Friday 18 December 2015

PERUBAHAN ALAM MENJELANG KEMUNCULAN AL-MAHDI



PERUBAHAN ALAM MENJELANG KEMUNCULAN AL-MAHDI

Ketika tatanan alam semesta yang biasa dirasakan manusia sejak Allah menciptakan langit dan bumi telah berubah, maka hal itu menunjukkan akan terjadinya satu perkara yang luar biasa.

Terjadinya Gerhana Matahari dan Bulan yang Tidak Wajar di Bulan Ramadhan.

Suyuthi menceritakan dalam kitab Al-‘Urfu “I-Warda satu atsar yang diriwayatkan oleh Daruquthni dalam kitab Sunannya dari Imam Ash-Shodiqh Muhammad bin Ali Zainal Abidin termasuk Imam ahlulbait , Ia berkata, “Sesungguhnya menjelang kemunculan Al-Mahdi, ada dua tanda yang belum pernah terjadi sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Akan terjadi gerhana bulan pada malam pertama bulan Ramadhon, lalu akan terjadi Gerhana Matahari pada pertengahan bulan. Hal itu tidak pernah terjadi sejak Allah menciptakan langit dan bumi.”

Dalam kitab Al-Fitan, Nuaim bin Hammad meriwayatkan dari ‘Ali bin Abdulloh bin Abbas ia berkata, Al-Mahdi tidak akan keluar sampai matahari terbit sebagai salah satu tanda (Kekuasaan Allah)
Biasanya, gerhana matahari terjadi ketika bulan berada di antara matahari dan bumi. Sebab, gerhana tersebutb terjadi karena perputaran bulan melenceng dari garis lurus ke arah matahari dan bayangannya menutupi bumi sebagaimana yang dikatakan oleh para ahli astronomi.
Dengan demikian pada kondisi biasa tidak mungkin terjadi gerhana matahari pada permulaan bulan qomariyah. Gerhana matahari biasanya terjadi pada akhir bulan qomariyah. Sedangkan, gerhana bulan biasanya terjadi pada pertengahan pertama bulan qomariyah. Namun akan terjadi peristiwa di luar kewajaran dan menyelisihi hukum alam, yaitu terjadinya gerhana matahari pada permulaan bulan qomariyah dan gerhana bulan diakhir bulan qomariyah. Perubahan sistem alam seperti ini sama dengan kondisi matahari saat terbit dari arah barat menjelang kiamat.
Sebagai pelengkap, bahwa tidak ada hadist khusus tentang terjadinya Gerhana Matahari dan gerhana bulan pada bulan ramadhon sebagai tanda kemunculan Al-Mahdi, kecuali seperti yang kami sebutkan berdasarkan atsar shohih dari sahabat dan Imam Ash-Shodiq. Oleh karena itu, kita menerimanya sebagai pengetahuan saja. Jika peristiwa itu terjadi berarti sebuah kabar gembira tentang kemunculan Al-Mahdi. Wallahu a’lam.

Jatuhnya Bintang Berekor dari Arah Timur

Dalam kitab Al-Malahim wa I-Fitan, Ibnu Thowus menyebutkan satu atsar dari Ka’ab, “Akan muncul bintang dari arah timur sebelum keluarnya Al-Mahdi. Ia memiliki ekor yang cahanya menyinari penduduk bumi sebagaimana cahaya bulan saat purnama”. Juga disebutkan sebuah atsar, “Dan bintang yang dilemparkan cahayanya memancar dari langit disertai dengan suara yang keras sehingga ia jatuh kewilayah timur.
Allah SWT telah bersumpah dengan bintang yang cahayanya menembus dalam surat At-Thoriq :
Artinya : “Demi langit dan yang datang pada malam hari, tahukah kamu apa yang datang pada malam itu? (yaitu) bintang yang cahanya menembus.” (Ath Thoriq [86] : 1-3)

Apakah ayat ini menunjukkan bintang yang disebutkan dalam atsar diatas sebagai tanda yang menjelang kemunculan Al-Mahdi? Wallahu a’lam. Secara etimologi, munculnya bola api yang memiliki kemampuan untuk membakar penutup. Yang demikian itulah yang dinamakan bintang yang cahayanya menembus.
Sedangkan, kata ath-thorqu secara etimologi bermakna memukul. Juga bermakna mencabut bulu. Bisa juga bermakna kegelapan dan batu yang bertumpang tindih satu dengan yang lainnya. Sedangkan, kalimat ath-thoriq, aththoro’iq dan ath-thoruq bermakna tempat mengalir. Sedangkan, Athroqo berarti diam tidak berbicara. Ada yang mengatakan bahwa Ath-Thoriq berarti bintang pagi. Jadi, Ath-Thoriq adalah sesuatu yang memiliki jalan dan tidak bisa dihalangi. Ia akan bergerak secara tiba-tiba dan belum pernah terjadi sebelumnya.
Ibnu Katsir berkata dalam tafsirnya, “Qotadah dan penafsiran lainnya mengatakan, ‘Bintang disebut ath-thoriq karena ia nampak pada malam hari dan tidak kelihatan pada siang hari. Ia menguatkan pendapat ini berdasarkan hadist shohih bahwa Rasulullah SAW melarang seseorang untuk mendatangi istrinya pada malam hari dengan tiba-tiba (diungkapkan dalam kalimat yathruqu). Pada hadist lain, mengandung makna doa :
“Kecuali thoriqon (doa) kebaikan yang dipanjatkan, wahai Dzat Yang Maha Pengasih”.
Adapun firman Allah Ta’ala, “Ats-Tsaqib,” maka Ibnu Abbas berkata, :”Yakni yang bercahaya.” Sedangkan, As-Suddi berkata, “Yang membakar setan-setan saat dilemparkan kepada mereka.” Adapun ‘Ikrimah berpendapat, “Maknanya bercahaya dan membakar setan.”
Ada sebuah bintang berekor yang dikenal dengan nama komet Hely yang dinisbatkan kepada nama penemunya. Ia berputar mengelilingi bumi selama 76 tahun. Penduduk bumi belahan barat menyebutnya dengan bintang setan karena kepercayaan mereka bahwa jika telah dekat kemunculan bintang berekor ini, maka akan terjadi bencana dibumi. Bintang tersebut pernah kelihatan pada tahun 1986 M.
Sedangkan menurut ahlukitab ada keterkaitan antara munculnya sebagaian bintang dengan kelahiran tokoh-tokoh pening dunia. Sebagaimana yang terjadi ketika Al-Masih lahir. Seorang tokoh agama dari kalangan Majusi datang dan menceritakan bahwa baru saja ia melihat bintang dilangit. Begitu pula saat Nabi SAW lahir, orang-orang Yahudi Madinah mengetahui kelahirannya dengan kemunculan satu bintang tertentu.

Pendeknya Waktu Siang dan Malam atau Disebut dengan Semakin Pendeknya Masa

Ini termasuk tanda kiamat kecil yang nampak pada hari kemunculan Dajjal atau sebelmunya. Hai itu sebagai bukti akan minimnya barokah waktu.
Rasulullah SAW bersabda :
“Kiamat tidak akan terjadi hingga waktu semakin sempit. Setahun seperti Sebulan, Sebulan Seperti Satu Pekan, dan Sepekan seperti sehari, dan sehari bagaikan satu jam, dan satu jam seperti nyala api
Dari Abu Huroiroh, ia berkata, “Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya diantara tanda-tanda kiamat adalah waktu semakin singkat, ilmu berkurang, banyak fitnah dan adanya kebakhilan.
Juga sabda beliau :
“Kiamat tidak akan terjadi hingga waktu menjadi singkat, maka setahun seperti sebulan, Sebulan seperti Sepekan, Sepekan seperti Sehari, Sehari seperti Sejam dan Sejam seperti terbakarnya pelepah pohon kurma.
Keadaan akan semakin berat pada masa Dajjal dimana ia akan hidup dimuka bumi selama empat puluh hari. Sehari seperti satu tahun, sehari berikutnya bagaikan satu bulan, satu hari berikutnya seperti sepekan, dan sisa hari-hari lainnya seperti hari kita.
Rasulullah SAW bersabda dalam hadist yang diriwayatkan oleh Nawwas bin Sam’an, “Kami bertanya, “Wahai Rasulullah, berapa lama ia (Dajjal) tinggal di bumi?”
Beliau menjawab, “Empat puluh hari. Satu hari seperti Satu Tahun, Satu hari berikutnya seperti satu bulan, sehari berikutnya seperti satu pekan dan sisa hari-hari lainnya seperti hitungan hari kalian.”
Kami bertanya, “Wahai Rasulullah, yang sehari seperti satu tahun, apakah sudah cukup bagi kami sholat senilai sehari?”
Beliau menjawab, “Tidak. Perkirakanlah batasan waktunya

Sumber : Buku Misteri Munculnya Imam Mahdi. (Penulis Manshur \Abdul Hakim)

No comments: