Tepatnya jam terakhir waktu itu, ketika sang guru mulai berjalan menuju sebuah kelas yang tak jauh dari ruang guru. Sesampainya di dalam kelas sang guru meminta salah seorang siswa untuk mengambil gitar yang ada di bagian pojok belakang kelas itu. Tampak anak-anak di kelas itu mencoba menebak-nebak dalam hati apa yang akan dilakukan sang guru siang itu. Bagi anak-anak, belajar dengan sang guru adalah sebuah penantian. Mereka menanti pembelajaran bersama sang guru dengan segala aktivitas yang berbeda dengan guru-guru yang lain.
Seiring langkah Richard mengambil gitar, anak-anak serasa tak sabar menanti kegiatan apa yang akan mereka lakukan siang itu. Akhirnya waktu yang ditunggu-tunggu itu datang juga tepat langkah Richard sampai di depan sang guru lagi. Sang guru pun segera meminta Richard untuk mengiringi kelas yang akan menyanyikan sebuah lagu populer.
Anak-anak pun tampak begitu bersemangat tatkala sang guru mengajak mereka untuk menyanyikan sebuah lagu dari Ada Band dengan judul “Yang Terbaik Bagimu”. Petikan gitar Richard pun memulai dengan begitu syahdu, yang tak lama disusul suara serempak kelas menyanyikan bait demi bait lagu itu.
Teringat masa kecilku kau peluk dan kau manja
Indahnya saat itu buatku melambung
Di sisimu terngiang hangat napas segar harum tubuhmu
Kau tuturkan segala mimpi-mimpi serta harapanmu
Kau ingin ku menjadi yang terbaik bagimu
Patuhi perintahmu jauhkan godaan
Yang mungkin kulakukan dalam waktu kuberanjak dewasa
Jangan sampai membuatku terbelenggu jatuh dan terinjak
Tuhan tolonglah sampaikan sejuta sayangku untuknya
Kuterus berjanji tak kan khianati pintanya
Ayah dengarlah betapa sesungguhnya kumencintaimu
Kan kubuktikan kumampu penuh maumu
Andaikan detik itu kan bergulir kembali
Kurindukan suasana basuh jiwaku
Membahagiakan aku yang haus akan kasih dan sayangmu
Tuk wujudkan segala sesuatu yang pernah terlewati
Tampak sang guru dan anak-anak menyanyikan lagu itu serasa begitu menghayatinya dengan penuh fantasi yang menggambarkan lirik lagu itu. Gurat wajah mereka menyiratkan betapa lagu itu telah membawa mereka pada keadaan yang terdalam akan makna kehidupan ini. Lagu Ada Band itu telah mengantar kelas itu pada situasi untuk melihat kembali jalan hidup mereka masing-masing dengan segala lika-likunya. Serasa syahdu dan haru siang itu, tatkala mereka pun meresapi dan memaknai arti seorang ayah dalam hidup mereka melalui rangkaian kata demi kata dalam lagu itu yang begitu menyentuh hati.
Graffiti Pemaknaan
Pembelajaran siang itu dimulai begitu syahdu rasanya dengan menyanyikan sebuah lagu yang diiringi petikan gitar yang mendeting serasa semakin membuat harunya situasi. Sang guru pun hayut dalam situasi itu dan membuat matanya berkaca-kaca mencerminkan sebuah perasaan terdalam akan arti seorang ayah dalam hidupnya.
Menyanyikan sebuah lagu itu menjadi sebuah awal dalam pembelajaran siang itu. Sang guru pun mulai memajang beberapa kertas flap (sekitar 80 x 120 cm luasnya). Setelah semua kertas flap itu terpajang di papan tulis dan dinding kelas itu, sang guru memberi kesempatan kepada anak-anak itu untuk menulis atau menggambar di kertas itu yang mencerminkan makna dari lagu “Yang Terbaik Bagimu” itu. Spidol warna-warni pun sudah disedikan sang guru untuk semakin menyemarakkan pemaknaan itu.
Ada seorang anak membuat sebuah puisi pendek di kertas itu. Anak itu seperti ingin mencurahkan perasaannya pada sang ayah. Dari puisi yang dia buat, tampak dia ingin mengatakan bahwa ayahnya telah begitu sayang padanya tetapi kadangkala dia tidak menyadarinya. Dia begitu mencurahkan “kedurhakaan”-nya lewat puisi pendek itu.
Di bagian lain ada seorang anak membuat gambar seorang ayah di angkasa dan seorang anak kecil yang hanya bisa memandang di tengah lapang. Apakah maksud dari gambar itu? Rupanya anak tersebut sudah ditinggal ayahnya sejak dia berumur satu tahun karena sebuah kecelakaan. Dia merasa bahwa sosok ayah masih begitu kabur di angkasa. Dia begitu mengharapkan seorang ayah yang nyata memeluknnya di bumi. Dia mengenal ayahnya hanya dari cerita ibunya.
Bahkan ada anak lain yang menggambar seorang ayah dengan kumis yang tebal dan wajah garang namun di bagian perut ada gambar hati yang besar. Anak ini ingin mengatakan bahwa ayahnya begitu galak dan sangat ketat kepadanya. Namun dia juga menyadari bahwa semua itu demi kebaikan dan masa depannya.
Ada begitu banyak tulisan dan gambar yang dibuat anak-anak siang itu untuk memaknai sebuah lagu yang sudah mereka nyanyikan. Seputar kelas itu penuh dengan graffiti sebagai wujud pemaknaan mereka. Mereka dengan bebas dan ekspresif memaknai lagu itu sesuai dengan apa yang mereka pikirkan dan rasakan. Tentunya sang guru pun dibuat terharu dengan ekspresi anak-anak itu karena betapa mendalamnya mereka memaknai lagu itu.
Pembelajaran Populer
Sang guru mencoba mengajarkan sebuah topik pembelajaran dengan masuk melalui dunia anak-anak. Mengajarkan analisis puisi kadangkala menjadi sebuah pembelajaran yang kurang menarik bagi anak-anak. Mereka lebih suka menulis puisi dengan tema bebas ketimbang menganalisisnya. Sang guru mencoba menggunakan sebuah lagu untuk mengajari bagaimana anak-anak harus menganalisis. Lagu merupakan sebuah puisi populer yang banyak ditemukan dan tentunya disukai anak-anak.
Masuk melalui dunia merekalah, pembelajaran itu berlangsung dengan lancar bahkan mampu direfleksi dengan dalam. Bahkan anak-anak tidak merasa sedang belajar analisis, justru mereka begitu asyik menikmati pembelajaran layaknya mendengarkan sebuah lagu pilihan mereka. Dan, saat menuangkan analisis mereka dalam bentuk graffiti itu, mereka merasa itu adalah sebuah dinamika yang ekspresif. Sang guru pun pastinya puas dan bangga akan apa yang dilakukan anak-anak, begitu reflektifnya mereka dalam pembelajaran.
Pembelajaran populer telah bergulir dengan sebuah dinamika populer melalui sebuah lagu populer juga. Pembelajaran menjadi sebuah arena yang menarik bagi guru untuk selalu kreatif dan taktis. Menyanyi di kelas itu telah menunjukkan betapa taktisnya pembelajaran. Semoga ibu pertiwi pun mendengarkan senandung refleksi anak-anak bangsa ini.
No comments:
Post a Comment