Sunday 12 December 2010

KETULIAN PADA ANAK KECIL

PENDAHULUAN
Kita membicarakan tentang pengaruh tuli permanen pada anak kecil. Ketulian sementara pada anak-anak akan dibicarakan lain kali.
Kejadian ketulian jenis ini adalah 1 : 10.000 penduduk. Biasanya ibu membawa anaknya bukan karena tidak dapat mendengar tetapi karena anak tidak dapat berbicara. Sebelum membicarakan hal ini dan membicarakan metode penyidikan terhadap kelainan tersebut kita harus membicarakan lebih dahulu bagaimana seorang anak dapat mengerti bicara dan bahasa.

PERKEMBANGAN BICARA DAN MENDENGAR NORMAL
Bayi yang baru lahir memberi reaksi atas sunyi yang keras dengan refleks moro. Ia belum dapat menentukan arah bunyi. Pada usia 4 bulan pertama ia menjadi biasa dengan suara bising disekelilingnya dan pada akhir periode ini ia mulai dapat menghubungkan bunyi tertentu dengan benda atau orang tertentu. Ia akan menoleh ke arah bunyi dentingan sendok dengan mangkok makanannya. Ia akan menoleh ke arah gemerincing. Tetapi ia hanya menoleh pada bunyi sebatas telinga dan tidak dapat menentukan asal bunyi yang berasal diatas kepalanya. Pada usia 6 sampai 8 bulan anak yang normal akan mencoba-coba bersuara. Ia akan mengucapkan bunyi seperti ma ma ma dan da da da dan ba ba ba, diulang-ulang dengan gembira, ia tidak saja mencoba huruf hidup atau huruf mati tapi juga mencoba-coba bermacam-macam nada sehingga sering ia dapat didengar sebagai mencampur adukan suara. Adalah wajar bila anak bersuara secara spontan, tetapi hal ini hanya dapat berlangsung apabila ia dapat mendengar suaranya sendiri. Dengan kata lain suara adalah umpan balik bagi anak melewati kerangka tubuhnya ke organ pendengaran. Ini adalah cara mengatur suaranya sendiri.
Pada usia sekitar 12 bulan rata-rata anak dapat mengucapkan kata pertamanya. Berangsur-angsur sekitar 6 bulan berikutnya ia menambah lima kata lagi. Pada usia 2 tahun ia telah mempunyai perbendarahaan sebanyak dua puluh empat kata dan pada usia 3 tahun ia mempunyai tiga ratus kata. Pada usia antara 3 dan 5 tahun bahasa telah terbentuk. Reaksi terhadap bunyi pada rata-rata anak disarikan dalam tabel I sebagai berikut :
Tabel I
Setelah lahir : reaksi terkejut terhadap bunyi yang keras
Usia 4 bulan : menoleh pada suara berarti sebatas telinga
Usia 6 – 8 bulan : mengoceh ma ma ma, dsb.
Usia 1 tahun : satu kata
Usia 18 bulan : enam kata
Usia 2 tahun : dua puluh empat kata
Usia 3 tahun : tiga ratus kata
Usia 3 dan 5 tahun : berbahasa
Penting untuk diketahui bahwa proses diatas hanya dapat dilakukan oleh anak dengan kecerdasan normal. Tabel diatas merupakan kemampuan rata-rata untuk anak dengan I.Q. 100
Kesulitan yang dihadapi dokter adalah menentukan apakah anak tidak dapat berbicara karena tuli atau karena terkebelakang mentalnya atau afasia.
Malangnya anak yang terkebelakang tidak dapat melalui tahap pendengaran pada umur yang sesuai, karena lingkungannya mungkin terlalu sempit sehingga ia tidak dapat bereaksi terhadap bunyi yang lemah pada jarak jauh.
Tahap-tahap perkembangan fisik pada anak yang normal ialah sebagai berikut :
Tabel II
Memfokuskan mata : enam minggu
Mengangkat kepala : tiga sampai empat bulan
Duduk tanpa dibantu : enam sampai delapan bulan
Berdiri : sepuluh sampai dua belas bulan
Berjalan : dua belas sampai empat belas bulan
Makan sendiri : dua belas sampai delapan belas bulan
Bersih dan kering : dua sampai tiga tahun

PENYAKIT TULI BAWAAN
Kebanyakan tuli bawaan adalah tuli saraf atau tuli persepti. Beberapa jenis menurun dalam keluarga (misalnya sindroma Waardenburg – warna iris berbeda, bercak putih pada rambut, dan tuli perseptif). Sebagian kasus karena ibu mendapat bahan ototoksis pada stadium pembentukan telinga (enam sampai dua belas minggu usia kehamilan) hal ini terjadi pada anak dengan ibu yang menderita rubella. Kadang-kadang tuli akibat ibu menderita lues.
Banyak kasus akibat kekurangan oksigen (hipoksi) pada saat lahir. Hal ini mungkin akibat faktor inkomtabilitas rhesus atau asfiksi perinatal; pada kedua kejadian ini penyebab tuli ialah kekurangan oksigen dan kematian sel saraf. Walaupun penyebab kematian pada anak-anak dapat dikelompok-kelompokkan, tetapi sebagian besar penyebab belum diketahui dengan jelas.

PEMERIKSAN TERHADAP ANAK TULI
Telah disebutkan bahwa tugas dokter dalam menentukan anak tuli adalah sukar. Yang dicoba ditunjukkan ialah kemampuan anak yang terhambat akibat kurangnya pendengaran. Hal ini mungkin sangat sukar, sehingga diperlukan kerjasama dengan bagian lain. Suatu tim penilai biasanya terdiri dari ahli anak, ahli psikologi, guru tuna rungu, dokter sekolah dan ahli THT. Tidak seorangpun dari mereka lebih penting dari pada yang lain.
Biasanya seorang anak kecil diperiksa oleh beberapa orang, sementara itu reaksinya terhadap bunyi diamati oleh seorang dari anggota tim yang berada seruangan dengan si-anak. Anggota yang lain berada di luar; pada kamar observasi yang mempunyai saluran komunikasi. Sebelum reaksi terhadap bunyi ditentukan, anggota tim mengajukan pertanyaan pada ibu. Keterangan yang diperlukan ialah:
1. Apa yang menyebabkan ibu curiga kalau anaknya tuli? Bagaimana reaksinya terhadap suara?
2. Pada usia berapa anak mencapai tahap-tahap kepandaian? Bagaimana dibandingkan dengan suara kembarnya?
3. Apakah ada riwayat ketulian dalam keluarga?
4. Apakah ibu sakit pada saat kehamilan bulan kedua/ketiga? Apakah saat itu mendapat obat? Apakah ibu rhesus positip atau negatif ?
5. Apakah umur kehamilannya cukup? Apakah ada toksemia?
6. Apakah kelahirannya berjalan normal? Apakah ia segera bernafas dan menangis? Apakah ada tanda-tanda kekurangan oksigen (hipoksi perinatal)
7. Apakah anak pernah sakit keras?
Sesudah mendapat jawaban atas pernyataan tersebut dilakukan pemeriksaan pada anak. Pada pemeriksaan fisik dicatat keadaan umum dan kontrol serta stabilitas otot. Telinga, hidung dan tenggorok diperiksa untuk menyingkirkan kemungkinan penyebab tuli konduktif. Mata, jantung dan paru-paru diperiksa untuk mengetahui adanya kelainan.
Sementara ibu ditanyai anak dibawa ke ruang pemeriksaan untuk bermain-main. Selanjutnya anak dirangsang oleh bunyi dengan bermacam-macam nada dan intensitas, dari segala sudut dan reaksinya dicatat oleh pengamat. Jawaban yang positif adalah yang memuaskan bagi semua anggota team.
Untuk anak sampai usia 9 bulan uji meliputi bunyi :
- Dentingan sendok dengan mangkok
- Gemerincingnya nada tinggi dan rendah
- Kertas diremas-remas
- Dering be;l
- Kotak musik yang dimainkan
- Memanggil namanya
- Suara desis
Bunyi-bunyi tersebut diperdengarkan sebatas telinga untuk mengetahui reaksi masing-masing telinga dengan menoleh ke sumber bunyi. Sampai usia 9 bulan anak belum dapat melokalis bunyi yang tidak diperdengarkan sebatas telinga. Sesudah usia 9 bulan bermacam bunyi dapat dipakai termasuk musik dan percakapan orang dengan pengeras suara, gendering, gemerincing, dan silofon. Apabila anak lebih besar ia dapat dibiasakan bermain. Dalam permainan ini bila anak mendengarkan sesuatu ia harus melakukan sesuatu gerakan pula misalnya mengambil kelereng dan memasukkannya kedalam kotak atau memindahkan boneka dari suatu kotak mainan. Rangsangan bunyi dapat bermacam-macam frekuensi dan intensitas, kerasnya bunyi dapat diukur dengan alat pengukur kekerasan bunyi. Dengan cara ini kita dapat membuat audiogram sederhana.
Pembuatan audiogram nada murni dengan memakai head phone dan audiometer ini tidak selalu dapat dibuat bila anak belum berusia 4 tahun atau lebih. Walaupun demikian demi kepentingan penderita ketulian harus di diagnosa pada setiap umur, dan sangat terlambat bila usia sampai 4 tahun belum diketahui dengan pasti derajat ketuliannya. Dikatakan terlambat karena pengembangan bicara sebagai reaksi atas suara akan segera berlalu. Setelah usia 4 tahun hanya tinggal delapan belas bulan lagi bagi si anak untuk dapat berbicara atau berbahasa, walaupun anak sangat cerdas dan guru penuh perhatian, waktu sependek itu tidak akan cukup. Sesudah usia 5 tahun anak mulai kehilangan kemampuannya untuk mengembangkan bahasa. Dari apa yang telah dibicarakan nampak bahwa diagnosa ketulian pada sat kunjungan pertama. Bila hal ini terjadi ibu dan anak perlu datang berulang kali sampai pemeriksa dapat menentukan anak tersebut tuli atau tidak.

