Sebelum
kemunculan Al-Mahdi, maka umat manusia secara umum dan umat Islam secara
khusus, akan menghadapi berbagai fitnah dan bala’. Orang-orang kafir bergantian
menguasai umat Islam. Diberbagai negara Islam banyak terjadi kegoncangan
sehingga mereka tidak dapat menikmati ketenangan politik, atau bahkan dari segi
ekonomi.
Diantara
fitnah terpenting yang muncul adalah keluarganya lelaki yang diperselisihkan
oleh umat manusia tentang jati dirinya. Ia disebutkan dalam sebuah hadist yang
diriwayatkan oleh Abu Dawud secara marfu’ dari Nabi SAW dengan nama Harits bin
Harrots, Namun nama itu bukan nama aslinya. Beliau bersabda :
“Akan keluar seorang lelaki dari Ma Waro’an
Nahr, bernama Harits bin Harrots yang didahului munculnya seorang lelaki yang
bernama Manshur – ini juga bukan nama asli – yang akan meneguhkan kedudukan
keluarga Muhammad, sebagaimana orang-orang Quraisy meneguhkan kedudukan
Muhammad. Bagi setiap mukmin wajib untuk menolongnya atau menjawab seruannya”.
Penulis kitab
‘Aunu ‘I-Ma’bud Syarhu Sunani Abi Dawud menerangkan maksud hadits, “Maksud
keluarnya laki-laki sholih dari Ma Waro’an Nahr (belakang sungai) yaitu yang
dibelakangnya, seperti Bukhoro, Samarqond dan semisalnya. Maksud persiapan dan
peneguhan disini adalah mempersiapkan segala sarana dengan harta dan
menyerahkan urusan khilafah kepada keluarga Muhammad SAW dan kepada Al-Mahdi
secara khusus.
Fitnah semakin
meluas sampai tahun kemunculan Al-Mahdi, sebagaimana yang dikabarkan oleh Hakim
dalam kitab Al-Mustadrok dari Nabi
SAW bahwasanya beliau bersabda, “Pada
bulan Dzulqo’dah, berbagai kabilah saling bersengketa saat mereka pergi Haji.
Maka, terjadilah kerusuhan besar di Mina sehingga orang yang mereka cari –
Yaitu Al-Mahdi_ lari, ia dibaiat di antara Rukun Hajar Aswad dan Maqom Ibrahim,
padahal ia tidak suka dibaiat. Jumlah mereka seperti orang-orang yang ikut
perang Badar. Para penduduk langit dan bumi ridho padanya.”
Ibnu Hajar
Al-Haitami menyebutkan dalam kitab Al-Qoulu
I-Mukhtashor tentang tanda-tanda yang mendahului kemunculan Al-Mahdi :
-
Munculnya berbagai fitnah yang banyak membunuh
manusia.
-
Keluarnya pasukan berbendera hitam dari arah
timur yang memerangi Sufyani dengan pimpinan Al-Hasyimi dan Syu’aib bin Sholih
yang siap tunduk dan berbaiat kepada Al-Mahdi setelah kemunculannya.
-
Keluarnya Al-Mahdi setelah terbunuhnya jiwa yang
suci.
-
Terjadinya fitnah yang didahului dengan
penghalalan hal-hal yang haram, kemudian datanglah kekholifaan kepadanya
sedangkan ia duduk di rumahnya.
-
Juga, yang menjadi permulaan kemunculan Al-Mahdi
adalah semakin beratnya fitnah yang dialami penduduk Kufah. Mereka mendapatkan
bala’ yang besar dari Sufyani berupa pembunuhan, penawanan dan perampasan,
sehingga kemunculan Al-Mahdi sebagai jalan keluar bagi keadaan mereka.
-
Munculnya bangsa Turki, matinya seorang
khalifah, dicabutnya Khalifah berikutnya setelah berlalu beberapa tahun,
terjadilah penenggelaman di dekat mesjid Damaskus serta keluarnya tiga orang di
Syam yang saling berebut kekhilafahan dan kerajaan disana.
-
Keluarnya Sufyani sebelum Al-Mahdi
-
Keluarnya Hasyimi dan perlawanannya terhadap
Sufyani, ia membawa pedang di pundaknya selama delapan belas bulan kemudian ia
menuju ke arah Baitul Maqdis namun belum kesampaian.
Termasuk
fitnah yang mendahului kemunculan Al-Mahdi adalah perebutan kekhilafahan dan
simpanan Ka’bah serta terjadinya peperangan antara tiga putra kholifah.
Rasulullah SAW bersabda :
“Akan saling berperang pada perbendaharaan
kalian tiga orang yang semuanya adalah putra kholifah. Kemudian, tidak ada
seorang pun dari mereka yang menang. Lalu, muncullah pasukan berbendera hitam
dari arah timur, lalu memerangi mereka dengan peperangan yang belum pernah
dilakukan satu kaum pun. ‘Kemudian beliau bersabda, ‘Jika kalian bisa melihat
pemimpin mereka, maka datanglah kepadanya meskipun dengan merangkak di atas
salju, karena sesungguhnya ia adalah kolifah Allah, Al-Mahdi”.
Hadist
tersebut membahas perebutan harta simpanan di Jazirah Arab terjadi di akhir
zaman sebelum munculnya Al-Mahdi. Pertentangn ini terjadi antara tiga putra
kholifah. Pertentangan yang terjadi bukan karena berebut kekuasaan dan
kerajaan, melainkan pertentangan tentang harta simpanan. Lalu, harta simpanan
apakah itu? Bisa jadi yang dimaksud simpanan disini adalah minyak. Karena,
maksud al-kanzu adalah apa yang
tersimpan di dalam tanah lalu dikeluarkan darinya.
Sebagian orang
memahami bahwa pertentangan ini adalah dalam rangka merebut kekuasaan, tetapi
hadist tersebut menunjukkan bahwa mereka berebut harta simpanan. Namun, mereka
semua tidak berhasil menguasainya. Hal ini seperti gunung emas yang muncul di
dasar sungai Eufrat dan manusia berperang untuk memperebutkannya. Peristiwa tersebut
adalah peperangan untuk memperebutkan harta benda yang akan terjadi di akhir
zaman, baik berupa minyak atau yang lainnya.
Bisa jadi para
ulama salaf telah memahami bahwa perang memperebutkan harta simpanan yang
disebutkan dalam hadist di atas adalah perang memperebutkan kekuasaan dan
kekholifaan. Karena dua hal; memperebutkan harta berarti memperebutkan
kekuasaan, karena satu dengan yang lainnya saling berkaitan.
Alasan lainnya
adalah bahwa yang bersengketa untuk memperebutkan simpanan adalah tiga putra
kholifah, raja, penguasa atau semisalnya. Dan yang mengherankan, ternyata
diakhir peperangan ini tidak ada satu pun diantara mereka yang berhasil
menguasainya.
Ada atsar lain
yang menunjukkan bahwa pertentangan tersebut untuk memperebutkan kekuasaan yang
menyebabkan tidak adanya amir haji pada tahun kemunculan Al-Mahdi. Inilah yang
menjadikan sebagian orang menafsirkan pertempuran memperebutkan harta simpanan
tersebut dengan perebutan kekuasaan dan kekholifahan. Wallahu a’lam.