PERUBAHAN ALAM MENJELANG KEMUNCULAN AL-MAHDI
Ketika tatanan
alam semesta yang biasa dirasakan manusia sejak Allah menciptakan langit dan
bumi telah berubah, maka hal itu menunjukkan akan terjadinya satu perkara yang
luar biasa.
Terjadinya Gerhana Matahari dan Bulan yang Tidak Wajar di Bulan
Ramadhan.
Suyuthi
menceritakan dalam kitab Al-‘Urfu “I-Warda satu atsar yang diriwayatkan oleh
Daruquthni dalam kitab Sunannya dari Imam Ash-Shodiqh Muhammad bin Ali Zainal
Abidin termasuk Imam ahlulbait , Ia berkata, “Sesungguhnya menjelang kemunculan
Al-Mahdi, ada dua tanda yang belum pernah terjadi sejak Allah menciptakan
langit dan bumi. Akan terjadi gerhana bulan pada malam pertama bulan Ramadhon,
lalu akan terjadi Gerhana Matahari pada pertengahan bulan. Hal itu tidak pernah
terjadi sejak Allah menciptakan langit dan bumi.”
Dalam kitab
Al-Fitan, Nuaim bin Hammad meriwayatkan dari ‘Ali bin Abdulloh bin Abbas ia
berkata, Al-Mahdi tidak akan keluar sampai matahari terbit sebagai salah satu
tanda (Kekuasaan Allah)
Biasanya,
gerhana matahari terjadi ketika bulan berada di antara matahari dan bumi. Sebab,
gerhana tersebutb terjadi karena perputaran bulan melenceng dari garis lurus ke
arah matahari dan bayangannya menutupi bumi sebagaimana yang dikatakan oleh
para ahli astronomi.
Dengan demikian
pada kondisi biasa tidak mungkin terjadi gerhana matahari pada permulaan bulan
qomariyah. Gerhana matahari biasanya terjadi pada akhir bulan qomariyah. Sedangkan,
gerhana bulan biasanya terjadi pada pertengahan pertama bulan qomariyah. Namun akan
terjadi peristiwa di luar kewajaran dan menyelisihi hukum alam, yaitu
terjadinya gerhana matahari pada permulaan bulan qomariyah dan gerhana bulan
diakhir bulan qomariyah. Perubahan sistem alam seperti ini sama dengan kondisi
matahari saat terbit dari arah barat menjelang kiamat.
Sebagai pelengkap,
bahwa tidak ada hadist khusus tentang terjadinya Gerhana Matahari dan gerhana
bulan pada bulan ramadhon sebagai tanda kemunculan Al-Mahdi, kecuali seperti
yang kami sebutkan berdasarkan atsar shohih dari sahabat dan Imam Ash-Shodiq. Oleh
karena itu, kita menerimanya sebagai pengetahuan saja. Jika peristiwa itu
terjadi berarti sebuah kabar gembira tentang kemunculan Al-Mahdi. Wallahu a’lam.
Jatuhnya Bintang Berekor dari Arah Timur
Dalam kitab Al-Malahim wa I-Fitan, Ibnu Thowus menyebutkan satu atsar dari Ka’ab,
“Akan muncul bintang dari arah timur sebelum keluarnya Al-Mahdi. Ia memiliki
ekor yang cahanya menyinari penduduk bumi sebagaimana cahaya bulan saat purnama”.
Juga disebutkan sebuah atsar, “Dan bintang yang dilemparkan cahayanya memancar
dari langit disertai dengan suara yang keras sehingga ia jatuh kewilayah timur.
Allah SWT telah bersumpah dengan
bintang yang cahayanya menembus dalam surat At-Thoriq :
Artinya : “Demi langit dan yang
datang pada malam hari, tahukah kamu apa yang datang pada malam itu? (yaitu)
bintang yang cahanya menembus.” (Ath
Thoriq [86] : 1-3)
Apakah ayat
ini menunjukkan bintang yang disebutkan dalam atsar diatas sebagai tanda yang
menjelang kemunculan Al-Mahdi? Wallahu a’lam.
Secara etimologi, munculnya bola api yang memiliki kemampuan untuk membakar
penutup. Yang demikian itulah yang dinamakan bintang yang cahayanya menembus.
Sedangkan,
kata ath-thorqu secara etimologi
bermakna memukul. Juga bermakna mencabut bulu. Bisa juga bermakna kegelapan dan
batu yang bertumpang tindih satu dengan yang lainnya. Sedangkan, kalimat ath-thoriq, aththoro’iq dan ath-thoruq bermakna tempat mengalir. Sedangkan,
Athroqo berarti diam tidak berbicara.
Ada yang mengatakan bahwa Ath-Thoriq
berarti bintang pagi. Jadi, Ath-Thoriq
adalah sesuatu yang memiliki jalan dan tidak bisa dihalangi. Ia akan bergerak
secara tiba-tiba dan belum pernah terjadi sebelumnya.
Ibnu Katsir
berkata dalam tafsirnya, “Qotadah dan penafsiran lainnya mengatakan, ‘Bintang
disebut ath-thoriq karena ia nampak
pada malam hari dan tidak kelihatan pada siang hari. Ia menguatkan pendapat ini
berdasarkan hadist shohih bahwa Rasulullah SAW melarang seseorang untuk
mendatangi istrinya pada malam hari dengan tiba-tiba (diungkapkan dalam kalimat
yathruqu). Pada hadist lain,
mengandung makna doa :
“Kecuali thoriqon (doa) kebaikan yang
dipanjatkan, wahai Dzat Yang Maha Pengasih”.
Adapun firman
Allah Ta’ala, “Ats-Tsaqib,” maka Ibnu
Abbas berkata, :”Yakni yang bercahaya.” Sedangkan, As-Suddi berkata, “Yang
membakar setan-setan saat dilemparkan kepada mereka.” Adapun ‘Ikrimah
berpendapat, “Maknanya bercahaya dan membakar setan.”
Ada sebuah
bintang berekor yang dikenal dengan nama komet Hely yang dinisbatkan kepada
nama penemunya. Ia berputar mengelilingi bumi selama 76 tahun. Penduduk bumi
belahan barat menyebutnya dengan bintang setan karena kepercayaan mereka bahwa
jika telah dekat kemunculan bintang berekor ini, maka akan terjadi bencana
dibumi. Bintang tersebut pernah kelihatan pada tahun 1986 M.
Sedangkan menurut
ahlukitab ada keterkaitan antara munculnya sebagaian bintang dengan kelahiran
tokoh-tokoh pening dunia. Sebagaimana yang terjadi ketika Al-Masih lahir. Seorang
tokoh agama dari kalangan Majusi datang dan menceritakan bahwa baru saja ia
melihat bintang dilangit. Begitu pula saat Nabi SAW lahir, orang-orang Yahudi
Madinah mengetahui kelahirannya dengan kemunculan satu bintang tertentu.
Pendeknya Waktu Siang dan Malam atau Disebut dengan Semakin Pendeknya
Masa
Ini termasuk tanda
kiamat kecil yang nampak pada hari kemunculan Dajjal atau sebelmunya. Hai itu
sebagai bukti akan minimnya barokah waktu.
Rasulullah SAW
bersabda :
“Kiamat tidak akan terjadi hingga waktu
semakin sempit. Setahun seperti Sebulan, Sebulan Seperti Satu Pekan, dan
Sepekan seperti sehari, dan sehari bagaikan satu jam, dan satu jam seperti
nyala api
Dari Abu
Huroiroh, ia berkata, “Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya diantara tanda-tanda kiamat
adalah waktu semakin singkat, ilmu berkurang, banyak fitnah dan adanya
kebakhilan.
Juga sabda
beliau :
“Kiamat tidak akan terjadi hingga waktu
menjadi singkat, maka setahun seperti sebulan, Sebulan seperti Sepekan, Sepekan
seperti Sehari, Sehari seperti Sejam dan Sejam seperti terbakarnya pelepah
pohon kurma.
Keadaan akan
semakin berat pada masa Dajjal dimana ia akan hidup dimuka bumi selama empat
puluh hari. Sehari seperti satu tahun, sehari berikutnya bagaikan satu bulan,
satu hari berikutnya seperti sepekan, dan sisa hari-hari lainnya seperti hari
kita.
Rasulullah SAW
bersabda dalam hadist yang diriwayatkan oleh Nawwas bin Sam’an, “Kami bertanya,
“Wahai Rasulullah, berapa lama ia (Dajjal) tinggal di bumi?”
Beliau
menjawab, “Empat puluh hari. Satu hari
seperti Satu Tahun, Satu hari berikutnya seperti satu bulan, sehari berikutnya
seperti satu pekan dan sisa hari-hari lainnya seperti hitungan hari kalian.”
Kami bertanya,
“Wahai Rasulullah, yang sehari seperti satu tahun, apakah sudah cukup bagi kami
sholat senilai sehari?”
Beliau
menjawab, “Tidak. Perkirakanlah batasan
waktunya
Sumber : Buku Misteri Munculnya Imam Mahdi. (Penulis Manshur \Abdul
Hakim)
No comments:
Post a Comment