PENGOBATAN
Hasil diagnosis biasanya menunjukkan tuli saraf yang berat, yang pada umumnya lebih berat terhadap frekuensi tinggi dari pada frekuensi rendah. Hal ini berarti bahwa anak lebih mudah mendengar huruf hidup dari pada huruf mati. Huruf mati frekuensinya tinggi intensitasnya rendah dan huruf hidup frekuensinya rendah dan intensitasnya tinggi.
Bila ia harus mendapat alat pembantu mendengar, pengerasan suara pada frekuensi tinggi harus lebih kuat dari pada frekuensi rendah.
Apabila ketulian telah diagnosa dan anak diberikan alat pembantu mendengar. Alat pembantu mendengar dipasang pada tiap-tiap telinga karena lebih menguntungkan masing-masing telinga mempunyai alat sendiri untuk mendapatkan suara stereo. Walaupun belum pernah dibuktikan, kebanyakan anak tuli dapat mendengar lebih baik dengan suatu alat pembantu mendengar biasa yang kabel penerimanya berbentuk Y untuk kedua telinganya. Pemakaian alat pembantu mendengar dengan kabel Y tidak dapat mengatasi dengan sempurna ketuliannya tetapi yang sangat penting ialah segera mulai mendidik Ibu dan Anak dalam pemakaian alat pembantu mendengar. Oleh karena itu kebanyakan pemerintah setempat menyediakan fasilitas latihan bagi ibu dan anak dan pendidikan pra sekolah bagi anak-anak tuli ini. Mula-mula Ibu dan anak mengunjungi sekolah secara perorangan sekali atau dua kali seminggu dengan seorang guru bagi anak yang tuli. Kemudian anak masuk taman kanak-kanak dan mendapat pendidikan bersama dengan anak lain-lain. Ini biasanya dilaksanakan pada usia 2 sampai 2 tahun.
Bila anak tuli sudah diketahui sejak dini, latihan mendengar dimulai segera sehingga anak kelak dapat dididik di sekolah biasa dengan anak yang lain yang dapat mendengar. Disini tentu merupakan tempat yang ideal baginya. Walaupun demikian banyak anak dengan tuli-berat untuk pendidikan formalnya hanya dapat dilakukan ditempat tertentu dengan pelatih bicara. Guru harus mendapat latihan khusus untuk mengajar anak tuli. Kelas harus kecil, biasanya sekitar delapan anak dalam satu kelas. Pendidikan disini selalu merupakan proses yang lambat dan anak tuli ditentukan oleh undang-undang harus tetap sekolah sampai usia 16 tahun.
Dalam lima puluh tahun terakhir pendidik anak tuli maju dengan pesat, apabila lima puluh tahun akan datang kemajuan tetap terjadi, maka hambatan sosial yang serius akan berakhir.

No comments: