaan air, maka carbon dioksida dari udara berputar dengan yang ada di air. Pada air yang tenang terjadi sedikit pertukaran, bila air bergelombang maka pertukaran akan menjadi lebih cepat. Proses pertukaran yang terjadi disebut difusi.

Carbon dioksida juga terdapat dalam air hujan yang terbawa pada saat tetes air turun dari udara. Hal ini mengakibatkan air hujan agak bersifat asam.

  1. Warna dan kekeruhan

Warna air yang terdapat di alam sangat bervariasi, misalnya air di rawa-rawa berwarna kuning, coklat atau hijau. Air sungai biasanya berwarna kuning kecoklatan karena mengandung lumpur. Air limbah yang mengandung besi dalam jumlah yang besar berwarna cokelat kemerahan. Warna air yang tidak normal biasanya merupakan indikasi terjadinya pencemaran air. Kekeruhan menunjukkan sifat optis air, yang mengakibatkan pembiasaan cahaya ke dalam air. Kekeruhan ini terjadi karena adanya bahan yang terapung dan terurainya zat tertentu, seperti bahan organik jasad renik, lumpur tanah liat dan benda lain yang melayang atau terapung dan sangat halus sekali. Semakin keruh air, semakin tinggi daya hantar listriknya dan semakin banyak pula padatannya.

  1. Padatan

Padatan di dalam air akan mengendap pada dasar air, yang lambat laun akan menimbulkan pendangkalan. Akibat lain dari padatan adalah tumbuhnya tanaman air tertentu dan menjadi racun bagi makhluk lain. banyaknya padatan menunjukkan banyaknya lumpur yang terkandung dalam air. Pada dasarnya air yang tercemar selalu mengandung padatan.

  1. Nitrat

Nitrogen sebagai sumber nitrat banyak terdapat di udara. Hanya sedikit organisme yang dapat langsung memanfaatkan nitrogen udara. Tumbuhan dapat mengisap Nitrogen dalam bentuk Nitrat (NO3).

Pengubahan dari nitrogen bebas di udara menjadi nitrat dapat dilakukan secara biologis maupun kimia. Transportasi ini disebut Fiksasi (pengikatan) Nitrogen.

Fiksasi kimia terjadi karena petir di udara memberikan cukup energi untuk menyatukan Nitrogen dan Oksigen, membentuk Nitrogen dioksida (NO2). Gas ini bereaksi dengan air membentuk asam nitrat (NO3).

Tumbuhan dan hewan yang telah mati akan diuraikan proteinnya oleh pembusuk menjadi amoniak dan senyawa ammonium. Nitogen dalam air seni dan kotoran akan berakhir menjadi amoniak juga.

Bila amoniak di ubah menjadi Nitrat, maka dalam air akan terdapat Nitrat. Nitrit sangat beracun di dalam air, tetapi tidak bertahan lama. Nitrat akan berubah menjadi nitrit dalam perut dan keracunan nitrit akan mengakibatkan wajah membiru dan kematian.

  1. Phospor

Protein dan zat-zat organik lainnya mengandung phosphor. Herbivora yang makan tumbuhan akan mendapatkan phosphor. Bila tumbuhan dan hewan tersebut mati, maka bakteri pengurai akan mengembalikan phosphor itu ke dalam air sebagai zat organik terlarut. Kotoran sisa metabolismen hidup di mana akhirnya bakteri menguraikan senyawa organik ini menjadi phosphor.

  1. Aspek Biokimia Pencemaran

Organisme pengurai akan menguraikan senyawa organik menjadi Carbon dioksida dan air. Bakteri lain mengubah amoniak dan nitrit menjadi nitrat. Untuk proses ini diperlukan oksigen. Bila bahan organik dalam air hanya sedikit, maka bakteri akan dengan mudah menguraikannya tanpa gangguan keseimbangan Oksigen dalam air.

Oksigen yang digunakan akan segera tergantikan dengan cara-cara alamiah. Bila jumlah bahan organik tersebut banyak, maka bakteri pengurai akan melipat gandakan diri. Hal ini pada umumnya akan mengakibatkan terjadinya kekurangan oksigen, seperti di rawa-rawa dan di dasar kolam dan danau yang airnya tidak mengalir.

Manusia terus menerus membuang sampah organik ke dalam air sehingga akan terjadi kekurangan oksigen dalam air. Pengujian yang berhubungan dengan kandungan oksigen dalam air dibedakan menjadi dua, yaitu :

  • Uji BOD (Biochemical Oxygen Demand), uji kebutuhan oksigen biokimia.

  • Uji COD (Chemical Oxygen Demand), uji kebutuhan oksigen kimia.

  1. Biochemical Oxygen Demand (BOD)

BOD menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang dibutuhkan organisme hidup untuk menguraikan atau mengoksidasi bahan-bahan buangan di dalam air. Jadi nilai BOD tidak menunjukkan jumlah bahan organik yang sebenarnya, tetapi hanya mengukur secara relatif jumlah oxygen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan-bahan buangan tersebut. Bila konsumsi oksigen tinggi, yang ditunjukkan dengan semakin kecilnya sisa oksigen terlarut di dalam air, maka berarti kandungan bahan buangan yang membutuhkan oksigen adalah tinggi.

Pada umumnya air yang tercemar kandungan oksigennya rendah. Hal ini karena oksigen yang terlarut di dalam air diserap oleh mikro organisme untuk mencegah bahan buangan organik sehingga menjadi bahan yang mudah menguap (ditandai dengan bau busuk).

Selain itu, bahan buangan organik juga dapat bereaksi dengan oksigen yang terlarut di dalam air mengikuti oksidasi biasa. Bahan organik biasanya berasal dari industri kertas, industri penyamakan kulit, industri pengolahan bahan makanan (industri roti, industri susu, industri mentega, industri pembekuan udang, industri pengalengan ikan), bahan buangan limbah rumah tangga, bahan buangan limbah pertanian, kotoran hewan dan kotoran manusia.

  1. Chemical Oxygen Demand (COD)

Untuk mengetahui jumlah bahan organik di dalam air dapat dilakukan suatu uji yang lebih cepat dari uji BOD, yaitu berdasarkan reaksi kimia dari suatu bahan oksigen. Uji COD adalah suatu pengujian yang menentukan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bahan oksida, untuk mengoksidasi bahan organik yang terdapat di dalam air.

Banyak bahan organik yang tidak mengalami penguraian biologis secara cepat berdasarkan pengujian BOD selama 5 hari, tetapi senyawa organik tersebut juga menurunkan kualitas air. Bakteri dapat mengoksidasi bahan organik menjadi CO­2 dan H2O.




  1. Bahan Pencemar Lainnya

Ada beberapa bahan pencemaran lain yang berpengaruh terhadap kualitas air. Bahan pencemaran tersebut antara lain logam berat.

  1. Merkuri (Hg).

Merkuri merupakan elemen alami, sering mencemari lingkungan, terdapat dalam bentuk senyawa dengan elemen lain. merkuri hampir semuanya diproduksi dengan cara pembakaran merkuri sulfide (HgS) di udara, merkuri dilepas sebagai uap, yang kemudian mengalami kondensasi.

Merkuri digunakan dalam produksi alat-alat listrik untuk berbagai keperluan, misalnyalampu merkuri, baterai merkuri. Merkuri digunakan juga sebagai fungsida, membunuh jamur dalam cat, pulp, kertas dan industri pertanian. Cat yang digunakan untuk kapal sering ditambah merkuri oksida (HgO) sebagai anti jamur atau merkuri asetat sebagai anti lapuk. Merkuri juga digunakan dalam proses bahan dasar plastik. Logam merkuri juga digunakan di dalam thermometer dan alat-alat pencatat suhu karena bentuk cairnya ada pada kisaran suhu yang lebar. Penggunaan merkuri dalam industri sering mengakibatkan pencemaran lingkungan.

Dalam kasus keracunan merkuri di Teluk Minamata (Jepang), merkuri sulfat yang digunakan dalam industri, dibuang ke laut Teluk Minamata. Komponen merkuri dapat mengkontaminasi ikan dan makhluk air lainnya, termasuk gangguan dan tumbuhan air. Selanjutnya ikan-ikan kecil dimakan oleh ikan atau hewan air yang lebih besar atau masuk ke dalam tubuh melalui insang, kerang juga dapat mengumpulkan merkuri dalam rumahnya. Ikan dan hewan air tersebut kemudian dikonsumsi manusia, sehingga manusia pun dapat mengumpulkan merkuri dalam tubuhnya.

Semua komponen merkuri merupakan racun terhadap tubuh, merkuri di dalam tubuh dapat menghambat kemampuan kerja enzim dan mengakibatkan kerusakan sel.

  1. Timbal (Pb)

Penggunaan timbal untuk produksi baterai penyimpan untuk mobil, dimana digunakan timbal metalik, untuk produk-produk logam, seperti amunisi, pelapis kabel, pipa, solder, bahan pewarna. Produk-produk logam yang harus tahan karat, misalnya pipa yang digunakan untuk mengalirkan bahan-bahan kimia yang korosif.

Sifat dari timbal antara lain titik cairnya yang rendah, merupakan logam yang lunak sehingga mudah di ubah bentuknya, menjadi logam yang berfungsi sebagai lapisan pelindung bila kontak dengan udara lembab.

  1. Sumber Pencemar

Sumber pencemaran dapat dibedakan menjadi sumber domestik, yaitu semua limbah yang berasal dari kamar mandi, WC, dapur, tempat cuci pakaian, apotik, rumah sakit, yang terdiri dari bahan organik dalam bentuk padat maupun cair, bahan berbahaya dan beracun (B3), garam terlarut, lemak dan bakteri.

Sumber pencemaran lainnya limbah non domestik, yaitu semua limbah yang berasal dari pabrik industri, pertanian, peternakan, transportasi, yang terdiri dari bahan organik, pestisida, bahan pupuk yang mengandung nitrogen.


  1. Pencemaran Tanah

Dalam keadaan normal, tanah harus dapat memberikan daya dukung bagi kehidupan manusia, baik untuk pertanian, peternakan, kehutanan maupun pemukiman. Tanah merupakan sumber daya alam yang mengandung bahan organik dan anorganik yang mampu mendukung pertumbuhan tanaman. Sebagai faktor produksi pertanian, tanah mengandung air dan mineral, yang perlu ditambah untuk pengganti yang habis pakai.

Pencemaran tanah dapat terjadi secara langsung, misalnya penggunaan pupuk secara berlebihan, pemberian pestisida atau insektisida dan pembuangan limbah yang tidak dapat di uraikan (seperti plastik). Air yang mengandung pencemaran akan mengubah susunan kimia tanah sehingga mengganggu jasad hidup dalam tanah atau di permukaan tanah. Udara yang tercemar akan menurunkan hujan yang mengandung bahan pencemar tersebut, akibatnya tanah juga akan tercemar.

Bentuk dan macam limbah yang dihasilkan manusia tergantung pada tingkat perbedaan manusia. sebelum manusia mengenal kemajuan industri dan teknologi, limbah atau bahan buangan yang dihasilkan dari kegiatan manusia pada umumnya bersifat organik. Dari segi kelestarian lingkungan, limbah bersifat organik lebih menguntungkan, karena dengan mudah dapat di uraikan oleh mikroorganisme menjadi bahan yang mudah menyatu kembali dengan alam tanpa menimbulkan pencemaran pada lingkungan.

Kemajuan industri dan teknologi ternyata telah menambah jenis limbah manusia, yang semula sebagian besar bersifat organik menjadi bersifat organik dan anorganik yang sulit diurai oleh mikroorganisme dari bahan buangan gelas dan plastik, untuk memudahkan proses daur ulang bahan buangan tersebut. Proses daur ulang membuat bahan buangan menjadi bahan yang mmasih dapat dimanfaatkan lagi bagi kehidupan manusia.

Penanganan sampah untuk mencegah pencemaran misalnya dengan cara :

  1. Penimbunan (dumping); dengan maksud menutupi rawa, jurang, lakukan tanah di tempat terbuka dan laut (reklamasi). Cara seperti ini menimbulkan bau, kotor, penyakit dan pencemaran.

  2. Landfill (pengisian tanah); mengisi tanah berlegok dengan sampah dan kemudian ditimbun/ditutup dengan tanah.

  3. Pencacahan (grinding); limbah organik dimasukkan ke dalam alat penggilin sehingga menjadi kecil-kecil, dialirkan ke tempat pengolahan lebih lanjut.

  4. Pengkomposan (composting); pengolahan limbah untuk memperoleh kompos untuk menyuburkan tanah. Mikroorganisme membantu menguraikan limbah organik menjadi anorganik pada suhu dan kelembaban udara yang sesuai dengan kehidupan mikroorganisme (bakteri, jamur)

  5. Pembakaran (incineration); dengan hasil gas dan residu.

  6. Pirolisis; mengolah limbah dengan proses dekomposisi senyawa kimia pada suhu tinggi dengan pembakaran tidak sempurna atau suatu proses penguraian kimia deoksigenisasi, denitrogenisasi, misalnya menjadi cairan, gas dan padatan dari limbah berasal dari selulosa.


BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Sejak manusia mengenal peradaban, manusia selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Peningkatan kualitas hidup tidak lain merupakan usaha untuk mendapatkan kenyamanan hidup. Daya dukung alam diartikan sebagai kemampuan alam untuk mendukung kehidupan manusia. Oleh karena itu daya dukung alam harus dijaga agar tetap dapat memberikan dukungannya bagi kehidupan manusia. Daya dukung alam perlu dijaga, karena daya dukung alam dapat berkurang atau menyusut sejalan dengan berjalannya waktu dan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kemajuan industri.



No comments: