Friday, 26 August 2011
Cara-cara Aneh Mencegah Keriput
Jakarta, Setiap orang pasti ingin mencegah datangnya keriput agar selalu terlihat awet muda. Tapi kadang cara yang dilakukan untuk mencapai hal tersebut terbilang aneh. Apa saja itu?
Normalnya seiring bertambah usia maka sedikit demi sedikit keriput atau kerutan di wajah akan timbul. Kondisi ini tentu membuat seseorang tidak lagi terlihat muda, karenanya berbagai cara dilakukan untuk mencegah datangnya keriput.
Selama ini perawatan yang banyak digunakan untuk mencegah keriput dan terlihat awet muda adalah melalui suntik botox. Namun beberapa orang justru menggunakan cara yang bisa dibilang aneh, seperti dikutip dari Dailymail, Sabtu (27/8/2011) yaitu:
1. Terapi lintah
Perawatan ini dipercaya bisa sebagai proses detoksifikasi yang membuat seseorang awet muda. Air liur dari lintah memiliki sifat anestesi dan anti-pembekuan darah sehingga mencegah melebarnya pembuluh darah. Terapi lintah dipercaya melakukan detoks lebih baik dibanding hati.
2. Facial dengan racun ular
Racun ular biasanya dihindari orang karena bisa berbahaya, tapi dengan teknik tertentu racun ular justru digunakan untuk menghilangkan kerutan. Hal ini karena racun ular dipercaya bisa mengirimkan sinyal ke saraf yang memproduksi bahan kimia sehingga membuat orang jadi rileks dan memperkuat otot-otot wajah.
3. Masker wajah dengan plasenta manusia
Perawatan ini melibatkan plasenta manusia yang dikumpulkan dari bangsal bersalin Rusia, plasenta akan dipijat ke wajah dan dibiarkan sesaat. Plasenta kaya akan protein, vitamin, mineral dan asam amino (glisin) yang bisa mengurangi kerusakan akibat sinar matahari dan juga bekas luka.
4. Keramik kristal
Perawatan ini terbilang aneh karena menyuntikkan potongan porselen ke wajah dan diklaim menciptakan efek facelift tanpa pisau bedah. Kristal (biphasic tricalcium phosphates) sering digunakan dalam porselen, bubuk penambal gigi dan antasid penenang perut. Tapi dalam teknik ini asam hyaluronic yang disuntikkan di bawah kulit akan mendorong produksi kolagen.
5. Kriotheraphy
Teknik ini merupakan sauna di ruang dingin sekitar minus 130 derajat celsius selama 3 menit. Suhu ekstrem ini diklaim bisa mematikan suplai darah ke lengan dan kaki, jadi ketika darah tersebut kembali mengalir akan menghasilkan dorongan serotonin (hormon bahagia).
6. Facial kotoran burung
Perawatan ini menggunakan kotoran burung bulbul yang dioleskan ke wajah. Kotoran burung ini dianggap memiliki enzim untuk memecah lapisan atas kulit sehingga membuat kulit awet muda dan bercahaya.
Jejaring Sosial Berdampak Negatif Bagi Remaja?
Sebuah penelitian di AS menunjukkan bahwa remaja yang aktif menggunakan jejaring sosial seperti facebook dan menonton acara TV "Sufesttif" bisa menyebabkan para remaja tersebut aktif menggunakan ganja, alkoholik dan perokok.
Sebagaimanaa dilansir dari Everydayhealth, survei ini melibatkan lebih dari 1.000 pemuda dari seluruh bangsa berusia 12 sampai 17 dan sekitar setengah dari orang tua mereka. Pada hari-hari biasa, sekitar 70 persen remaja mengatakan mereka menggunakan situs jaringan sosial.
Pengguna jaringan sosial lima kali lebih mungkin untuk menggunakan tembakau (10 persen versus 2 persen yang jarang menggunakan jejaring sosoal), tiga kali lebih mungkin untuk menggunakan alkohol (26 persen versus 9 persen) dan dua kali lebih mungkin mengakui menggunakan ganja (13 persen versus 7 persen ).
"Hasil ini sangat mengganggu, bagaimana tahun pun berjalan, aksesn internet yang gratsi dan program televisi sugestif beresiko menyebabkan remaja melakukan penyalahgunaan zat dengan tinggi," kara para peneliti.
Michael Gilbert, seorang rekan senior di University of Southern California Pusat untuk Masa Depan Digital mengatakan survei tersebut tidak membuktikan bahwa menonton acara Jersey Shore atau menghabiskan waktu di Facebook mengarah ke penyalahgunaan zat. Namun, itu tidak berarti bahwa apa yang dilihat anak-anak di TV atau di Internet tidak mempengaruhi perilaku mereka.
"Sekitar setengah dari remaja yang secara teratur menggunakan situs jaringan sosial mengatakan mereka pernah melihat gambar anak-anak mabuk, pingsan atau menggunakan obat di situs tersebut. Melihat gambar tersebut bisa memperkuat gagasan bahwa "semua orang melakukannya," kata Gilbert.
ghiboo
Sebagaimanaa dilansir dari Everydayhealth, survei ini melibatkan lebih dari 1.000 pemuda dari seluruh bangsa berusia 12 sampai 17 dan sekitar setengah dari orang tua mereka. Pada hari-hari biasa, sekitar 70 persen remaja mengatakan mereka menggunakan situs jaringan sosial.
Pengguna jaringan sosial lima kali lebih mungkin untuk menggunakan tembakau (10 persen versus 2 persen yang jarang menggunakan jejaring sosoal), tiga kali lebih mungkin untuk menggunakan alkohol (26 persen versus 9 persen) dan dua kali lebih mungkin mengakui menggunakan ganja (13 persen versus 7 persen ).
"Hasil ini sangat mengganggu, bagaimana tahun pun berjalan, aksesn internet yang gratsi dan program televisi sugestif beresiko menyebabkan remaja melakukan penyalahgunaan zat dengan tinggi," kara para peneliti.
Michael Gilbert, seorang rekan senior di University of Southern California Pusat untuk Masa Depan Digital mengatakan survei tersebut tidak membuktikan bahwa menonton acara Jersey Shore atau menghabiskan waktu di Facebook mengarah ke penyalahgunaan zat. Namun, itu tidak berarti bahwa apa yang dilihat anak-anak di TV atau di Internet tidak mempengaruhi perilaku mereka.
"Sekitar setengah dari remaja yang secara teratur menggunakan situs jaringan sosial mengatakan mereka pernah melihat gambar anak-anak mabuk, pingsan atau menggunakan obat di situs tersebut. Melihat gambar tersebut bisa memperkuat gagasan bahwa "semua orang melakukannya," kata Gilbert.
ghiboo
Apa Yang Membuat Wajah Perempuan Terlihat Cantik?
Saat Anda menghabiskan waktu menjelajahi konter kecantikan demi mencari keajaiban yang bisa membantu Anda tampil lebih menarik, ternyata apa yang orang lihat dari kecantikan Anda adalah proporsinya. Apa saja yang menjadi tanda-tanda kecantikan, dan mengapa bagian itu yang justru membuat kita cantik?
“Semua pertanyaan ini berhubungan dengan evolusi,” kata Dr. Pamela Pallett, seorang peneliti dari Dartmouth University. “Anda mungkin ingin memiliki pasangan yang sehat karena orang tersebut baik secara genetik, dan wajah-wajah yang kita anggap indah menandakan keturunan yang baik.”
Kita sudah terbiasa untuk lebih tertarik pada wajah-wajah tertentu dibandingkan yang lainnya. Dimorfisme seksual, sebuah istilah untuk sifat seksualitas yang spesifik, adalah salah satu faktor penting dalam menentukan apa yang menurut kita indah. Semakin feminin seorang perempuan, dia akan dianggap semakin menarik.
“Untuk perempuan, hal-hal seperti mata yang besar, hidung kecil dan mulut yang tebal lebih menarik karena hal-hal tersebut dianggap meningkatkan feminitas wajah,” ujar Dr. Viren Swami, seorang pembaca karakter seseorang dari University of Westminster, salah satu penulis “The Psychology of Physical Attraction,” dan ahli YouBeauty Attraction. Sebuah studi lanjutan mencatat bahwa dahi yang besar, dan dagu serta hidung yang yang lebih kecil dari rata-rata ternyata lebih banyak diinginkan perempuan.
Alasannya? Para peneliti percaya bahwa kita sudah berevolusi untuk mempertimbangkan sifat keperempuanan sebagai tanda lebih tingginya estrogen daripada testosteron. Ini berarti tingkat kesuburan tinggi—yang pada akhirnya semua itu berujung pada kemampuan menghasilkan keturunan yang sehat.
Tapi hanya karena Anda tidak seperti Megan Fox bukan berarti Anda tidak beruntung. Penting untuk diingat bahwa proporsi wajah secara keseluruhan lebih diutamakan daripada beberapa bagian yang lebih spesifik, kata Dr. Swami. Dengan kata lain, selama masih ada bagian yang membuat wajah lebih feminin (walaupun Anda memiliki hidung besar atau bibir yang tipis), Anda tetap dianggap cantik.
“Jika tulang pipi yang tinggi turut andil meningkatkan feminitas, penampilan secara keseluruhan dapat dianggap menarik,” dia menjelaskan. “Tidak perlu hanya tulang pipi yang tinggi.”
Saat kita membicarakan pipi, Anda akan terkejut jika mengetahui bahwa tidak semua model kurus atau wajah yang kaku dianggap ideal. Studi St.Andrews University menunjukkan bahwa lemak pada wajah, atau wajah yang gemuk, sesungguhnya lebih menarik bagi kaum laki-laki. Dari sudut pandang evolusi, wajah gemuk menunjukkan kesehatan jantung yang baik dan imunitas terhadap berbagai infeksi. Kesehatan yang baik sama dengan bayi yang sehat, bukan? Setidaknya seperti itu yang terjadi turun menurun secara tidak sadar.
Wajah simetris dan standar juga dianggap penting dalam kecantikan (ya, percaya atau tidak, 'standar' itu bagus). Keduanya muncul untuk menandakan banyaknya perbedaan dalam protein setiap individu, yang mengarah pada berkurangnya bayi lahir cacat.
“Cara kerja simetris ini adalah jika Anda memiliki riwayat hidup kurangnya keseimbangan masa pertumbuhan–misalnya penyakit serius atau kekurangan gizi pada masa awal pertumbuhan—maka Anda akan memiliki bagian yang tidak simetris,” jelas Dr. Swami. Psikolog evoluisioner percaya bahwa manusia telah “berevolusi untuk tertarik pada wajah sehat yang menarik, dan wajah yang simetri merupakan indikasi kesehatan yang baik".
Alasan lain Anda terlihat menarik adalah karena Anda diingat. Sebuah studi di Brandeis University menunjukkan bahwa banyak yang menganggap teman-teman dekat, saudara-saudara kandung dan pasangan lebih menarik daripada orang-orang belum dikenal. Hal ini menunjukkan bahwa ketertarikan memiliki hubungan erat dengan komponen sosial.
Cukup menarik, Dr. Swami berulang kali menemukan sebuah ide dalam penelitiannya yang dia sebut sebagai “prasangka cinta itu buta”: “Mereka yang sudah membina hubungan percintaan akan menjadikan bagian wajah pasangannya sebagai tolok ukur yang ideal, jadi mereka akan menganggap pasangannya tersebut lebih menarik secara fisik daripada anggapan orang lain tentang pasangannya itu,” katanya. Tapi ketika hubungan cinta Anda putus, mantranya pun hilang. Secara perlahan Anda akan melihat dia seperti apa yang dilihat orang lain. Alis tebal itu yang dulu Anda anggap menawan? Ya—tidak seperti itu lagi sekarang.
Kulit bercahaya tanpa cacat adalah faktor lain dalam ketertarikan—jadi jangan tinggalkan dokter kulit Anda dulu. Ada dua alasan utama: kulit mulus menunjukkan kesehatan yang baik dan awet muda. Kulit yang halus dan tidak berambut mengindikasikan rendahnya kandungan androgen dan tingginya estrogen. Keduanya menunjukkan kesuburan.
Kita sampai pada kekuatan ajaib dari makeup. “Alas bedak menghaluskan kulit, membuatnya lebih sehat dan lebih muda,” kata Dr. Pallett. “Riasan mata dan lipstik juga dapat menonjolkan sisi feminin alami Anda.” Semakin gelap dan kontras bibir Anda dari kulit sekitarnya, akan semakin menarik. Alasannya? Berhubungan dengan semakin sehat pernapasan, pasokan oksigen akan lebih baik—bahkan gairah seksual.
Jadi jika semuanya berhubungan dengan evolusi, mengapa tidak semua orang saja yang setuju siapa yang cantik dan siapa yang tidak? Saat Anda membicarakan perorangan, akan lebih sulit. Evolusi menjelaskan mengapa kita menganggap beberapa hal itu menarik. Faktor-faktor seperti suara, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan kepribadian juga memengaruhi daya tarik seseorang. Berarti, ciri fisik hanya akan menunjukkan diri Anda beberapa waktu sampai kecantikan dalam diri Anda bersinar keluar.
“Semua pertanyaan ini berhubungan dengan evolusi,” kata Dr. Pamela Pallett, seorang peneliti dari Dartmouth University. “Anda mungkin ingin memiliki pasangan yang sehat karena orang tersebut baik secara genetik, dan wajah-wajah yang kita anggap indah menandakan keturunan yang baik.”
Kita sudah terbiasa untuk lebih tertarik pada wajah-wajah tertentu dibandingkan yang lainnya. Dimorfisme seksual, sebuah istilah untuk sifat seksualitas yang spesifik, adalah salah satu faktor penting dalam menentukan apa yang menurut kita indah. Semakin feminin seorang perempuan, dia akan dianggap semakin menarik.
“Untuk perempuan, hal-hal seperti mata yang besar, hidung kecil dan mulut yang tebal lebih menarik karena hal-hal tersebut dianggap meningkatkan feminitas wajah,” ujar Dr. Viren Swami, seorang pembaca karakter seseorang dari University of Westminster, salah satu penulis “The Psychology of Physical Attraction,” dan ahli YouBeauty Attraction. Sebuah studi lanjutan mencatat bahwa dahi yang besar, dan dagu serta hidung yang yang lebih kecil dari rata-rata ternyata lebih banyak diinginkan perempuan.
Alasannya? Para peneliti percaya bahwa kita sudah berevolusi untuk mempertimbangkan sifat keperempuanan sebagai tanda lebih tingginya estrogen daripada testosteron. Ini berarti tingkat kesuburan tinggi—yang pada akhirnya semua itu berujung pada kemampuan menghasilkan keturunan yang sehat.
Tapi hanya karena Anda tidak seperti Megan Fox bukan berarti Anda tidak beruntung. Penting untuk diingat bahwa proporsi wajah secara keseluruhan lebih diutamakan daripada beberapa bagian yang lebih spesifik, kata Dr. Swami. Dengan kata lain, selama masih ada bagian yang membuat wajah lebih feminin (walaupun Anda memiliki hidung besar atau bibir yang tipis), Anda tetap dianggap cantik.
“Jika tulang pipi yang tinggi turut andil meningkatkan feminitas, penampilan secara keseluruhan dapat dianggap menarik,” dia menjelaskan. “Tidak perlu hanya tulang pipi yang tinggi.”
Saat kita membicarakan pipi, Anda akan terkejut jika mengetahui bahwa tidak semua model kurus atau wajah yang kaku dianggap ideal. Studi St.Andrews University menunjukkan bahwa lemak pada wajah, atau wajah yang gemuk, sesungguhnya lebih menarik bagi kaum laki-laki. Dari sudut pandang evolusi, wajah gemuk menunjukkan kesehatan jantung yang baik dan imunitas terhadap berbagai infeksi. Kesehatan yang baik sama dengan bayi yang sehat, bukan? Setidaknya seperti itu yang terjadi turun menurun secara tidak sadar.
Wajah simetris dan standar juga dianggap penting dalam kecantikan (ya, percaya atau tidak, 'standar' itu bagus). Keduanya muncul untuk menandakan banyaknya perbedaan dalam protein setiap individu, yang mengarah pada berkurangnya bayi lahir cacat.
“Cara kerja simetris ini adalah jika Anda memiliki riwayat hidup kurangnya keseimbangan masa pertumbuhan–misalnya penyakit serius atau kekurangan gizi pada masa awal pertumbuhan—maka Anda akan memiliki bagian yang tidak simetris,” jelas Dr. Swami. Psikolog evoluisioner percaya bahwa manusia telah “berevolusi untuk tertarik pada wajah sehat yang menarik, dan wajah yang simetri merupakan indikasi kesehatan yang baik".
Alasan lain Anda terlihat menarik adalah karena Anda diingat. Sebuah studi di Brandeis University menunjukkan bahwa banyak yang menganggap teman-teman dekat, saudara-saudara kandung dan pasangan lebih menarik daripada orang-orang belum dikenal. Hal ini menunjukkan bahwa ketertarikan memiliki hubungan erat dengan komponen sosial.
Cukup menarik, Dr. Swami berulang kali menemukan sebuah ide dalam penelitiannya yang dia sebut sebagai “prasangka cinta itu buta”: “Mereka yang sudah membina hubungan percintaan akan menjadikan bagian wajah pasangannya sebagai tolok ukur yang ideal, jadi mereka akan menganggap pasangannya tersebut lebih menarik secara fisik daripada anggapan orang lain tentang pasangannya itu,” katanya. Tapi ketika hubungan cinta Anda putus, mantranya pun hilang. Secara perlahan Anda akan melihat dia seperti apa yang dilihat orang lain. Alis tebal itu yang dulu Anda anggap menawan? Ya—tidak seperti itu lagi sekarang.
Kulit bercahaya tanpa cacat adalah faktor lain dalam ketertarikan—jadi jangan tinggalkan dokter kulit Anda dulu. Ada dua alasan utama: kulit mulus menunjukkan kesehatan yang baik dan awet muda. Kulit yang halus dan tidak berambut mengindikasikan rendahnya kandungan androgen dan tingginya estrogen. Keduanya menunjukkan kesuburan.
Kita sampai pada kekuatan ajaib dari makeup. “Alas bedak menghaluskan kulit, membuatnya lebih sehat dan lebih muda,” kata Dr. Pallett. “Riasan mata dan lipstik juga dapat menonjolkan sisi feminin alami Anda.” Semakin gelap dan kontras bibir Anda dari kulit sekitarnya, akan semakin menarik. Alasannya? Berhubungan dengan semakin sehat pernapasan, pasokan oksigen akan lebih baik—bahkan gairah seksual.
Jadi jika semuanya berhubungan dengan evolusi, mengapa tidak semua orang saja yang setuju siapa yang cantik dan siapa yang tidak? Saat Anda membicarakan perorangan, akan lebih sulit. Evolusi menjelaskan mengapa kita menganggap beberapa hal itu menarik. Faktor-faktor seperti suara, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan kepribadian juga memengaruhi daya tarik seseorang. Berarti, ciri fisik hanya akan menunjukkan diri Anda beberapa waktu sampai kecantikan dalam diri Anda bersinar keluar.
Menyimpan ASI
Tanya:
Yth Tim Konselor Laktasi Kemang Medical Care dan Perkumpulan Perinatologi Indonesia (Perinasia) cabang DKI Jakarta.
Teman saya Oktober mendatang akan mulai masuk kantor setelah cuti melahirkan. Dia bingung haruskah membeli kulkas khusus untuk menyimpan ASI perah? Lebih baik mana, kulkas ataukah freezer? Lantas, sebanyak apa minimum persediaan ASI yang harus disiapkan sebelum masuk kantor? Bagaimana dengan wadah kemasannya, sebaiknya pilih yang berbahan apa? Teman saya memerah dengan tangan, apakah sebaiknya hasil perahnya langsung dimasukkan ke dalam botol atau seperti apa baiknya? Mohon penjelasannya. Terima kasih.
Salam,
Mommy Rio
Jawab:
Mommy Rio yang baik,
Kembali masuk bekerja setelah cuti bagi ibu yang sedang menyusui bayinya memang seringkali menimbulkan kebingungan dan pertanyaan. Untuk teman Mommy Rio, mungkin informasi berikut ini bisa berguna:
1. Beli kulkas baru?
Seberapa sering kulkas dibuka, jika memang dalam sehari kulkas sering dibuka sehingga bisa menjadikan suhu di dalam kulkas tidak terlalu dingin, mungkin perlu dipertimbangkan untuk membeli kulkas khusus guna menyimpan ASI. Namun jika kulkas jarang dibuka dan tidak banyak benda-benda yang berada di dalamnya, maka bisa mempergunakan kulkas lama. Yang perlu diperhatikan adalah kadar kedinginan suhunya, yang ideal adalah 0°- 4° celcius untuk bagian yang di luar freezer, dan sekitar -15° celcius untuk bagian freezer kulkas satu pintu
2. Freezer atau kulkas?
Yang perlu dipertimbangkan adalah berapa lama kebutuhan penyimpanan ASI perah tersebut. Bagian freezer kulkas satu pintu (suhu -15° celcius) dapat tahan menyimpah ASI perah selama dua minggu. Sedangkan untuk kulkas dua pintu, bagian freezer-nya (suhu -18° celcius) dapat menyimpan ASI perah sampai dengan jangka waktu tiga bulan. Jika membutuhkan jangka waktu lebih lama lagi untuk menyimpan ASI perah, maka penggunaan freezer tunggal dapat dipertimbangkan.
3. Jumlah minimum persediaan ASI perah.
Sebenarnya tidak ada jumlah minimum yang harus bisa dicapai ibu untuk bisa menyiapkan cadangan ASI perah. Yang disarankan, ibu memerah dan menyimpan stok sebanyak-banyaknya, jika mungkin proses ini dimulai sekitar satu bulan sebelum mulai masuk kerja kembali. Tujuannya agar ibu semakin terbiasa memerah ketika masuk kerja nanti dan untuk menyiapkan cadangan ASIP.
4. Wadah ASI perah.
Untuk penyimpanan, dapat menggunakan botol kaca, botol plastik PP, atau plastik untuk ASI
5. Memerah langsung ke dalam botol?
Yang disarankan untuk penampung ASI ketika memerah adalah wadah yang bermulut lebar (misalnya mangkuk kecil), karena jika memerah dengan tangan, dan teknik memerahnya baik, biasanya ASI akan memancur keluar dari payudara dengan deras. Jadi cukup menyulitkan jika langsung ditampung dengan botol. Selain itu pembersihan wadah dengan mulut lebar juga akan lebih mudah. Jadi sebaiknya untuk penampungan awal hasil pemerahan menggunakan wadah bermulut lebar, kemudian baru dipindahkan ke wadah yang akan dipakai sebagai tempat penyimpanan ASI perah tersebut di kulkas atau freezer.
Semoga bermanfaat.
Susu Tak Hanya Penting untuk Anak! Usia Produktif Juga Perlu
TRIBUNNEWS.COM - Susu tidak hanya penting bagi bayi dan balita, susu juga bermanfaat di semua tahapan usia. Susu juga harus dikonsumsi oleh mereka di usia produktif, karena bermanfaat untuk pencegahan penyakit seperti osteoporosis di kemudian hari, perlindungan terhadap kanker usus besar, menurunkan risiko PMS dan migren, kekokohan tulang, mencegah kegemukan (peningkatan oksidasi lemak tubuh).
"Susu juga membantu terapi kanker payudara, membantu kontraksi otot, pembekuan darah, kontrol tekanan darah, menjaga fungsi dinding sel tubuh (kandungan kalsium), mempertahankan kesehatan dan status gizi (kandungan protein, vitamin dan mineral)," ungkap ahli gizi, Dr.dr. Saptawati Bardosono Msc di Jakarta belum lama ini.
Pada anak, susu berfungsi untuk menguatkan otot, tulang dan gigi (kandungan kalsium) juga untuk pertumbuhan dan pemeliharaan (kandungan protein), membantu fungsi normal otak dan sistem saraf serta pembentukan sel darah merah (kandungan vitamin B12).
"Bagi usia remaja, kandungan protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, vitamin B, A dan D yang terkandung pada susu bermanfaat untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan yang cepat selama masa pubertas, juga membantu mengokohkan tulang dan gigi," papar Saptawati.
Sedangkan untuk usia lanjut, dengan kecukupan asupan kalsium dan vitamin D dapat menurunkan risiko jatuh dan patah tulang, dan kecukupan asupan protein dapat mencegah kehilangan massa otot, serta pencegahan terhadap penyakit osteoporosis.
Buah Berkhasiat Untuk Kesehatan Kulit Saat Berpuasa
Mengonsumsi sejumlah buah-buahan dapat membantu Anda mengurangi tanda-tanda penuaan, mencerahkan kulit kusam, dan menjaga kekenyalan kulit saat berpuasa. Buah apa saja yang paling berkhasiat?
Bagi Anda yang menjalaninya, bulan puasa seperti ini pasti akan mengurangi pasokan cairan yang masuk ke tubuh. Asupan air, mineral dan vitamin yang penting bagi kelembapan dan kesehatan kulit sangat menurun.
Akibatnya bibir pun pecah-pecah, kulit menjadi kering dan kusam, Anda pun tidak tampil segar. Menambahkan beberapa buah-buahan bergizi dapat membantu Anda mengurangi tanda-tanda penuaan, mencerahkan kulit kusam, dan menjaga kekenyalan kulit saat berpuasa.
Berikut ini beberapa buah yang berkhasiat bagi kesehatan kulit semasa Anda berpuasa:
‘Blackberry’, ‘blueberry’, stroberi dan plum.
Menurut Dewan Informasi Makanan Internasional, keempat buah ini mengandung konsentrasi tinggi antioksidan. Meskipun penelitian ini masih belum meyakinkan, antioksidan (khususnya jenis yang dikenal sebagai flavonoid) dipercaya berkhasiat menetralisir radikal bebas yang dapat merusak sel-sel kulit. Sangat mudah untuk mengingat makanan mana yang memiliki antioksidan karena mereka kaya akan warna.
Pepaya
Kandungan di dalam pepaya berkhasiat menjaga kekencangan kulit dan mencegahnya kendur. Sebagai buah yang mengandung antioksidan terbanyak, buah tropis ini juga memiliki beta-karoten, vitamin C, flavonoid, folat, kalium, magnesium, dan serat. Vitamin C penting bagi produksi kolagen, protein yang menyediakan kulit dengan struktur dan memberi kekencangan dan kekuatan pada kulit.
Pir, kurma, apel dan pisang
Serat — yang berguna untuk membantu mengeluarkan racun dalam tubuh — sering dikandung dalam buah-buahan. Penelitian di School of Medicine Tufts University membuktikan, serat juga membantu mencegah racun mencapai jaringan kulit Anda dengan memindahkannya ke usus dan mengantarkannya ke luar sebagai kotoran. Pir, kurma, apel dan pisang, kaya akan serat, dan rasa manis alami mereka dapat memuaskan keinginan mengonsumsi gula. Gula pasir bisa menyebabkan peradangan yang bisa membahayakan kesehatan kulit Anda.
Alpukat
WebMD.com mencatat bahwa jika kulit Anda kering, Anda harus mulai mengonsumsi buah alpukat. Meskipun buah ini tinggi kandungan lemak, mereka kaya akan lemak tak jenuh tunggal — yang dikategorikan sebagai lemak sehat. Lemak tak jenuh tunggal sangat penting untuk kulit Anda, karena mereka membantu melembabkannya dan menggantikan minyak yang terbuang saat kita menjalani rutinitas membersihkan muka.
Tuesday, 15 March 2011
Hati-Hati, Roti Panggang Bikin Anda Cepat Tua
SEBAIKNYA Anda mempertimbangkan makan roti panggang yang garing alias croissant saat sarapan. Sebab, sejumlah ilmuwan menyatakan roti tersebut mengandung bahan kimia yang dapat mempercepat proses penuaan dan menimbulkan banyak penyakit kronis.
Josephine Forbes dari Baker IDI Heart dan Diabetes Institute telah meneliti banyak makanan, termasuk croissant. Bahan kimia yang terkandung dalam croissant bernama Advanced Glycation End Products (AGEs). Bahan tersebut juga terkandung dalam soda dan kopi.
Forbes menyebutkan kandungan AGEs yang terlalu banyak dalam tubuh dapat menyebabkan penyakit jantung dan diabetes. Tak hanya itu, kerutan dan pigmentasi pun bermunculan menandakan proses penuaan kulit.
Biasanya, makanan yang menggunakan AGEs mengandung banyak gula atau lemak hewan. Makanan itu kemudian dipanggang, dibakar, atau digoreng pada suhu tinggi hingga renyah dan berwarna keemasan.
"Semakin banyak gula pada makanan, semakin banyak AGEs yang dihasilkan dalam prosesnya. Makanan yang dipanggang hingga renyah biasanya mengandung banyak AGEs," kata peneliti Forbes.
Tubuh kita bisa mendapatkan AGEs terlalu banyak dalam dua cara. Salah satunya dari beberapa makanan dan ketika kadar gula darah terlalu tinggi, seperti diabetes atau pradiabetes.
Meskipun penelitian terhadap efek AGEs 'masih dalam tahap awal, studi ini telah menunjukkan bahwa bahan kimia itu memang mampu merusak sistem kekebalan tubuh, arteri mengeras, dan fungsi ginjal bermasalah. AGEs juga menyerang kolagen di kulit sehingga mengakibatkan arthritis dengan cara merusak sendi.(MI/***)
Josephine Forbes dari Baker IDI Heart dan Diabetes Institute telah meneliti banyak makanan, termasuk croissant. Bahan kimia yang terkandung dalam croissant bernama Advanced Glycation End Products (AGEs). Bahan tersebut juga terkandung dalam soda dan kopi.
Forbes menyebutkan kandungan AGEs yang terlalu banyak dalam tubuh dapat menyebabkan penyakit jantung dan diabetes. Tak hanya itu, kerutan dan pigmentasi pun bermunculan menandakan proses penuaan kulit.
Biasanya, makanan yang menggunakan AGEs mengandung banyak gula atau lemak hewan. Makanan itu kemudian dipanggang, dibakar, atau digoreng pada suhu tinggi hingga renyah dan berwarna keemasan.
"Semakin banyak gula pada makanan, semakin banyak AGEs yang dihasilkan dalam prosesnya. Makanan yang dipanggang hingga renyah biasanya mengandung banyak AGEs," kata peneliti Forbes.
Tubuh kita bisa mendapatkan AGEs terlalu banyak dalam dua cara. Salah satunya dari beberapa makanan dan ketika kadar gula darah terlalu tinggi, seperti diabetes atau pradiabetes.
Meskipun penelitian terhadap efek AGEs 'masih dalam tahap awal, studi ini telah menunjukkan bahwa bahan kimia itu memang mampu merusak sistem kekebalan tubuh, arteri mengeras, dan fungsi ginjal bermasalah. AGEs juga menyerang kolagen di kulit sehingga mengakibatkan arthritis dengan cara merusak sendi.(MI/***)
Kebohongan Pria yang Umum Diucapkan
Liputan6.com, Jakarta: Menyembunyikan fakta yang sebenarnya mungkin dapat memperbaiki situasi, tapi itu pasti akan mengganggu hubungan dalam jangka panjang. Kebenaran adalah pilar dalam berhubungan.
Pada beberapa titik laki-laki dan perempuan lebih memilih berbohong. Perbedaannya adalah "alasan" di balik kebohongan. Perempuan biasanya berbohong demi membuat orang lain merasa sedikit lebih baik. Sementara pada laki-laki sebaliknya, kebohongan untuk menghindari situasi yang dihadapi atau masuk ke dalam keadaan yang menantang.
Beberapa orang mungkin mengatakan, apa yang salah dalam berbohong jika memperbaiki situasi Tetapi pertanyaan sebenarnya adalah, mengapa berbohong untuk perbaikan
Berikut beberapa kebohongan alias white lie yang paling sering diucapkan pria dalam kehidupan sehari-hari:
1. Kamu tidak terlihat gemuk: Ini sebuah contoh kebohongan klasik, berusaha memberikan penghargaan dan membuatnya bahagia.
2. Saat menelepon Anda: Ini contoh lain kebongan putih saat menelepon. Pria mungkin menghubungkan dengan beberapa kesalahan teknis saat tak ingin ditelepon: Alasannya bermacam-macam mungkin jaringan yang sibuk, di luar jangkauan, atau semacam itu.
3. Terjebak dalam kemacetan: Hampir semua dari kita pasti menggunakan kebohongan ini di beberapa kondisi tertentu. Kebohongan ini memiliki keuntungan, dari sebuah keraguan untuk dipercaya.
4. Cinta masakan Anda: Makanan yang dimasak dapat membuat sengsara untuk dimakan. Beberapa pria berpura-pura seolah-olah itu benar-benar enak! Kebenaran pernyataan tersebut dapat dinilai oleh ekspresi saat menyantap makanan.
5. Percayalah Aku, Aku tidak pernah berbohong: Pria begitu sering menggunakan kalimat sakti ini. Namun kalimat ini membuat para wanita benar-benar terpesona dan terpikat sehingga dia buta dengan kedustaan.
6. Senang dengan pekerjaan ibu Anda: Diucapkan ketika pria itu berusaha keras untuk mengesankan seorang gadis dan ia akan melakukan apa saja untuk membuatnya merasa baik.
7. Wanita lain No Way! Pria begitu semangat berpura-pura saat bersama gadis mereka. Mereka mengatakan tidak peduli dengan perempuan lain. Tentunya hal itu adalah dusta. Pernyataan "tidak berpikir tentang wanita lain" sulit dipercaya.
Berbohong memang bikin kecanduan. Setiap kecanduan itu perlu disingkirkan dan berbohong tidak ada pengecualian. (MEL/themedguru)
Pada beberapa titik laki-laki dan perempuan lebih memilih berbohong. Perbedaannya adalah "alasan" di balik kebohongan. Perempuan biasanya berbohong demi membuat orang lain merasa sedikit lebih baik. Sementara pada laki-laki sebaliknya, kebohongan untuk menghindari situasi yang dihadapi atau masuk ke dalam keadaan yang menantang.
Beberapa orang mungkin mengatakan, apa yang salah dalam berbohong jika memperbaiki situasi Tetapi pertanyaan sebenarnya adalah, mengapa berbohong untuk perbaikan
Berikut beberapa kebohongan alias white lie yang paling sering diucapkan pria dalam kehidupan sehari-hari:
1. Kamu tidak terlihat gemuk: Ini sebuah contoh kebohongan klasik, berusaha memberikan penghargaan dan membuatnya bahagia.
2. Saat menelepon Anda: Ini contoh lain kebongan putih saat menelepon. Pria mungkin menghubungkan dengan beberapa kesalahan teknis saat tak ingin ditelepon: Alasannya bermacam-macam mungkin jaringan yang sibuk, di luar jangkauan, atau semacam itu.
3. Terjebak dalam kemacetan: Hampir semua dari kita pasti menggunakan kebohongan ini di beberapa kondisi tertentu. Kebohongan ini memiliki keuntungan, dari sebuah keraguan untuk dipercaya.
4. Cinta masakan Anda: Makanan yang dimasak dapat membuat sengsara untuk dimakan. Beberapa pria berpura-pura seolah-olah itu benar-benar enak! Kebenaran pernyataan tersebut dapat dinilai oleh ekspresi saat menyantap makanan.
5. Percayalah Aku, Aku tidak pernah berbohong: Pria begitu sering menggunakan kalimat sakti ini. Namun kalimat ini membuat para wanita benar-benar terpesona dan terpikat sehingga dia buta dengan kedustaan.
6. Senang dengan pekerjaan ibu Anda: Diucapkan ketika pria itu berusaha keras untuk mengesankan seorang gadis dan ia akan melakukan apa saja untuk membuatnya merasa baik.
7. Wanita lain No Way! Pria begitu semangat berpura-pura saat bersama gadis mereka. Mereka mengatakan tidak peduli dengan perempuan lain. Tentunya hal itu adalah dusta. Pernyataan "tidak berpikir tentang wanita lain" sulit dipercaya.
Berbohong memang bikin kecanduan. Setiap kecanduan itu perlu disingkirkan dan berbohong tidak ada pengecualian. (MEL/themedguru)
Monday, 28 February 2011
TEKNIK BUDIDAYA CABAI HIBRIDA SISTEM MULSA PLASTIK
Dewasa ini bertani cabai hibrida sistem mulsa plastik hitam perak (MPHP) banyak dipraktekkan pada cabai Hot Beauty, Hero, Long Chili, Ever-Flavor dan cabai Paprika. Dimungkinkan pula pada usahatani cabai keriting hibrida maupun cabai kecil (rawit, cengek) hibrida. Alasan utama sistem MPHP digunakan pada cabai-cabai hibrida adalah untuk mengimbangi biaya pengadaan MPHP dari peningkatan hasil cabai yang lebih tinggi daripada cabai biasa, sehingga secara ekonomis menguntungkan. Budidaya cabai hibrida dengan sistem MPHP merupakan perbaikan kultur teknik ke arah yang intensif. Pada umumnya sistem budidaya cabai di sentra-sentra produksi cabai masih menggunakan benih lokal dan populasi tanaman per hektarnya tinggi. Populasi yang sangat rapat ini dapat mengakibatkan penangkapan sinar matahari setiap tanaman berkurang dan kelembaban udara di sekitar kebun menjadi tinggi. Kelembaban yang tinggi seringkali dapat meningkatkan serangan hama dan penyakit. Perbaikan kultur teknik budidaya cabai secara intensif untuk meningkatkan produksi maupun kualitas hasil, diantaranya adalah penggunaan benih unggul dari varietas hibrida yang bermutu tinggi, penerapan MPHP, pemupukan berimbang, pengendalian hama dan penyakit, serta cara-cara lain yang khas seperti pemasangan turus dan perempelan tunas ataupun daun. Kegiatan pokok teknik budidaya cabai hibrida sistem MPHP meliputi :
Penyiapan Lahan
Dalam budidaya cabai hibrida sistem MPHP, penyiapan lahan harus didahulukan, kemudian disusul dengan penyiapan benih atau pembibitan. Maksudnya agar tanah sebagai media tanam benar-benar telah matang dan layak ditanami. Sebaliknya, bila pembibitan didahulukan, maka penyiapan lahan akan terburu-buru, sehingga tanahnya belum matang benar dan bibit sudat terlanjur tua. Bibit cabai hibrida umumnya siap dipindahtanamkan dari persemaian ke lapangan (kebun) pada umur 17 - 23 hari (berdaun 2 - 4 helai). Bila bibit terlambat dipindahtanamkan (terlanjur tua), pertumbuhan kurang optimal dan produksinya menurun (rendah).
Persyaratan lahan untuk kebun cabai hibrida sistem MPHP adalah :
Tempatnya terbuka agar mendapat sinar matahari secara penuh. Lahan bukan bekas pertanaman yang sefamili, seperti kentang, tomat, terung taupun tembakau ; guna menghindari risiko serangan penyakit.
Lahan yang paling baik adalah berupa tanah sawah bekas tanaman padi, agar tidak perlu membajak cukup berat.
Lahan tegalan (tanah kering) dapat digunakan, asal cukup tersedia air.
IKLIM DAN TANAH
Syarat Iklim
Pada umumnya cabai dapat ditanam di dataran rendah sampai pegunungan (dataran tinggi) + 2.000 meter dpl yang membutuhkan iklim tidak terlalu dingin dan tidak terlalu lembab. Temperatur yang baik untuk tanaman cabai adalah 240 - 270 C, dan untuk pembentukan buah pada kisaran 160 - 230 C. Setiap varietas cabai hibrida mempunyai daya penyesuaian tersendiri terhadap lingkungan tumbuh. Cabai hibrida Hot Beauty dan Hero dapat berproduksi dengan baik di dataran rendah sampai dataran tinggi + 1200 m dpl. Sedangkan cabai hibrida Long Chili lebih cocok ditanam pada ketinggian antara 800 - 1500 m dpl. Khusus untuk cabai Paprika umumnya hanya cocok ditanam di dataran tinggi. Kisaran temperatur optimum untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman paprika antara 210 - 250 C, sedangkan untuk pembentuk-an buah memerlukan temperatur 18,30. Cabai paprika tidak tahan terhadap intensitas cahaya matahari yang tinggi karena dapat menyebabkan buah seperti terbakar (sunburn) dan juga hasil akhir bobot buah akan sangat rendah. Pada kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan, tanaman paprika akan mengalami gugur tunas, gugur bunga dan buah muda, serta ukuran buah sangat kecil. Meskipun cabai paprika umumnya cocok ditanam di dataran tinggi, tetapi dapat pula dikembangkan di dataran menengah mulai ketinggian 600 m dpl; yakni dengan cara memanipulasi lingkungan. Alih teknologi budidaya paprika di dataran menengah antara lain menggunakan sungkup beratapkan plastik bening (transparan).
Syarat Tanah
Hampir semua jenis tanah yang cocok untuk budidaya tanaman pertanian, cocok pula bagi tanaman cabai. Untuk mendapatkan kuantitas dan kualitas hasil yang tinggi, cabai menghendaki tanah yang subur, gembur, kaya akan organik, tidak mudah becek (menggenang), bebas cacing (nematoda) dan penyakit tular tanah. Kisaran pH tanah yang ideal adalah antara 5.5 - 6.8, karena pada pH di bawah 5.5 atau di atas 6.8 hanya akan menghasilkan produksi yang sedikit (rendah). Pada tanah-tanah yang becek seringkali menyebabkan gugur daun dan juga tanaman cabai mudah terserang penyakit layu. Khusus untuk tanah yang pH-nya di bawah 5.5 (asam) dapat diperbaiki keadaan kimianya dengan cara pengapuran, sehingga pH-nya naik mendekati pH normal.
Penyiapan Lahan
Dalam budidaya cabai hibrida sistem MPHP, penyiapan lahan harus didahulukan, kemudian disusul dengan penyiapan benih atau pembibitan. Maksudnya agar tanah sebagai media tanam benar-benar telah matang dan layak ditanami. Sebaliknya, bila pembibitan didahulukan, maka penyiapan lahan akan terburu-buru, sehingga tanahnya belum matang benar dan bibit sudat terlanjur tua. Bibit cabai hibrida umumnya siap dipindahtanamkan dari persemaian ke lapangan (kebun) pada umur 17 - 23 hari (berdaun 2 - 4 helai). Bila bibit terlambat dipindahtanamkan (terlanjur tua), pertumbuhan kurang optimal dan produksinya menurun (rendah).
Persyaratan lahan untuk kebun cabai hibrida sistem MPHP adalah :
• Tempatnya terbuka agar mendapat sinar matahari secara penuh.
• Lahan bukan bekas pertanaman yang sefamili, seperti kentang, tomat, terung taupun tembakau ; guna menghindari risiko serangan penyakit.
• Lahan yang paling baik adalah berupa tanah sawah bekas tanaman padi, agar tidak perlu membajak cukup berat.
• Lahan tegalan (tanah kering) dapat digunakan, asal cukup tersedia air.
Syarat Iklim
Pada umumnya cabai dapat ditanam di dataran rendah sampai pegunungan (dataran tinggi) + 2.000 meter dpl yang membutuhkan iklim tidak terlalu dingin dan tidak terlalu lembab. Temperatur yang baik untuk tanaman cabai adalah 240 - 270 C, dan untuk pembentukan buah pada kisaran 160 - 230 C. Setiap varietas cabai hibrida mempunyai daya penyesuaian tersendiri terhadap lingkungan tumbuh. Cabai hibrida Hot Beauty dan Hero dapat berproduksi dengan baik di dataran rendah sampai dataran tinggi + 1200 m dpl. Sedangkan cabai hibrida Long Chili lebih cocok ditanam pada ketinggian antara 800 - 1500 m dpl. Khusus untuk cabai Paprika umumnya hanya cocok ditanam di dataran tinggi. Kisaran temperatur optimum untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman paprika antara 210 - 250 C, sedangkan untuk pembentuk-an buah memerlukan temperatur 18,30. Cabai paprika tidak tahan terhadap intensitas cahaya matahari yang tinggi karena dapat menyebabkan buah seperti terbakar (sunburn) dan juga hasil akhir bobot buah akan sangat rendah. Pada kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan, tanaman paprika akan mengalami gugur tunas, gugur bunga dan buah muda, serta ukuran buah sangat kecil. Meskipun cabai paprika umumnya cocok ditanam di dataran tinggi, tetapi dapat pula dikembangkan di dataran menengah mulai ketinggian 600 m dpl; yakni dengan cara memanipulasi lingkungan. Alih teknologi budidaya paprika di dataran menengah antara lain menggunakan sungkup beratapkan plastik bening (transparan).
Syarat Tanah
Hampir semua jenis tanah yang cocok untuk budidaya tanaman pertanian, cocok pula bagi tanaman cabai. Untuk mendapatkan kuantitas dan kualitas hasil yang tinggi, cabai menghendaki tanah yang subur, gembur, kaya akan organik, tidak mudah becek (menggenang), bebas cacing (nematoda) dan penyakit tular tanah. Kisaran pH tanah yang ideal adalah antara 5.5 - 6.8, karena pada pH di bawah 5.5 atau di atas 6.8 hanya akan menghasilkan produksi yang sedikit (rendah). Pada tanah-tanah yang becek seringkali menyebabkan gugur daun dan juga tanaman cabai mudah terserang penyakit layu. Khusus untuk tanah yang pH-nya di bawah 5.5 (asam) dapat diperbaiki keadaan kimianya dengan cara pengapuran, sehingga pH-nya naik mendekati pH normal.
Beberapa angka pH tanah (reaksi tanah), terdiri atas :
• Paling masam (< 4.0)
• Sangat asam (4.0 - 4.5)
• Asam (4.5 - 5.5)
• Agak asam (5.5 - 6.5)
• Netral (6.5 - 7.5)
• Agak basa (7.5 - 8.5)
• Basa (8.5 - 9.0)
• Sangat basa (9.0).
Pada pH tanah asam, ketersediaan unsur-unsur Fosfor, Kalium, Belerang, Kalsium, Magnesium dan Molibdinum menurun dengan cepat. Pada pH tanah basa akan menyebabkan unsur-unsur Nitrogen, Besi, Mangan, Borium, Tembaga dan Seng ketersediaannya relatif menjadi sedikit. Cabai yang ditanam pada tanah asam pada umumnya keracunan unsur Alumunium (Al), Besi (Fe) dan Mangan (Mn). Sebaliknya pada pH basa, jumlah unsur bikarbonat cukup banyak untuk merintangi penyerapan ion lain, sehingga dapat menghalangi pertumbuhan tanaman secara optimum.
Tahapan pengolahan tanah dilakukan dengan tata cara sebagai berikut :
• Lahan dibersihkan dari sisa-sisa tanaman atau perakaran dari pertanaman sebelumnya.
• Tanah dibajak atau dicangkul sedalam 30 - 40 cm, kemudian dikeringkan selama 7 - 14 hari.
• Tanah yang sudah agak kering segera dibentuk bedengan-bedengan selebar 110 - 120 cm, tinggi 40 - 50 cm, lebar parit 60 - 70 cm, sedangkan panjang bedengan sebaiknya lebih dari 12 meter. Khusus pada tanah yang banyak mengandung air (mudah becek), sebaiknya parit dibuat sedalam 60 - 70 cm.
• Di sekeliling lahan kebun cabai dibuat parit keliling selebar dan sedalam 70 centimeter.
• Pada saat 70% bedengan kasar terbentuk, bedengan dipupuk dengan pupuk kandang (kotoran ayam, domba, kambing, sapi ataupun kompos) yang telah matang sebanyak 1,0 - 1,5 kg/tanaman.
• Pada tanah yang pH-nya masam, bersamaan dengan pemberian pupuk kandang dilakukan pengapuran sebanyak 100 - 125 gram/tanaman.
• Pupuk kandang dan kapur pertanian dicampur dengan tanah bedengan secara merata sambil dibalikkan, kemudian dibiarkan diangin - anginkan selama kurang lebih 2 minggu.
Catatan :
Jika populasi cabai hibrida per hektar antara 18.000 - 20.000 tanaman pada jarak tanam 60 x 70 cm, maka diperlukan pupuk kandang 18 - 30 ton, dan kapur pertanian 1,8 - 2,0 ton.
Penyiapan Benih dan Pembibitan
Bersamaan dengan terbentuknya bedengan kasar, dilakukan penyiapan benih dan pembibitan di pesemaian. Untuk lahan (kebun) seluas 1 hektar diperlukan benih + 180 gr atau 18 bungkus kemasan masing-masing berisi 10 gram. Benih dapat disemai langsung satu dalam bumbung (koker) yang terbuat dari daun pisang ataupun polybag kecil ukuran 8 x 10 cm, tetapi dapat pula dikecambahkan terlebih dahulu. Sebelum dikecambahkan, benih cabai sebaiknya direndam dulu dalam air dingin ataupun air hangat 550 - 600 selama 15 - 30 menit untuk mempercepat proses perkecambah-an dan mencucihamakan benih tersebut. Bila benih cabai akan disemai langsung dalam polybag, maka sebelumnya polybag harus diisi dengan media campuran tanah halus, pupuk kandang matang halus, ditambah pupuk NPK dihaluskan serta Furadan atau Curater. Sebagai pedoman untuk campuran adalah : tanah halus 2 bagian (2 ember volume 10 liter) + 1 bagian pupuk kandang matang halus (1 ember volume 10 liter) + 80 gr pupuk NPK dihaluskan (digerus) + 75 gr Furadan. Bahan media semai tersebut dicampur merata, lalu dimasukkan ke dalam polybag hingga 90% penuh. Benih cabai hibrida yang telah direndam, disemaikan satu per satu sedalam 1,0 - 1,5 cm, lalu ditutup dengan tanah tipis. Berikutnya semua polybag yang telah diisi benih cabai disimpan di bedengan secara teratur dan segera ditutup dengan karung goni basah selama + 3 hari agar cepat berkecambah. Bila benih dikecambahkan terlebih dahulu, maka sehabis direndam harus segera dimasukkan ke dalam lipatan kain basah (lembab) selama + 3 hari. Setelah benih keluar bakal akar sepanjang 2-3 mm, dapat segera disemaikan ke dalam polybag. Cara ini untuk meyakinkan daya kecambah benih yang siap disemai dalam polybag. Tata cara penyemaian benih ke dalam polybag prinsipnya sama seperti cara di atas hanya perlu alat bantu pinset agar kecambah benih cabai tidak rusak. Penyimpanan polybag berisi semaian cabai dapat ditata dalam rak-rak kayu atau bambu, namun dapat pula diatur rapi di atas bedengan-bedengan selebar 110 - 120 cm. Setelah semaian cabai tersebut diatur rapi, maka harus segera dilindungi dengan sungkup dari bilah bambu beratapkan plastik bening (transparan) ataupun jaring net kassa. Selama bibit di pesemaian, kegiatan rutin pemeliharaan adalah penyiraman 1-2 kali/hari atau tergantung cuaca, dan penyemprotan pupuk daun pada dosis rendah 0,5 gr/liter air saat tanaman muda berumur 10 - 15 hari, serta penyemprotan pestisida pada konsentrasi setengah dari yang dianjurkan untuk mengendalikan serangan hama dan penyakit.
Pemasangan MPHP
Sebelum MPHP dipasang untuk menutupi permukaan bedengan, terlebih dahulu dilakukan pemupukan pupuk buatan secara total sekaligus. Jenis dan dosis pupuk yang biasa digunakan untuk cabai hibrida adalah sebagai berikut :
Untuk praktisnya dapat menghitung pupuk per bedengan. Misalnya panjang bedengan 12 meter, jarak tanam 60 x 70 cm akan berisi 40 tanaman. Jadi, pupuk yang diperlukan sejumlah + 4 kg, yang terdiri atas perbandingan 3 ZA : 1 Urea : 2 TSP : 1,5 Kcl, dengan catatan tiap 100 kg pupuk campuran tadi ditambahkan 1 kg Borate dan 1,5 kg Furadan. Campuran pupuk buatan ini disebar merata sambil diaduk dan dibalikkan dengan tanah bedengan. Kemudian bedengan diratakan kembali sambil dirapihkan, dan setelah itu disiram air secukupnya agar pupuk dapat larut ke lapisan tanah. Pemasangan MPHP sebaiknya memperhatikan cuaca, yakni pada saat terik matahari antara pukul 14.00 - 16.00 agar plastik tersebut memanjang (memuai) dan menutup tanah serapat mungkin. Pemasangan MPHP minimal dilakukan oleh 2 orang. Caranya adalah : tariklah kedua ujung MPHP ke masing-masing ujung bedengan arah memanjang. Kemudian dikuatkan dengan pasak bilah bambu berbentuk "U" yang ditancapkan di setiap sisi bedengan. Berikutnya tarik pula lembar MPHP ke bagian sisi kiri kanan (lebar) bedengan hingga nampak rata menutup permukaan bedengan. Kuatkan dengan pasak bilah bambu pada setiap jarak 40 - 50 cm. Bedengan yang telah ditutup MPHP dibiarkan dulu selama + 5 hari agar pupuk buatan larut dalam tanah dan tidak membahayakan (toksis) bibit cabai yang ditanam.
Penanaman
Waktu tanam yang paling baik adalah pagi atau sore hari, dan bibit cabai telah berumur 17 - 23 hari atau berdaun 2 - 4 helai. Sehari sebelum tanam, bedengan yang telah ditutup MPHP harus dibuatkan lubang tanam dulu. Jarak tanam untuk cabai merah hibrida adalah 60 x 70 cm atau 70 x 70 cm, sedangkan cabai paprika 50 x 70 cm atau 60 x 70 cm. Pembuatan lubang tanam dapat menggunakan alat bantu khusus yang terbuat dari potongan pipa besi diisi arang. Penggunaan alat ini dengan cara menempelkan ujung bawahnya pada MPHP sesuai dengan jarak tanam yang telah ditetapkan. Dengan cara demikian MPHP akan berlubang berupa bulatan-bulatan kecil berdiameter + 6 - 8 cm. Selain itu, dapat juga menggunakan alat bantu bekas kaleng susu yang salah satu permukaannya telah dipotong. Cara penggunaan kaleng bekas susu ini adalah : tutupkan pada calon lubang tanam yang telah ditetapkan, kemudian putarlah sambil ditekan alakadarnya, maka akan langsung terbentuk lubang kecil. Cara lain adalah menggunakan pisau silet atau pisau cutter dengan cara dikeratkan langsung pada MPHP berbentuk bulatan kecil. Bibit cabai hibrida yang siap dipindahtanamkan segera disiram dengan air bersih secukupnya. Kemudian bersama dengan polybagnya direndam dalam larutan fungisida sistemik atau bakterisida pada dosis 0,5 - 1,0 gram/liter air selama 15 - 30 menit untuk mencegah penularan hama dan penyakit. Setelah media semainya cukup kering, bibit cabai hibrida dikeluarkan dari polybag secara hati-hati. Caranya : ambil polybag berisi bibit sambil dibalikkan dan pangkal batang bibit cabai dijepit oleh jari telunjuk dan jari tengah. Bagian dasar polybag ditepuk-tepuk secara pelan dan hati-hati, maka bibit cabai akan keluar bersama akar dan medianya. Bibit cabai hibrida siap langsung ditanam pada lubang tanam yang tersedia.
Cara penanaman bibit cabai adalah : mula-mula sebagian tanah pada lubang tanam diangkat kira-kira seukuran media polybag; kemudian bibit dimasukkan sambil diurug tanah hingga dekat pangkal batangnya cukup padat. Bibit cabai hibrida yang disemai dalam polybag ini, begitu dipindahtanamkan langsung tumbuh (segar) tanpa mengalami kelayuan (stagnasi). Selesai tanam, segera disiram sampai tanahnya cukup basah.
Pemeliharaan tanaman
Kegiatan pokok pemeliharaan tanaman meliputi : pemasangan ajir (turus), penyiraman (pengairan), perempelan tunas dan bunga pertama, pemupukan tambahan (susulan), perempelan daun bawah di bawah cabang, pengendalian hama dan penyakit. Khusus untuk cabai paprika yang sifatnya peka terhadap sinar matahari yang terik diperlukan naungan beratap plastik bening (transparan). Pemasangan kerangka naungan ini bisa tunggal per bedengan, atau 2 bedengan bahkan tiap 4 bedengan; tergantung dari kepraktisan maupun ketersediaan bahan.
Tata cara pemasangan sungkup (naungan) untuk cabai paprika (atau cabai hibrida di musim hujan), pada prinsipnya adalah sebagai berikut :
• Pasang tiang-tiang dari bambu gelondongan setinggi 50 - 80 cm di bagian pinggir bedengan; arahnya memanjang pada jarak tiap 3-4 meter.
• Pasang bilah bambu yang bentuknya dilengkungkan setengah lingkaran setinggi 160 - 200 cm dari permukaan tanah. Caranya adalah dengan memasukkan ujung bilah bambu ke dalam lubang bambu gelondongan yang letaknya berpasangan.
• Hubungkan antara kerangka sungkup yang satu dengan yang lainnya dengan bilah bambu yang dipasang memanjang, kemudian ikat dengan tali kawat, hingga akhirnya sungkup (kerangka) naungan siap dipasang atap plastik bening.
• Pasang atap plastik bening, dan kuatkan dengan tali pengikat agar tidak mudah lepas oleh terpaan angin.
Kegiatan pemeliharaan tanaman untuk semua jenis atau varietas cabai hibrida umumnya meliputi :
Pemasangan ajir (turus)
Cabai hibirida umumnya berbuah lebat, sehingga untuk menopang pertumbuhan tanaman agar kuat dan kokoh serta tidak rebah perlu dipasang ajir (turus) dari bilah bambu setinggi 125 cm, lebar + 4 cm dan tebalnya + 2 cm. Ajir dipasang (ditancapkan) tegak tiap 3 tanaman cabai 1 ajir secara berjajar mengikuti arah panjang bedengan. Antara ajir dengan ajir lainnya dihubungkan dengan bilah bambu memanjang (gelagar) tepat pada ketinggian 80 cm dari permukaan tanah. Pemasangan ajir harus sedini mungkin, yakni pada saat tanaman belum berumur 1 bulan setelah pindah tanam. Hal ini untuk mencegah terjadinya kerusakan akar tanaman cabai sewaktu memasang (menancapkan) ajir. Khusus untuk cabai paprika, pemasangan ajir setiap tanaman 1 ajir.
Pengairan (Penyiraman)
Pada fase awal pertumbuhan atau saat tanaman cabai masih menyesuaikan diri terhadap lingkungan kebun (adaptasi), maka penyiraman perlu dilakukan secara rutin tiap hari, terutama di musim kemarau. Setelah tanaman tumbuh kuat dan perakarannya dalam, pengairan berikutnya dilakukan dengan cara dileb setiap 3 - 4 hari sekali. Pengeleban ini airnya cukup sampai batas antara tanah bagian bawah dengan ujung MPHP. Setelah tanah bedengan basah, airnya segera dibuang kembali melalui saluran pembuangan. Tanah yang becek atau menggenang akan memudahkan tanaman terserang penyakit layu. Di lahan tertentu yang tidak mungkin melakukan pengairan dengan cara dileb, dapat menggunakan teknik kocoran melalui selang yang dialirkan di antara 4 tanaman. Ujung selang dimasukkan ke dalam lubang MPHP di tengah-tengah bedengan. Tanaman cabai hibrida di bawah 40 hari, memerlukan pengairan yang intensif dan rutin. Sedangkan tanaman yang sudah produktif (berbuah) tidak mutlak memerlukan air banyak. Tetapi yang terpenting adalah menjaga agar tanah tidak kekeringan.
Perempelan
Cabai hibrida umumnya bertunas banyak yang tumbuh dari ketiak-ketiak daun. Tunas ini tidak produktif dan akan mengganggu pertumbuhan secara optimal. Oleh karena itu, perlu dilakukan perempelan (pembuangan) tunas samping.
Perempelan tunas samping dilakukan pada tanaman cabai hibrida yang berumur antara 7 - 20 hari. Semua tunas samping dibuang agar tanaman tumbuh kuat dan kokoh. Saat terbentuk cabang, maka perempelan tunas dihentikan. Biasanya perempelan tunas ini dilakukan 2 - 3 kali. Tanpa perempelan tunas samping, pertumbuhan tanaman cabai akan lambat.
Ketika tanaman cabai mengeluarkan bunga pertama dari sela-sela percabangan pertama, maka bunga ini pun harus dirempel. Tujuan perempelan bunga perdana ini adalah untuk merangsang pertumbuhan tunas-tunas dan percabangan di atasnya yang lebih banyak dan produktif menghasilkan buah yang lebat. Kelak tanaman cabai hibrida yang sudah berumur 75 - 80 hari biasanya sudah membentuk percabangan yang optimal. Daun-daun tua yang ada di bawah cabang dapat dirempel, terutama daun yang terserang hama dan penyakit. Daun tua tersebut sudah tidak produktif lagi, bahkan seringkali menjadi sumber penularan hama dan penyakit. Perempelan daun-daun tua ini jangan terlalu awal, sebab pertumbuhan cabang daun belum optimal. Kesalahan perempelan daun tua, justru berakibat fatal, yakni menyebabkan tanaman cabai tumbuh merana dan produksinya menurun.
Pemupukan Tambahan (susulan)
Sekalipun tanaman cabai hibrida sudah dipupuk total pada saat akan memasang MPHP, namun untuk menyuburkan pertumbuhan yang prima dapat diberi pupuk tambahan (susulan). Jenis pupuk yang digunakan pada fase pertumbuhan vegetatif aktif (daun dan tunas) adalah pupuk daun yang kandungan Nitrogennya tinggi, misalnya Multimicro dan Complesal cair. Interval penyemprotan pupuk daun antara 10 - 14 hari sekali, dengan dosis atau konsentrasi yang tertera pada labelnya (kemasan) pupuk daun tersebut. Pada fase pertumbuhan bunga dan buah (generatif), masih perlu pemberian pupuk daun yang mengandung unsur Phospor dan Kaliumnya tinggi, misalnya Complesal merah, Kemira merah ataupun Growmore Kalsium. Untuk memacu pertumbuhan bunga dan buah, tanaman cabai yang berumur 50 hari dapat dipupuk susulan berupa NPK atau campuran ZA, Urea, TSP, Kcl, (1 : 1 : 1 : 1) sebanyak + 4 sendok makan. Cara pemberiannya adalah dengan melubangi MPHP diantara 4 tanaman. Kemudian pupuk dimasukkan melalui lubang tersebut sambil diaduk-aduk dengan tanah dan langsung disiram air bersih agar cepat larut dan meresap ke dalam tanah. Pemupukan susulan berikutnya masih diperlukan, terutama bila kondisi pertumbuhan tanaman cabai kurang memuaskan atau karena terserang hama dan penyakit. Jenis dan dosis pupuk yang digunakan adalah NPK sebanyak 4-5 kg yang dilarutkan dalam 200 liter air (1 drum). Pemberiannya adalah dengan cara dikocorkan pada setiap tanaman sebanyak 300 - 500 cc atau tergantung kebutuhan. Cara pengocoran dapat dilakukandengan alat bantu corong atau selang sepanjang 0,5 - 1,0 m dimasukkan ke dalam lubang MPHP dekat pangkal batang tanaman cabai. Pengocoran pupuk larutan ini dapat dilakukan setiap dua minggu sekali. Varietas cabai hibrida umumnya bisa berbuah cukup lama, sehingga dapat dipanen beberapa kali (12 - 14 kali), terutama pada hibrida Hot Beauty dan Hero. Setiap kali selesai panen perlu dipupuk susulan untuk mempertahankan produktivitas buah. Jenis dan dosis pupuknya adalah berupa NPK atau campuran ZA, Urea, TSP, KCl, (1 : 1 : 1 : 1) sebanyak 2 sendok per tanaman yang diberikan di antara 2 tanaman cabai bagian kiri dan kanan. Pada kondisi pertumbuhan tanaman cabai cukup bagus, pemberian pupuk susulan ini cukup sebulan sekali. Pemupukan Nitrogen pada cabai hibrida dianjurkan 2 macam sumber N, yaitu ZA san Urea. Pupuk ZA selain mengandung unsur Nitrogen, juga kaya akan unsur Belerang (S) yang diperlukan untuk pertumbuhan cabai hibrida secara optimal.
Keuntungan Penggunaan Plastik Hitam Perak
Mulsa plastik yang dianggap baik di daerah subtropis adalah yang berwarna hitam dengan ketebalan 50 mikron. Mulsa Plastik Hitam (MPH) sudah membudaya pada tanaman mentimun, tomat, strawberri dan kubis bunga. Adaptasi atau pengembangan teknologi sistem Mulsa Plastik dirintis oleh Jepang dan Taiwan yang memperkenalkan Mulsa Plastik Hitam Perak (MPHP). MPHP ini memiliki dua muka dan dua warna, yaitu muka pertama berwarna hitam dan muka kedua berwarna perak. Warna hitam untuk menutup permukaan tanah, warna perak sebagai permukaan atas tempat menanam suatu tanaman budidaya.
Keuntungan bertani sistem MPHP antara lain :
1. Pemberian pupuk dapat dilakukan sekaligus total sebelum tanam.
• Warna hitam dari mulsa menimbul-kan kesan gelap sehingga dapat menekan rumput-rumput liar atau gulma.
• Warna perak dari mulsa dapat memantulkan sinar matahari ; sehingga dapat mengurangi hama aphis, trips dan tungau, serta secara tidak langsung menekan serangan penyakit virus.
• Menjaga tanah tetap gembur, suhu dan kelembaban tanah relatif tetap (stabil).
• Mencegah tercucinya pupuk oleh air hujan, dan penguapan unsur hara oleh sinar matahari.
• Buah cabai yang berada di atas permukaan tanah terhindar dari percikan air tanah sehingga dapat mengurangi resiko berjangkitnya penyakit busuk buah.
• Kesuburan tanah karena pemupukan dapat merata, sehingga pertumbuhan dan produksi tanaman budidaya relatif seragam (homogen).
• Praktis untuk melakukan sterilisasi tanah dengan menggunakan gas fumigan seperti Basamid-G, karena fungsi MPHP mempercepat proses pembentukan gas zat fumigan tanpa harus membeli plastik khusus.
• Secara ekonomis penggunaan MPHP dapat mengurangi pekerjaan penyiangan dan penggemburan tanah, sehingga biaya pengadaan MPHP dapat dialokasikan dari biaya pemeliharaan tanaman tersebut.
• Pada musim kering (kemarau), MPHP dapat menekan penguapan air dari dalam tanah, sehingga tidak terlalu sering untuk melakukan penyiraman (pengairan).
Pengendalian Hama dan Penyakit
Salah satu faktor penghambat peningkat-an produksi cabai adalah adanya serangan hama dan penyakit yang fatal. Kehilangan hasil produksi cabai karena serangan penyakit busuk buah (Colletotrichum spp), bercak daun (Cercospora sp) dan cendawan tepung (Oidium sp.) berkisar antara 5% - 30%. Strategi pengendalian hama dan penyakit pada tanaman cabai diajurkan penerapan pengendalian secara terpadu. Komponen Pengendalian Hama dan Penyakit secara Terpadu (PHPT) ini mencakup pengen-dalian kultur teknik, hayati (biologi), varietas yang tahan (resisten), fisik dan mekanik, peraturan-peraturan, dan cara kimiawi.
HAMA CABAI
Ulat Grayak (Spodoptera litura)
Serangga dewasa dari hama ini adalah kupu-kupu, berwarna agak gelap dengan garis agak putih pada sayap depan. Meletakkan telur secara berkelompok di atas daun atau tanaman dan ditutp dengan bulu-bulu. Jumlah telur tiap betina antara 25-500 butir. Telur akan menetas menjadi ulat (larva), mula-mula hidup ber-kelompok dan kemudian menyebar. Ciri khas dari larva (ulat) grayak ini adalah terdapat bintik-bintik segitiga berwarna hitam dan bergaris-garis kekuningan pada sisinya. Larva akan menjadi pupa (kepompong) yang dibentuk di bawah permukaan tanah. Daur hidup dari telur menjadi kupu-kupu berkisar antara 30 - 61 hari. Stadium yang membahayakan dari hama Spodoptera litura adalah larva (ulat). Menyerang bersama-sama dalam jumlah yang sangat besar. Ulat ini memangsa segala jenis tanaman (polifag), termasuk menyerang tanaman cabai. Serangan ulat grayak terjadi di malam hari, karena kupu-kupu maupun larvanya aktif di malam hari. Pada siang hari bersembunyi di tempat yang teduh atau di permukaan daun bagian bawah. Hama ulat grayak merusak di musim kemarau dengan cara memakan daun mulai dari bagian tepi hingga bagian atas maupun bawah daun cabai. Serangan hama ini menyebabkan daun-daun berlubang secara tidak beraturan; sehingga menghambat proses fotosintesis dan akibatnya produksi buah cabai menurun. Pengendalian secara terpadu terhadap hama ini dapat dilakukan dengan cara :
1. Mekanis, yaitu mengumpulkan telur dan ulat-ulatnya dan langsung dibunuh.
• Kultur teknis, yaitu menjaga kebersihan kebun dari gulma dan sisa-sisa tanaman yang menjadi tempat persembunyian hama, serta melakukan rotasi tanaman.
• Hayati (biologis) kimiawi, yaitu disemprot dengan insektisida berbahan aktif Bacilus thuringiensis seperti Dipel, Florbac, Bactospeine, dan Thuricide.
• Sex pheromone, yaitu perangkap ngengat (kupu-kupu) jantan. Sex pheromone merupakan aroma yang dikeluarkan serangga betina dewasa yang dapat menimbulkan rangsangan sexual (birahi) pada serangga jantan dewasa untuk menghampiri dan melakukan perkawinan sehingga membuahkan keturunan. Sex pheromone dari Taiwan yang di Indonesia diberi nama "Ugratas" atau Ulat Grayak Berantas Tuntas berwarna "merah" sangat efektif untuk dijadikan perangkap kupu-kupu dewasa dari ulat grayak (S. litura). Cara pemasangan Ugratas merah ini adalah dimasukkan ke dalan botol bekas aqua volume 500 cc yang diberi lubang kecil untuk tempat masuknya kupu-kupu jantan. Untuk 1 hektar kebun cabai cukup dipasang 5-10 buah Ugratas merah, dengan cara digantungkan sedikit lebih tinggi di atas tanaman cabai. Daya tahan (efektivitas) Ugratas ini + 3 minggu, dan tiap malam bekerja efektif sebagai perangkap ngengat jantan. Keuntungan penggunaan Ugratas ini antara lain : aman bagi manusia dan ternak, tidak berdampak negatif terhadap lingkungan, dapat menekan penggunaan insektisida, tidak menimbulkan kekebalan hama, dan dapat memperlambat perkem-bangan hama tersebut.
• Kimiawi, yaitu disemprot insektisida seperti Hostathion 40 EC 2 cc/lt atau Orthene 75 SP 1 gr/lt.
Kutu Daun (Myzus persicae Sulz.)
Kutu daun atau sering disebut Aphid tersebar di seluruh dunia. Hama ini memakan segala jenis tanaman (polifag), lebih dari 100 jenis tanaman inang, termasuk tanaman cabai. Kutu daun berkembang biak dengan 2 cara, yaitu dengan perkawinan biasa dan tanpa perkawinan atau telur-telurnya dapat berkembang menjadi anak tanpa pembuahan (partenogenesis). Daur hidup hama ini berkisar antara 7 - 10 hari. Hama ini menyerang tanaman cabai dengan cara mengisap cairan daun, pucuk, tangkai bunga ataupun bagian tanaman lainnya. Serangan berat menyebabkan daun-daun melengkung, keriting, belang-belang kekuningan (klorosis) dan akhirnya rontok sehingga produksi cabai menurun.
Kehadiran kutu daun di kebun cabai, tidak hanya menjadi hama tetapi juga berfungsi sebagai penular (penyebar) berbagai penyakit virus. Di samping itu, kutu daun mengeluarkan cairan manis (madu) yang dapat menutupi permukaan daun. Cairan manis ini akan ditumbuhi cendawan jelaga berwarna hitam sehingga menghambat proses fotosintesis. Serangan kutu daun menghebat pada musim kemarau.
Pengendalian secara terpadu terhadap hama ini dapat dilakukan dengan cara :
1. Kultur teknik, yaitu menanam tanaman perangkap (trap crop) di sekeliling kebun cabai, misalnya jagung.
1. Kimiawi, yaitu dengan semprotan insektisida yang efektif dan selektif seperti Deltamethrin 25 EC pada konsentrasi 0,1 - 0,2 cc/liter, Decis 2,5 EC 0,04%, Hostathion 40EC 0,1% atau Orthene 75 SP 0,1%.
Lalat Buah (Dacus ferrugineus)
Serangga dewasa panjangnya + 0.5 cm, berwarna coklat-tua, dan meletakkan telurnya di dalam buah cabai. Telur tersebut akan menetas, kemudian merusak buah cabai. Buah-buah yang diserang akan menjadi bercak-bercak bulat, kemudian membusuk dan berlubang kecil. Buah cabai yang terserang akan dihuni larva yang pandai meloncat-loncat. Akibatnya semua bagian buah cabai rusak, busuk, dan berguguran (rontok). Daur hidup hama ini lamanya sekitar 4 minggu, dan pembentukan stadium pupa terjadi di atas permukaan tanah.
Pengendalian secara terpadu terhadap hama ini dapat dilakukan dengan cara :
1. Kultur teknik, yaitu dengan pergiliran tanaman yang bukan tanaman inang lalat buah.
1. Mekanis, yaitu dengan mengumpul-kan buah cabai yang terserang, kemudian dimusnahkan.
1. Kimiawi, yaitu dengan pemasangan perangkap beracun "metil eugenol" atau protein hydrolisat yang efektif terhadap serangga jantan maupun betina. Dapat pula disemprot langsung dengan insektisida seperti Buldok, Lannate ataupun Tamaron.
Thrips (Thrips sp.)
Spesies Thrips yang sering ditemukan adalah T. tabaci yang hidupnya bersifat pemangsa segala jenis tanaman (polifag). Serangga Thrips sangat kecil, panjang + 1 mm, berkembang biak tanpa pembuahan sel telur (partenogenesis) dan siklus hidupnya berlangsung selama 7 - 12 hari. Hama Thrips menyerang hebat pada musim kemarau dengan memperlihatkan gejala serangan strip-strip pada daun dan berwarna keperakan. Serangan yang berat dapat mengakibatkan matinya daun (kering). Thrips ini kadang-kadang berperan sebagai penular (vektor) penyakit virus.
Pengendalian secara terpadu terhadap hama ini dapat dilakukan dengan cara :
1. Kultur teknis, yaitu dengan pergiliran tanaman atau tidak menanam cabai secara bertahap dengan selisih waktu cukup lama karena tanaman muda akan terserang parah.
1. Kimiawi, yaitu dengan disemprot insektisida Deltamethrin 25 EC 0,1-0,7 cc/lt, Triazophos 40 EC 0,5-2,0 cc/lt, Endosulfan 25 EC 0,5-2,0 cc/lt, atau juga Decis 2,5 EC (0,04%), Hostathion 20 EC (0,2%) maupun Mesurol 50 WP (0,1-0,2%).
Tungau (Tarsonemus translucens)
Tungau berukuran sangat kecil, tetapi bersifat pemangsa segala jenis tanaman (polifag). Serangga dewasa panjangnya + 1 mm, bentuk mirip laba-laba, dan aktif di siang hari. Siklus hidup tungau berkisar selama 14-15 hari. Tungau menyerang tanaman cabai dengan cara mengisap cairan sel daun atau pucuk tanaman. Akibat serangannya dapat menimbulkan bintik-bintik kuning atau keputihan. Serangan yang berat, terutama di musim kemarau, akan menyebabkan cabai tumbuh tidak normal dan daun-daunnya keriting. Pengendalian tungau dapat dilakukan dengan cara disemprot insektisida akarisasi seperti Omite EC (0,2%) atau Mitac 200 EC (0,2%).
PENYAKIT CABAI
Layu Bakteri (Pseudomonas solana-cearum E.F. Smith)
Bakteri layu mempunyai banyak tanaman inang, diantaranya adalah tomat, kentang, kacang tanah dan cabai. Penyebaran penyakit layu bakteri dapat melalui benih, bibit, bahan tanaman yang sakit, residu tanaman, irigasi (air), serangga, nematoda dan alat-alat pertanian. Bakteri layu biasanya menghebat pada tanaman cabai di dataran rendah. Gejala kelayuan tanaman cabai terjadi mendadak, dan akhirnya menyebabkan kematian tanaman dalam beberapa hari kemudian. Bakteri layu menyerang sistem perakaran tanaman cabai. Bila pangkal batang cabai yang diserang, dipotong atau dibelah, kemudian direndam dalam gelas berisi air bening, maka setelah beberapa menit digoyang-goyangkan akan keluar cairan berwarna coklat susu atau berkas pembuluh batangnya berwarna coklat berlendir (slime bakteri). Gejala yang dapat diamati secara visual pada tanaman cabai adalah kelayuan tanaman mulai dari bagian pucuk, kemudian menjalar ke seluruh bagian tanaman. Daun menguning dan akhirnya mengering serta rontok. Penyakit bakteri layu dapat menyerang tanaman cabai pada semua tingkatan umur, tetapi paling peka adalah tanaman muda atau menjelang fase berbunga maupun berbuah.
Pengendalian penyakit bakteri layu harus dilakukan secara terpadu, yaitu :
1. Perlakuan benih atau bibit sebelum tanam dengan cara direndam dalam bakterisida Agrimycin atau Agrept 0,5 gr/lt selama 5-15 menit.
2. Perbaikan drainase tanah di sekitar kebun agar tidak becek atau menggenang.
3. Pencabutan tanaman yang sakit agar tidak menular ke tanaman yang sehat.
4. Penggunaan bakterisida Agrimycin atau Agrept dengan cara disemprotkan atau dikocor di sekitar batang tanaman cabai tersebut yang diperkirakan terserang bakteri P. solanacearum.
5. Pengelolaan (manajemen) lahan, misalnya dengan pengapuran tanah ataupun pergiliran tanaman yang bukan famili Solanaceae
Layu Fusarium (Fusarium oxysporum Sulz.)
Layu Fusarium disebabkan oleh organisme cendawan bersifat tular tanah. Biasanya penyakit ini muncul pada tanah-tanah yang ber pH rendah (masam). Gejala serangan yang dapat diamati adalah terjadinya pemucatan warna tulang-tulang daun di sebelah atas, kemudian diikuti dengan merunduknya tangkai-tangkai daun; sehingga akibat lebih lanjut seluruh tanaman layu dan mati. Gejala kelayuan tanaman seringkali sulit dibedakan dengan serangan bakteri layu (P. solanacearum). Untuk membuktikan penyebab layu tersebut dapat dilakukan dengan cara memotong pangkal batang tanaman yang sakit, kemudian direndam dalam gelas berisi air bening (jernih). Biarkan rendaman batang tadi sekitar 5-15 menit, kemudian digoyang-goyangkan secara hati-hati. Bila dari pangkal batang keluar cairan putih dan terlihat suatu cincin berwarna coklat dari berkas pembuluhnya, hal itu menandakan adanya serangan Fusarium.
Pengendalian penyakit layu Fusarium dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu :
1. Perlakuan benih atau bibit dengan cara direndam dalam larutan fungisida sistemik, misalnya Benlate ataupun Derosal 0,5-1,0 gr/lt air selama 10-15 menit.
2. Pengapuran tanah sebelum tanam dengan Dolomit atau Captan (Calcit) sesuai dengan angka pH tanah agar mendekati netral.
3. Pencabutan tanaman yang sakit agar tidak menjadi sumber infeksi bagi tanaman yang sehat.
4. Pengaturan pembuangan air (drainase), dengan cara pembuatan bedengan yang tinggi, terutama pada musim hujan.
5. Penyiraman larutan fungisida sistemik seperti Derosal, Anvil, Previcur N dan Topsin di sekitar batang tanaman cabai yang diduga sumber atau terkena cendawan.
Bercak Daun dan Buah (Collectro-tichum capsici (Syd). Butl. et. Bisby).
Bercak daun dan buah cabai sering disebut penyakit Antraknose atau "patek". Penyakit ini menjadi masalah utama di musim hujan. Disebabkan oleh cendawan Gloesporium piperatum Ell. et. Ev dan Colletotrichum capsici. Cendawan G. piperatum umumnya menyerang buah muda dan menyebabkan mati ujung. Gejala serangan penyakit ini ditandai dengan terbentuknya bintik-bintik kecil kehitaman dan berlekuk, serta tepi bintik berwarna kuning. Di bagian lekukan akan terus membesar dan memanjang yang bagian tengahnya berwarna gelap. Cendawan C. capsici lebih sering menyebabkan buah cabai membusuk. Gejala awal serangan ditandai dengan terbentuknya bercak coklat-kehitaman pada buah, kemudian meluas menjadi busuk-lunak. Pada bagian tengah bercak terdapat titik-titik hitam yang merupakan kumpulan dari konidium cendawan. Serangan yang berat menyebabkan buah cabai mengkerut dan mengering menyerupai "mummi" dengan warna buah seperti jerami.
Pengandalian dapat dilakukan dengan cara :
1. Perlakuan benih, yaitu direndam dalam larutan fungisida berbahan aktif Benomyl atau Thiram, misalnya Benlate pada dosis 0,5/lt, ataupun berbahan aktif Captan (Orthocide) dengan dosis 1 gr/lt. Lamanya perendaman benih antara 4-8 jam.
2. Pengaturan jarak tanam yang sesuai sehingga kondisi kebum tidak terlalu lembab. Pada musim kemarau dapat menggunakan jarak tanam 50 x 70 cm, sedangkan di musim hujan 60 x 70 cm ataupun 65 x 70 cm, baik sistem segi empat atau segi tiga zig-zag.
3. Pembersihan (sanitasi) lingkungan yaitu dengan cara menyiang gulma atau sisa-sisa tanaman yang ada di sekitar kebun agar tidak menjadi sarang hama dan penyakit.
4. Buah cabai yang sudah terserang penyakit dikumpulkan, kemudian dimusnahkan (dibakar).
5. Penyemprotan dengan fungisida seperti Kasumin 2 cc/lt, Difolatan 4 cc/lt, Phycozan, Dithane M-45, Daconil, Topsin, Antracol dan Delsen. Fungisida-fungisida tersebut efektif menekan Antraknosa.
6. Rotasi tanaman, yakni pergiliran tanaman yang bukan famili Solanaceae (tomat, kentang, terung, tambakau). Tujuan rotasi tanaman ini adalah untuk memotong siklus hidup cendawan penyebab penyakit Antraknosa.
Bercak Daun (Cercospora capsici Heald et Wolf)
Penyebab penyakit bercak daun adalah cendawan Cercospora capsici. Gejala serangan penyakit ditandai dengan bercak-bercak bulat kecil kebasah-basahan. Berikutnya bercak akan meluas dengan garis tengah + 0,5 cm. Di pusat bercak nampak berwarna pucat sampai putih dengan tepinya berwarna lebih tua. Serangan yang berat (parah) dapat menyebabkan daun menguning dan gugur, ataupun langsung berguguran tanpa didahului menguningnya daun. Pengen-dalian penyakit ini dapat dilakukan dengan cara menjaga kebersihan kebun, dan disemprot fungisida seperti Topsin, Velimek, dan Benlate secara berselang-seling.
Bercak Alternaria (Alternaria solani Ell & Marf)
Penyebab penyakit bercak Alternaria adalah cendawan. Gejala serangan penyakit ini adalah ditandai dengan timbulnya bercak-bercak coklat-tua sampai kehitaman dengan lingkaran-lingkaran konsentris. Bercak-bercak ini akan membesar dan bergabung menjadi satu. Serangan penyakit bercak Alternaria dimulai dari daun yang paling bawah, dan kadang-kadang juga menyerang pada bagian batang. Pengendalian penyakit bercak Alternaria antara lain dengan cara menjaga kebersihan kebun, dan disemprot fungisida seperti Cupravit, Dithane M-45 dan Score, secara berselang-seling.
Busuk Daun dan Buah (Phytophthora spp)
Penyakit busuk daun dapat pula menyebabkan busuk buah cabai. Gejala serangan nampak pada daun yaitu bercak-bercak kecil di bagian tepinya, kemudian menyerang seluruh batang. Batang tanaman cabai juga dapat diserang oleh penyakit ini, ditandai dengan gejala perubahan warna menjadi kehitaman. Buah-buah cabai yang terserang menunjukkan gejala awal bercak-bercak kebasahan, kemudian meluas ke arah sumbu panjang, dan akhirnya buah akan terlepas dari kelopaknya karena membusuk. Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan cara pengaturan jarak tanam yang baik, yaitu di musim hujan idealnya 70 x 70 cm, mengumpulkan buah cabai yang busuk untuk dimusnahkan, dan disemprot fungisida seperti Sandovan MZ, Kocide atau Polyram secara berselang-seling.
Virus
Penyakit virus pada tanaman cabai di pulau Jawa dan Lampung ditemukan adanya Cucumber Mosaic Virus (CMV), Potato Virus Y (PVY), Tobacco Etch Virus (TEV), Tobacco Mosaic Virus (TMV), Tobacco Rattle Virus (TRV), dan juga Tomato Ringspot Virus (TRSV).
Gejala penyakit virus yang umum ditemukan adalah daun mengecil, keriting, dan mosaik yang diduga oleh TMV, CMV dan TEV. Penyebaran virus biasanya dibantu oleh serangga penular (vektor) seperti kutu daun dan Thrips. Tanaman cabai yang terserang virus seringkali mampu bertahan hidup, tetapi tidak menghasilkan buah.
Pengendalian penyakit virus ini dapat dilakukan dengan cara :
1. Pemberantasan serangga vektor (penular) seperti Aphids dan Thrips dengan semprotan insektisida yang efektif.
2. Tanaman cabai yang menunjukkan gejala sakit dan mencurigakan terserang virus dicabut dan dimusnahkan.
3. Melakukan pergiliran (rotasi) tanaman dengan tanaman yang bukan famili Solanaceae.
Penyakit Fisiologis
Merupakan keadaan suatu tanaman menderita sakit atau kelainan, tetapi penyebabnya bukan oleh mikroorganisme. Beberapa contoh penyakit fisiologis pada tanaman cabai yang paling sering ditemukan adalah kekurangan unsur hara Kalsium (Ca), dan terbakarnya buah cabai akibat sengatan sinar matahari, terutama pada cabai Paprika. Tanaman cabai yang kekurangan unsur Ca akan menunjukkan gejala pada buahnya terdapat bercak hijau-gelap, kemudian menjadi lekukan bacah coklat kehitam-hitaman. Jaringan di tempat bercak menjadi rusak sampai ke bagian dalam buah. Bentuk buah cabai menjadi pipih dan berubah warna lebih awal (sebelum waktunya). Biasanya kekurangan Ca pada stadium buah rusak akan diikuti tumbuhnya cendawan. Usaha pencegahan kekurangan Ca dapat dilakukan dengan cara pengapuran sewaktu mengolah tanah, diikuti pemupukan berimbang, dan pengairan kebun secara merata. Bila tanaman cabai atau paprika sedang produktif berbuah tetapi baru diketahui kekurangan Ca, maka dapat disemprot dengan pupuk daun yang banyak mengandung unsur Ca, seperti Growmore Kalsium. Cabai paprika tidak tahan terhadap sinar matahari, sehingga bila mengenai permukaan buah akan menyebabkan terbakarnya kulit dan bagian dalam buah. Gejala yang nampak di bagian luar adalah warna kulit buah berubah menjadi keputih-putihan hingga kecoklatan dan mengkerut. Meskipun tidak menjadi busuk basah, tetapi warna buah menjadi jelek dan kualitasnya menurun (rendah). Pengendalian terhadap sengatan sinar matahari adalah melindungi tanaman dengan sungkup beratapkan plastik transparan (bening). Menurut penelitian, fungsi naungan plastik bening selain dapat mengurangi (mereduksi) intensitas cahaya matahari, juga dapat mengurangi tingginya temperatur tanah dan defisit air; sehingga dapat meningkatkan kelembaban relatif tanah di sekitar pertanaman paprika. Di samping itu, pengaruh naungan plastik bening dapat meningkatkan hasil (bobot) buah total.
Panen dan Pasca Panen
PANEN CABAI HIBRIDA
Panen cabai hibrida sangat dipengaruhi oleh faktor jenis atau varietasnya, dan lingkungan tempat tanam. Di dataran rendah, umumnya cabai mulai dipanen pada umur 75-80 hari setelah tanam. Panen berikutnya dilakukan selang 2-3 hari sekali. Sedangkan di dataran tinggi (pegunungan), panen perdana dapat dimulai pada umur 90-100 hari setelah tanam. Selanjutnya pemetikan buah dilakukan selang 6-10 hari sekali. Khusus untuk sasaran ekspor, panen cabai dipilih pada tingkat kemasakan 85% - 90% saat warna buah merah-kehitaman. Di dataran rendah, panen cabai untuk tujuan ekspor dapat diatur 2 hari sekali ; sedangkan di dataran tinggi antara 4-6 hari sekali. Pada cabai paprika, persyaratan layak panen adalah bila buahnya telah mencapai ukuran maksimal, hampir matang tetapi warnanya masih hijau. Buah cabai paprika yang dipanen terlalu muda bobotnya akan menurun secara drastis dan kurang tahan angkut (cepat rusak). Sebaliknya, buah cabai paprika yang dipanen terlalu matang atau warnanya sudah merah, maka kualitasnya kurang disukai pasar (konsumen). Kecuali beberapa varietas cabai paprika memang khusus untuk dipanen buah merah ataupun buah kuning.
Cara panen cabai hibrida adalah memetik buah bersama tangkainya secara hati-hati di saat cuaca terang. Hasil panen dimasukkan ke dalam wadah, kemudian dikumpulkan di tempat penampungan. Pada pertanaman yang baik, dapat menghasilkan produksi antara 20-40 ton/ha. Khusus cabai paprika minimal dapat menghasilkan 5-10 ton/hektar, harga jualnya lebih mahal dibanding dengan jenis-jenis cabai lainnya.
PASCA PANEN CABAI HIBRIDA
Cabai Segar
• Pemilihan buah (seleksi dan sortasi)
• Di tempat penampungan, buah-buah cabai dipilih berdasarkan warna merah, masih kehitaman; dan juga dipisahkan antara buah sehat dengan buah sakit atau rusak (busuk).
• Pengkelasan (klasifikasi)
• Khusus untuk diekspor dilakukan pengkelasan, yaitu dipilih buah-buah cabai yang panjangnya minimal 11 cm, bentuk buah lurus, dan tidak terlalu matang.
• Pewadahan (pengemasan)
• Untuk sasaran pasar lokal, pewadahan cabai dapat dilakukan dalam karung plastik yang tembus udara ataupun keranjang bambu.
• Untuk sasaran pasar ekspor, buah-buah cabai ditata rapi dalam kardus-kardus ukuran 30 x 40 x 50 cm berisi + 20 kg, dan berventilasi atau dibuatkan lubang-lubang kecil.
• Penyimpanan
• Penyimpanan sementara sebelum dipasarkan, sebaiknya di tempat (ruang) yang teduh dan cukup lembab, serta sirkulasi udara baik.
• Bila fasilitas penyimpanan memungkinkan, dapat dilakukan dalam ruang dingin (cold storage) yang suhunya rendah antara 2-15 derajat Celcius dan kelembabannya tinggi sekitar 90%-95% agar tetap segar selama + 20 hari.
Cabai Kering
Pemasaran cabai kering memiliki beberapa keuntungan, diantaranya memudahkan pengangkutan, produk-nya dapat dikemas secara ringkas dan tahan lama.
• Pembersihan
• Buah-buah cabai dipilih yang sudah matang (berwarna merah), kemudian dicuci bersih dan tangkainya dibuang.
• Pembelahan
• Setelah buah cabai ditiriskan, segera dibelah dan dibuang biji-bijinya.
• Perendaman sesaat dalam air hangat (blanching)
• Buah-buah cabai segar segera dicelupkan ke dalam air mendidih yang telah dicampur Kalium Metabisulfit 0,2%. Lama perendaman + 6 menit, kemudian disusul pencelupan ke dalam air dingin. Tujuan blanching adalah untuk menambah ketahanan warna buah sehingga tidak cepat berubah terjadi coklat (browning).
• Pengeringan
• Pengeringan cabai dapat dilakukan secara alami (sinar matahari) selama 7-10 hari, ataupun dengan alat mekanis yang bersuhu 600 C sehingga dapat kering selama 12-20 jam. Pengeringan dengan alat mekanis memiliki beberapa keuntungan, antara lain waktunya relatif singkat, bersih, dan kadar air dapat seminim mungkin + 10%.
• Penyimpanan
Cabai kering dapat dikemas dalam kantong ataupun karung plastik tertutup rapat. Tempat penyimpanannya yang baik adalah ruangan kering dengan kelembaban 70%.
Penyiapan Lahan
Dalam budidaya cabai hibrida sistem MPHP, penyiapan lahan harus didahulukan, kemudian disusul dengan penyiapan benih atau pembibitan. Maksudnya agar tanah sebagai media tanam benar-benar telah matang dan layak ditanami. Sebaliknya, bila pembibitan didahulukan, maka penyiapan lahan akan terburu-buru, sehingga tanahnya belum matang benar dan bibit sudat terlanjur tua. Bibit cabai hibrida umumnya siap dipindahtanamkan dari persemaian ke lapangan (kebun) pada umur 17 - 23 hari (berdaun 2 - 4 helai). Bila bibit terlambat dipindahtanamkan (terlanjur tua), pertumbuhan kurang optimal dan produksinya menurun (rendah).
Persyaratan lahan untuk kebun cabai hibrida sistem MPHP adalah :
Tempatnya terbuka agar mendapat sinar matahari secara penuh. Lahan bukan bekas pertanaman yang sefamili, seperti kentang, tomat, terung taupun tembakau ; guna menghindari risiko serangan penyakit.
Lahan yang paling baik adalah berupa tanah sawah bekas tanaman padi, agar tidak perlu membajak cukup berat.
Lahan tegalan (tanah kering) dapat digunakan, asal cukup tersedia air.
IKLIM DAN TANAH
Syarat Iklim
Pada umumnya cabai dapat ditanam di dataran rendah sampai pegunungan (dataran tinggi) + 2.000 meter dpl yang membutuhkan iklim tidak terlalu dingin dan tidak terlalu lembab. Temperatur yang baik untuk tanaman cabai adalah 240 - 270 C, dan untuk pembentukan buah pada kisaran 160 - 230 C. Setiap varietas cabai hibrida mempunyai daya penyesuaian tersendiri terhadap lingkungan tumbuh. Cabai hibrida Hot Beauty dan Hero dapat berproduksi dengan baik di dataran rendah sampai dataran tinggi + 1200 m dpl. Sedangkan cabai hibrida Long Chili lebih cocok ditanam pada ketinggian antara 800 - 1500 m dpl. Khusus untuk cabai Paprika umumnya hanya cocok ditanam di dataran tinggi. Kisaran temperatur optimum untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman paprika antara 210 - 250 C, sedangkan untuk pembentuk-an buah memerlukan temperatur 18,30. Cabai paprika tidak tahan terhadap intensitas cahaya matahari yang tinggi karena dapat menyebabkan buah seperti terbakar (sunburn) dan juga hasil akhir bobot buah akan sangat rendah. Pada kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan, tanaman paprika akan mengalami gugur tunas, gugur bunga dan buah muda, serta ukuran buah sangat kecil. Meskipun cabai paprika umumnya cocok ditanam di dataran tinggi, tetapi dapat pula dikembangkan di dataran menengah mulai ketinggian 600 m dpl; yakni dengan cara memanipulasi lingkungan. Alih teknologi budidaya paprika di dataran menengah antara lain menggunakan sungkup beratapkan plastik bening (transparan).
Syarat Tanah
Hampir semua jenis tanah yang cocok untuk budidaya tanaman pertanian, cocok pula bagi tanaman cabai. Untuk mendapatkan kuantitas dan kualitas hasil yang tinggi, cabai menghendaki tanah yang subur, gembur, kaya akan organik, tidak mudah becek (menggenang), bebas cacing (nematoda) dan penyakit tular tanah. Kisaran pH tanah yang ideal adalah antara 5.5 - 6.8, karena pada pH di bawah 5.5 atau di atas 6.8 hanya akan menghasilkan produksi yang sedikit (rendah). Pada tanah-tanah yang becek seringkali menyebabkan gugur daun dan juga tanaman cabai mudah terserang penyakit layu. Khusus untuk tanah yang pH-nya di bawah 5.5 (asam) dapat diperbaiki keadaan kimianya dengan cara pengapuran, sehingga pH-nya naik mendekati pH normal.
Penyiapan Lahan
Dalam budidaya cabai hibrida sistem MPHP, penyiapan lahan harus didahulukan, kemudian disusul dengan penyiapan benih atau pembibitan. Maksudnya agar tanah sebagai media tanam benar-benar telah matang dan layak ditanami. Sebaliknya, bila pembibitan didahulukan, maka penyiapan lahan akan terburu-buru, sehingga tanahnya belum matang benar dan bibit sudat terlanjur tua. Bibit cabai hibrida umumnya siap dipindahtanamkan dari persemaian ke lapangan (kebun) pada umur 17 - 23 hari (berdaun 2 - 4 helai). Bila bibit terlambat dipindahtanamkan (terlanjur tua), pertumbuhan kurang optimal dan produksinya menurun (rendah).
Persyaratan lahan untuk kebun cabai hibrida sistem MPHP adalah :
• Tempatnya terbuka agar mendapat sinar matahari secara penuh.
• Lahan bukan bekas pertanaman yang sefamili, seperti kentang, tomat, terung taupun tembakau ; guna menghindari risiko serangan penyakit.
• Lahan yang paling baik adalah berupa tanah sawah bekas tanaman padi, agar tidak perlu membajak cukup berat.
• Lahan tegalan (tanah kering) dapat digunakan, asal cukup tersedia air.
Syarat Iklim
Pada umumnya cabai dapat ditanam di dataran rendah sampai pegunungan (dataran tinggi) + 2.000 meter dpl yang membutuhkan iklim tidak terlalu dingin dan tidak terlalu lembab. Temperatur yang baik untuk tanaman cabai adalah 240 - 270 C, dan untuk pembentukan buah pada kisaran 160 - 230 C. Setiap varietas cabai hibrida mempunyai daya penyesuaian tersendiri terhadap lingkungan tumbuh. Cabai hibrida Hot Beauty dan Hero dapat berproduksi dengan baik di dataran rendah sampai dataran tinggi + 1200 m dpl. Sedangkan cabai hibrida Long Chili lebih cocok ditanam pada ketinggian antara 800 - 1500 m dpl. Khusus untuk cabai Paprika umumnya hanya cocok ditanam di dataran tinggi. Kisaran temperatur optimum untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman paprika antara 210 - 250 C, sedangkan untuk pembentuk-an buah memerlukan temperatur 18,30. Cabai paprika tidak tahan terhadap intensitas cahaya matahari yang tinggi karena dapat menyebabkan buah seperti terbakar (sunburn) dan juga hasil akhir bobot buah akan sangat rendah. Pada kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan, tanaman paprika akan mengalami gugur tunas, gugur bunga dan buah muda, serta ukuran buah sangat kecil. Meskipun cabai paprika umumnya cocok ditanam di dataran tinggi, tetapi dapat pula dikembangkan di dataran menengah mulai ketinggian 600 m dpl; yakni dengan cara memanipulasi lingkungan. Alih teknologi budidaya paprika di dataran menengah antara lain menggunakan sungkup beratapkan plastik bening (transparan).
Syarat Tanah
Hampir semua jenis tanah yang cocok untuk budidaya tanaman pertanian, cocok pula bagi tanaman cabai. Untuk mendapatkan kuantitas dan kualitas hasil yang tinggi, cabai menghendaki tanah yang subur, gembur, kaya akan organik, tidak mudah becek (menggenang), bebas cacing (nematoda) dan penyakit tular tanah. Kisaran pH tanah yang ideal adalah antara 5.5 - 6.8, karena pada pH di bawah 5.5 atau di atas 6.8 hanya akan menghasilkan produksi yang sedikit (rendah). Pada tanah-tanah yang becek seringkali menyebabkan gugur daun dan juga tanaman cabai mudah terserang penyakit layu. Khusus untuk tanah yang pH-nya di bawah 5.5 (asam) dapat diperbaiki keadaan kimianya dengan cara pengapuran, sehingga pH-nya naik mendekati pH normal.
Beberapa angka pH tanah (reaksi tanah), terdiri atas :
• Paling masam (< 4.0)
• Sangat asam (4.0 - 4.5)
• Asam (4.5 - 5.5)
• Agak asam (5.5 - 6.5)
• Netral (6.5 - 7.5)
• Agak basa (7.5 - 8.5)
• Basa (8.5 - 9.0)
• Sangat basa (9.0).
Pada pH tanah asam, ketersediaan unsur-unsur Fosfor, Kalium, Belerang, Kalsium, Magnesium dan Molibdinum menurun dengan cepat. Pada pH tanah basa akan menyebabkan unsur-unsur Nitrogen, Besi, Mangan, Borium, Tembaga dan Seng ketersediaannya relatif menjadi sedikit. Cabai yang ditanam pada tanah asam pada umumnya keracunan unsur Alumunium (Al), Besi (Fe) dan Mangan (Mn). Sebaliknya pada pH basa, jumlah unsur bikarbonat cukup banyak untuk merintangi penyerapan ion lain, sehingga dapat menghalangi pertumbuhan tanaman secara optimum.
Tahapan pengolahan tanah dilakukan dengan tata cara sebagai berikut :
• Lahan dibersihkan dari sisa-sisa tanaman atau perakaran dari pertanaman sebelumnya.
• Tanah dibajak atau dicangkul sedalam 30 - 40 cm, kemudian dikeringkan selama 7 - 14 hari.
• Tanah yang sudah agak kering segera dibentuk bedengan-bedengan selebar 110 - 120 cm, tinggi 40 - 50 cm, lebar parit 60 - 70 cm, sedangkan panjang bedengan sebaiknya lebih dari 12 meter. Khusus pada tanah yang banyak mengandung air (mudah becek), sebaiknya parit dibuat sedalam 60 - 70 cm.
• Di sekeliling lahan kebun cabai dibuat parit keliling selebar dan sedalam 70 centimeter.
• Pada saat 70% bedengan kasar terbentuk, bedengan dipupuk dengan pupuk kandang (kotoran ayam, domba, kambing, sapi ataupun kompos) yang telah matang sebanyak 1,0 - 1,5 kg/tanaman.
• Pada tanah yang pH-nya masam, bersamaan dengan pemberian pupuk kandang dilakukan pengapuran sebanyak 100 - 125 gram/tanaman.
• Pupuk kandang dan kapur pertanian dicampur dengan tanah bedengan secara merata sambil dibalikkan, kemudian dibiarkan diangin - anginkan selama kurang lebih 2 minggu.
Catatan :
Jika populasi cabai hibrida per hektar antara 18.000 - 20.000 tanaman pada jarak tanam 60 x 70 cm, maka diperlukan pupuk kandang 18 - 30 ton, dan kapur pertanian 1,8 - 2,0 ton.
Penyiapan Benih dan Pembibitan
Bersamaan dengan terbentuknya bedengan kasar, dilakukan penyiapan benih dan pembibitan di pesemaian. Untuk lahan (kebun) seluas 1 hektar diperlukan benih + 180 gr atau 18 bungkus kemasan masing-masing berisi 10 gram. Benih dapat disemai langsung satu dalam bumbung (koker) yang terbuat dari daun pisang ataupun polybag kecil ukuran 8 x 10 cm, tetapi dapat pula dikecambahkan terlebih dahulu. Sebelum dikecambahkan, benih cabai sebaiknya direndam dulu dalam air dingin ataupun air hangat 550 - 600 selama 15 - 30 menit untuk mempercepat proses perkecambah-an dan mencucihamakan benih tersebut. Bila benih cabai akan disemai langsung dalam polybag, maka sebelumnya polybag harus diisi dengan media campuran tanah halus, pupuk kandang matang halus, ditambah pupuk NPK dihaluskan serta Furadan atau Curater. Sebagai pedoman untuk campuran adalah : tanah halus 2 bagian (2 ember volume 10 liter) + 1 bagian pupuk kandang matang halus (1 ember volume 10 liter) + 80 gr pupuk NPK dihaluskan (digerus) + 75 gr Furadan. Bahan media semai tersebut dicampur merata, lalu dimasukkan ke dalam polybag hingga 90% penuh. Benih cabai hibrida yang telah direndam, disemaikan satu per satu sedalam 1,0 - 1,5 cm, lalu ditutup dengan tanah tipis. Berikutnya semua polybag yang telah diisi benih cabai disimpan di bedengan secara teratur dan segera ditutup dengan karung goni basah selama + 3 hari agar cepat berkecambah. Bila benih dikecambahkan terlebih dahulu, maka sehabis direndam harus segera dimasukkan ke dalam lipatan kain basah (lembab) selama + 3 hari. Setelah benih keluar bakal akar sepanjang 2-3 mm, dapat segera disemaikan ke dalam polybag. Cara ini untuk meyakinkan daya kecambah benih yang siap disemai dalam polybag. Tata cara penyemaian benih ke dalam polybag prinsipnya sama seperti cara di atas hanya perlu alat bantu pinset agar kecambah benih cabai tidak rusak. Penyimpanan polybag berisi semaian cabai dapat ditata dalam rak-rak kayu atau bambu, namun dapat pula diatur rapi di atas bedengan-bedengan selebar 110 - 120 cm. Setelah semaian cabai tersebut diatur rapi, maka harus segera dilindungi dengan sungkup dari bilah bambu beratapkan plastik bening (transparan) ataupun jaring net kassa. Selama bibit di pesemaian, kegiatan rutin pemeliharaan adalah penyiraman 1-2 kali/hari atau tergantung cuaca, dan penyemprotan pupuk daun pada dosis rendah 0,5 gr/liter air saat tanaman muda berumur 10 - 15 hari, serta penyemprotan pestisida pada konsentrasi setengah dari yang dianjurkan untuk mengendalikan serangan hama dan penyakit.
Pemasangan MPHP
Sebelum MPHP dipasang untuk menutupi permukaan bedengan, terlebih dahulu dilakukan pemupukan pupuk buatan secara total sekaligus. Jenis dan dosis pupuk yang biasa digunakan untuk cabai hibrida adalah sebagai berikut :
Untuk praktisnya dapat menghitung pupuk per bedengan. Misalnya panjang bedengan 12 meter, jarak tanam 60 x 70 cm akan berisi 40 tanaman. Jadi, pupuk yang diperlukan sejumlah + 4 kg, yang terdiri atas perbandingan 3 ZA : 1 Urea : 2 TSP : 1,5 Kcl, dengan catatan tiap 100 kg pupuk campuran tadi ditambahkan 1 kg Borate dan 1,5 kg Furadan. Campuran pupuk buatan ini disebar merata sambil diaduk dan dibalikkan dengan tanah bedengan. Kemudian bedengan diratakan kembali sambil dirapihkan, dan setelah itu disiram air secukupnya agar pupuk dapat larut ke lapisan tanah. Pemasangan MPHP sebaiknya memperhatikan cuaca, yakni pada saat terik matahari antara pukul 14.00 - 16.00 agar plastik tersebut memanjang (memuai) dan menutup tanah serapat mungkin. Pemasangan MPHP minimal dilakukan oleh 2 orang. Caranya adalah : tariklah kedua ujung MPHP ke masing-masing ujung bedengan arah memanjang. Kemudian dikuatkan dengan pasak bilah bambu berbentuk "U" yang ditancapkan di setiap sisi bedengan. Berikutnya tarik pula lembar MPHP ke bagian sisi kiri kanan (lebar) bedengan hingga nampak rata menutup permukaan bedengan. Kuatkan dengan pasak bilah bambu pada setiap jarak 40 - 50 cm. Bedengan yang telah ditutup MPHP dibiarkan dulu selama + 5 hari agar pupuk buatan larut dalam tanah dan tidak membahayakan (toksis) bibit cabai yang ditanam.
Penanaman
Waktu tanam yang paling baik adalah pagi atau sore hari, dan bibit cabai telah berumur 17 - 23 hari atau berdaun 2 - 4 helai. Sehari sebelum tanam, bedengan yang telah ditutup MPHP harus dibuatkan lubang tanam dulu. Jarak tanam untuk cabai merah hibrida adalah 60 x 70 cm atau 70 x 70 cm, sedangkan cabai paprika 50 x 70 cm atau 60 x 70 cm. Pembuatan lubang tanam dapat menggunakan alat bantu khusus yang terbuat dari potongan pipa besi diisi arang. Penggunaan alat ini dengan cara menempelkan ujung bawahnya pada MPHP sesuai dengan jarak tanam yang telah ditetapkan. Dengan cara demikian MPHP akan berlubang berupa bulatan-bulatan kecil berdiameter + 6 - 8 cm. Selain itu, dapat juga menggunakan alat bantu bekas kaleng susu yang salah satu permukaannya telah dipotong. Cara penggunaan kaleng bekas susu ini adalah : tutupkan pada calon lubang tanam yang telah ditetapkan, kemudian putarlah sambil ditekan alakadarnya, maka akan langsung terbentuk lubang kecil. Cara lain adalah menggunakan pisau silet atau pisau cutter dengan cara dikeratkan langsung pada MPHP berbentuk bulatan kecil. Bibit cabai hibrida yang siap dipindahtanamkan segera disiram dengan air bersih secukupnya. Kemudian bersama dengan polybagnya direndam dalam larutan fungisida sistemik atau bakterisida pada dosis 0,5 - 1,0 gram/liter air selama 15 - 30 menit untuk mencegah penularan hama dan penyakit. Setelah media semainya cukup kering, bibit cabai hibrida dikeluarkan dari polybag secara hati-hati. Caranya : ambil polybag berisi bibit sambil dibalikkan dan pangkal batang bibit cabai dijepit oleh jari telunjuk dan jari tengah. Bagian dasar polybag ditepuk-tepuk secara pelan dan hati-hati, maka bibit cabai akan keluar bersama akar dan medianya. Bibit cabai hibrida siap langsung ditanam pada lubang tanam yang tersedia.
Cara penanaman bibit cabai adalah : mula-mula sebagian tanah pada lubang tanam diangkat kira-kira seukuran media polybag; kemudian bibit dimasukkan sambil diurug tanah hingga dekat pangkal batangnya cukup padat. Bibit cabai hibrida yang disemai dalam polybag ini, begitu dipindahtanamkan langsung tumbuh (segar) tanpa mengalami kelayuan (stagnasi). Selesai tanam, segera disiram sampai tanahnya cukup basah.
Pemeliharaan tanaman
Kegiatan pokok pemeliharaan tanaman meliputi : pemasangan ajir (turus), penyiraman (pengairan), perempelan tunas dan bunga pertama, pemupukan tambahan (susulan), perempelan daun bawah di bawah cabang, pengendalian hama dan penyakit. Khusus untuk cabai paprika yang sifatnya peka terhadap sinar matahari yang terik diperlukan naungan beratap plastik bening (transparan). Pemasangan kerangka naungan ini bisa tunggal per bedengan, atau 2 bedengan bahkan tiap 4 bedengan; tergantung dari kepraktisan maupun ketersediaan bahan.
Tata cara pemasangan sungkup (naungan) untuk cabai paprika (atau cabai hibrida di musim hujan), pada prinsipnya adalah sebagai berikut :
• Pasang tiang-tiang dari bambu gelondongan setinggi 50 - 80 cm di bagian pinggir bedengan; arahnya memanjang pada jarak tiap 3-4 meter.
• Pasang bilah bambu yang bentuknya dilengkungkan setengah lingkaran setinggi 160 - 200 cm dari permukaan tanah. Caranya adalah dengan memasukkan ujung bilah bambu ke dalam lubang bambu gelondongan yang letaknya berpasangan.
• Hubungkan antara kerangka sungkup yang satu dengan yang lainnya dengan bilah bambu yang dipasang memanjang, kemudian ikat dengan tali kawat, hingga akhirnya sungkup (kerangka) naungan siap dipasang atap plastik bening.
• Pasang atap plastik bening, dan kuatkan dengan tali pengikat agar tidak mudah lepas oleh terpaan angin.
Kegiatan pemeliharaan tanaman untuk semua jenis atau varietas cabai hibrida umumnya meliputi :
Pemasangan ajir (turus)
Cabai hibirida umumnya berbuah lebat, sehingga untuk menopang pertumbuhan tanaman agar kuat dan kokoh serta tidak rebah perlu dipasang ajir (turus) dari bilah bambu setinggi 125 cm, lebar + 4 cm dan tebalnya + 2 cm. Ajir dipasang (ditancapkan) tegak tiap 3 tanaman cabai 1 ajir secara berjajar mengikuti arah panjang bedengan. Antara ajir dengan ajir lainnya dihubungkan dengan bilah bambu memanjang (gelagar) tepat pada ketinggian 80 cm dari permukaan tanah. Pemasangan ajir harus sedini mungkin, yakni pada saat tanaman belum berumur 1 bulan setelah pindah tanam. Hal ini untuk mencegah terjadinya kerusakan akar tanaman cabai sewaktu memasang (menancapkan) ajir. Khusus untuk cabai paprika, pemasangan ajir setiap tanaman 1 ajir.
Pengairan (Penyiraman)
Pada fase awal pertumbuhan atau saat tanaman cabai masih menyesuaikan diri terhadap lingkungan kebun (adaptasi), maka penyiraman perlu dilakukan secara rutin tiap hari, terutama di musim kemarau. Setelah tanaman tumbuh kuat dan perakarannya dalam, pengairan berikutnya dilakukan dengan cara dileb setiap 3 - 4 hari sekali. Pengeleban ini airnya cukup sampai batas antara tanah bagian bawah dengan ujung MPHP. Setelah tanah bedengan basah, airnya segera dibuang kembali melalui saluran pembuangan. Tanah yang becek atau menggenang akan memudahkan tanaman terserang penyakit layu. Di lahan tertentu yang tidak mungkin melakukan pengairan dengan cara dileb, dapat menggunakan teknik kocoran melalui selang yang dialirkan di antara 4 tanaman. Ujung selang dimasukkan ke dalam lubang MPHP di tengah-tengah bedengan. Tanaman cabai hibrida di bawah 40 hari, memerlukan pengairan yang intensif dan rutin. Sedangkan tanaman yang sudah produktif (berbuah) tidak mutlak memerlukan air banyak. Tetapi yang terpenting adalah menjaga agar tanah tidak kekeringan.
Perempelan
Cabai hibrida umumnya bertunas banyak yang tumbuh dari ketiak-ketiak daun. Tunas ini tidak produktif dan akan mengganggu pertumbuhan secara optimal. Oleh karena itu, perlu dilakukan perempelan (pembuangan) tunas samping.
Perempelan tunas samping dilakukan pada tanaman cabai hibrida yang berumur antara 7 - 20 hari. Semua tunas samping dibuang agar tanaman tumbuh kuat dan kokoh. Saat terbentuk cabang, maka perempelan tunas dihentikan. Biasanya perempelan tunas ini dilakukan 2 - 3 kali. Tanpa perempelan tunas samping, pertumbuhan tanaman cabai akan lambat.
Ketika tanaman cabai mengeluarkan bunga pertama dari sela-sela percabangan pertama, maka bunga ini pun harus dirempel. Tujuan perempelan bunga perdana ini adalah untuk merangsang pertumbuhan tunas-tunas dan percabangan di atasnya yang lebih banyak dan produktif menghasilkan buah yang lebat. Kelak tanaman cabai hibrida yang sudah berumur 75 - 80 hari biasanya sudah membentuk percabangan yang optimal. Daun-daun tua yang ada di bawah cabang dapat dirempel, terutama daun yang terserang hama dan penyakit. Daun tua tersebut sudah tidak produktif lagi, bahkan seringkali menjadi sumber penularan hama dan penyakit. Perempelan daun-daun tua ini jangan terlalu awal, sebab pertumbuhan cabang daun belum optimal. Kesalahan perempelan daun tua, justru berakibat fatal, yakni menyebabkan tanaman cabai tumbuh merana dan produksinya menurun.
Pemupukan Tambahan (susulan)
Sekalipun tanaman cabai hibrida sudah dipupuk total pada saat akan memasang MPHP, namun untuk menyuburkan pertumbuhan yang prima dapat diberi pupuk tambahan (susulan). Jenis pupuk yang digunakan pada fase pertumbuhan vegetatif aktif (daun dan tunas) adalah pupuk daun yang kandungan Nitrogennya tinggi, misalnya Multimicro dan Complesal cair. Interval penyemprotan pupuk daun antara 10 - 14 hari sekali, dengan dosis atau konsentrasi yang tertera pada labelnya (kemasan) pupuk daun tersebut. Pada fase pertumbuhan bunga dan buah (generatif), masih perlu pemberian pupuk daun yang mengandung unsur Phospor dan Kaliumnya tinggi, misalnya Complesal merah, Kemira merah ataupun Growmore Kalsium. Untuk memacu pertumbuhan bunga dan buah, tanaman cabai yang berumur 50 hari dapat dipupuk susulan berupa NPK atau campuran ZA, Urea, TSP, Kcl, (1 : 1 : 1 : 1) sebanyak + 4 sendok makan. Cara pemberiannya adalah dengan melubangi MPHP diantara 4 tanaman. Kemudian pupuk dimasukkan melalui lubang tersebut sambil diaduk-aduk dengan tanah dan langsung disiram air bersih agar cepat larut dan meresap ke dalam tanah. Pemupukan susulan berikutnya masih diperlukan, terutama bila kondisi pertumbuhan tanaman cabai kurang memuaskan atau karena terserang hama dan penyakit. Jenis dan dosis pupuk yang digunakan adalah NPK sebanyak 4-5 kg yang dilarutkan dalam 200 liter air (1 drum). Pemberiannya adalah dengan cara dikocorkan pada setiap tanaman sebanyak 300 - 500 cc atau tergantung kebutuhan. Cara pengocoran dapat dilakukandengan alat bantu corong atau selang sepanjang 0,5 - 1,0 m dimasukkan ke dalam lubang MPHP dekat pangkal batang tanaman cabai. Pengocoran pupuk larutan ini dapat dilakukan setiap dua minggu sekali. Varietas cabai hibrida umumnya bisa berbuah cukup lama, sehingga dapat dipanen beberapa kali (12 - 14 kali), terutama pada hibrida Hot Beauty dan Hero. Setiap kali selesai panen perlu dipupuk susulan untuk mempertahankan produktivitas buah. Jenis dan dosis pupuknya adalah berupa NPK atau campuran ZA, Urea, TSP, KCl, (1 : 1 : 1 : 1) sebanyak 2 sendok per tanaman yang diberikan di antara 2 tanaman cabai bagian kiri dan kanan. Pada kondisi pertumbuhan tanaman cabai cukup bagus, pemberian pupuk susulan ini cukup sebulan sekali. Pemupukan Nitrogen pada cabai hibrida dianjurkan 2 macam sumber N, yaitu ZA san Urea. Pupuk ZA selain mengandung unsur Nitrogen, juga kaya akan unsur Belerang (S) yang diperlukan untuk pertumbuhan cabai hibrida secara optimal.
Keuntungan Penggunaan Plastik Hitam Perak
Mulsa plastik yang dianggap baik di daerah subtropis adalah yang berwarna hitam dengan ketebalan 50 mikron. Mulsa Plastik Hitam (MPH) sudah membudaya pada tanaman mentimun, tomat, strawberri dan kubis bunga. Adaptasi atau pengembangan teknologi sistem Mulsa Plastik dirintis oleh Jepang dan Taiwan yang memperkenalkan Mulsa Plastik Hitam Perak (MPHP). MPHP ini memiliki dua muka dan dua warna, yaitu muka pertama berwarna hitam dan muka kedua berwarna perak. Warna hitam untuk menutup permukaan tanah, warna perak sebagai permukaan atas tempat menanam suatu tanaman budidaya.
Keuntungan bertani sistem MPHP antara lain :
1. Pemberian pupuk dapat dilakukan sekaligus total sebelum tanam.
• Warna hitam dari mulsa menimbul-kan kesan gelap sehingga dapat menekan rumput-rumput liar atau gulma.
• Warna perak dari mulsa dapat memantulkan sinar matahari ; sehingga dapat mengurangi hama aphis, trips dan tungau, serta secara tidak langsung menekan serangan penyakit virus.
• Menjaga tanah tetap gembur, suhu dan kelembaban tanah relatif tetap (stabil).
• Mencegah tercucinya pupuk oleh air hujan, dan penguapan unsur hara oleh sinar matahari.
• Buah cabai yang berada di atas permukaan tanah terhindar dari percikan air tanah sehingga dapat mengurangi resiko berjangkitnya penyakit busuk buah.
• Kesuburan tanah karena pemupukan dapat merata, sehingga pertumbuhan dan produksi tanaman budidaya relatif seragam (homogen).
• Praktis untuk melakukan sterilisasi tanah dengan menggunakan gas fumigan seperti Basamid-G, karena fungsi MPHP mempercepat proses pembentukan gas zat fumigan tanpa harus membeli plastik khusus.
• Secara ekonomis penggunaan MPHP dapat mengurangi pekerjaan penyiangan dan penggemburan tanah, sehingga biaya pengadaan MPHP dapat dialokasikan dari biaya pemeliharaan tanaman tersebut.
• Pada musim kering (kemarau), MPHP dapat menekan penguapan air dari dalam tanah, sehingga tidak terlalu sering untuk melakukan penyiraman (pengairan).
Pengendalian Hama dan Penyakit
Salah satu faktor penghambat peningkat-an produksi cabai adalah adanya serangan hama dan penyakit yang fatal. Kehilangan hasil produksi cabai karena serangan penyakit busuk buah (Colletotrichum spp), bercak daun (Cercospora sp) dan cendawan tepung (Oidium sp.) berkisar antara 5% - 30%. Strategi pengendalian hama dan penyakit pada tanaman cabai diajurkan penerapan pengendalian secara terpadu. Komponen Pengendalian Hama dan Penyakit secara Terpadu (PHPT) ini mencakup pengen-dalian kultur teknik, hayati (biologi), varietas yang tahan (resisten), fisik dan mekanik, peraturan-peraturan, dan cara kimiawi.
HAMA CABAI
Ulat Grayak (Spodoptera litura)
Serangga dewasa dari hama ini adalah kupu-kupu, berwarna agak gelap dengan garis agak putih pada sayap depan. Meletakkan telur secara berkelompok di atas daun atau tanaman dan ditutp dengan bulu-bulu. Jumlah telur tiap betina antara 25-500 butir. Telur akan menetas menjadi ulat (larva), mula-mula hidup ber-kelompok dan kemudian menyebar. Ciri khas dari larva (ulat) grayak ini adalah terdapat bintik-bintik segitiga berwarna hitam dan bergaris-garis kekuningan pada sisinya. Larva akan menjadi pupa (kepompong) yang dibentuk di bawah permukaan tanah. Daur hidup dari telur menjadi kupu-kupu berkisar antara 30 - 61 hari. Stadium yang membahayakan dari hama Spodoptera litura adalah larva (ulat). Menyerang bersama-sama dalam jumlah yang sangat besar. Ulat ini memangsa segala jenis tanaman (polifag), termasuk menyerang tanaman cabai. Serangan ulat grayak terjadi di malam hari, karena kupu-kupu maupun larvanya aktif di malam hari. Pada siang hari bersembunyi di tempat yang teduh atau di permukaan daun bagian bawah. Hama ulat grayak merusak di musim kemarau dengan cara memakan daun mulai dari bagian tepi hingga bagian atas maupun bawah daun cabai. Serangan hama ini menyebabkan daun-daun berlubang secara tidak beraturan; sehingga menghambat proses fotosintesis dan akibatnya produksi buah cabai menurun. Pengendalian secara terpadu terhadap hama ini dapat dilakukan dengan cara :
1. Mekanis, yaitu mengumpulkan telur dan ulat-ulatnya dan langsung dibunuh.
• Kultur teknis, yaitu menjaga kebersihan kebun dari gulma dan sisa-sisa tanaman yang menjadi tempat persembunyian hama, serta melakukan rotasi tanaman.
• Hayati (biologis) kimiawi, yaitu disemprot dengan insektisida berbahan aktif Bacilus thuringiensis seperti Dipel, Florbac, Bactospeine, dan Thuricide.
• Sex pheromone, yaitu perangkap ngengat (kupu-kupu) jantan. Sex pheromone merupakan aroma yang dikeluarkan serangga betina dewasa yang dapat menimbulkan rangsangan sexual (birahi) pada serangga jantan dewasa untuk menghampiri dan melakukan perkawinan sehingga membuahkan keturunan. Sex pheromone dari Taiwan yang di Indonesia diberi nama "Ugratas" atau Ulat Grayak Berantas Tuntas berwarna "merah" sangat efektif untuk dijadikan perangkap kupu-kupu dewasa dari ulat grayak (S. litura). Cara pemasangan Ugratas merah ini adalah dimasukkan ke dalan botol bekas aqua volume 500 cc yang diberi lubang kecil untuk tempat masuknya kupu-kupu jantan. Untuk 1 hektar kebun cabai cukup dipasang 5-10 buah Ugratas merah, dengan cara digantungkan sedikit lebih tinggi di atas tanaman cabai. Daya tahan (efektivitas) Ugratas ini + 3 minggu, dan tiap malam bekerja efektif sebagai perangkap ngengat jantan. Keuntungan penggunaan Ugratas ini antara lain : aman bagi manusia dan ternak, tidak berdampak negatif terhadap lingkungan, dapat menekan penggunaan insektisida, tidak menimbulkan kekebalan hama, dan dapat memperlambat perkem-bangan hama tersebut.
• Kimiawi, yaitu disemprot insektisida seperti Hostathion 40 EC 2 cc/lt atau Orthene 75 SP 1 gr/lt.
Kutu Daun (Myzus persicae Sulz.)
Kutu daun atau sering disebut Aphid tersebar di seluruh dunia. Hama ini memakan segala jenis tanaman (polifag), lebih dari 100 jenis tanaman inang, termasuk tanaman cabai. Kutu daun berkembang biak dengan 2 cara, yaitu dengan perkawinan biasa dan tanpa perkawinan atau telur-telurnya dapat berkembang menjadi anak tanpa pembuahan (partenogenesis). Daur hidup hama ini berkisar antara 7 - 10 hari. Hama ini menyerang tanaman cabai dengan cara mengisap cairan daun, pucuk, tangkai bunga ataupun bagian tanaman lainnya. Serangan berat menyebabkan daun-daun melengkung, keriting, belang-belang kekuningan (klorosis) dan akhirnya rontok sehingga produksi cabai menurun.
Kehadiran kutu daun di kebun cabai, tidak hanya menjadi hama tetapi juga berfungsi sebagai penular (penyebar) berbagai penyakit virus. Di samping itu, kutu daun mengeluarkan cairan manis (madu) yang dapat menutupi permukaan daun. Cairan manis ini akan ditumbuhi cendawan jelaga berwarna hitam sehingga menghambat proses fotosintesis. Serangan kutu daun menghebat pada musim kemarau.
Pengendalian secara terpadu terhadap hama ini dapat dilakukan dengan cara :
1. Kultur teknik, yaitu menanam tanaman perangkap (trap crop) di sekeliling kebun cabai, misalnya jagung.
1. Kimiawi, yaitu dengan semprotan insektisida yang efektif dan selektif seperti Deltamethrin 25 EC pada konsentrasi 0,1 - 0,2 cc/liter, Decis 2,5 EC 0,04%, Hostathion 40EC 0,1% atau Orthene 75 SP 0,1%.
Lalat Buah (Dacus ferrugineus)
Serangga dewasa panjangnya + 0.5 cm, berwarna coklat-tua, dan meletakkan telurnya di dalam buah cabai. Telur tersebut akan menetas, kemudian merusak buah cabai. Buah-buah yang diserang akan menjadi bercak-bercak bulat, kemudian membusuk dan berlubang kecil. Buah cabai yang terserang akan dihuni larva yang pandai meloncat-loncat. Akibatnya semua bagian buah cabai rusak, busuk, dan berguguran (rontok). Daur hidup hama ini lamanya sekitar 4 minggu, dan pembentukan stadium pupa terjadi di atas permukaan tanah.
Pengendalian secara terpadu terhadap hama ini dapat dilakukan dengan cara :
1. Kultur teknik, yaitu dengan pergiliran tanaman yang bukan tanaman inang lalat buah.
1. Mekanis, yaitu dengan mengumpul-kan buah cabai yang terserang, kemudian dimusnahkan.
1. Kimiawi, yaitu dengan pemasangan perangkap beracun "metil eugenol" atau protein hydrolisat yang efektif terhadap serangga jantan maupun betina. Dapat pula disemprot langsung dengan insektisida seperti Buldok, Lannate ataupun Tamaron.
Thrips (Thrips sp.)
Spesies Thrips yang sering ditemukan adalah T. tabaci yang hidupnya bersifat pemangsa segala jenis tanaman (polifag). Serangga Thrips sangat kecil, panjang + 1 mm, berkembang biak tanpa pembuahan sel telur (partenogenesis) dan siklus hidupnya berlangsung selama 7 - 12 hari. Hama Thrips menyerang hebat pada musim kemarau dengan memperlihatkan gejala serangan strip-strip pada daun dan berwarna keperakan. Serangan yang berat dapat mengakibatkan matinya daun (kering). Thrips ini kadang-kadang berperan sebagai penular (vektor) penyakit virus.
Pengendalian secara terpadu terhadap hama ini dapat dilakukan dengan cara :
1. Kultur teknis, yaitu dengan pergiliran tanaman atau tidak menanam cabai secara bertahap dengan selisih waktu cukup lama karena tanaman muda akan terserang parah.
1. Kimiawi, yaitu dengan disemprot insektisida Deltamethrin 25 EC 0,1-0,7 cc/lt, Triazophos 40 EC 0,5-2,0 cc/lt, Endosulfan 25 EC 0,5-2,0 cc/lt, atau juga Decis 2,5 EC (0,04%), Hostathion 20 EC (0,2%) maupun Mesurol 50 WP (0,1-0,2%).
Tungau (Tarsonemus translucens)
Tungau berukuran sangat kecil, tetapi bersifat pemangsa segala jenis tanaman (polifag). Serangga dewasa panjangnya + 1 mm, bentuk mirip laba-laba, dan aktif di siang hari. Siklus hidup tungau berkisar selama 14-15 hari. Tungau menyerang tanaman cabai dengan cara mengisap cairan sel daun atau pucuk tanaman. Akibat serangannya dapat menimbulkan bintik-bintik kuning atau keputihan. Serangan yang berat, terutama di musim kemarau, akan menyebabkan cabai tumbuh tidak normal dan daun-daunnya keriting. Pengendalian tungau dapat dilakukan dengan cara disemprot insektisida akarisasi seperti Omite EC (0,2%) atau Mitac 200 EC (0,2%).
PENYAKIT CABAI
Layu Bakteri (Pseudomonas solana-cearum E.F. Smith)
Bakteri layu mempunyai banyak tanaman inang, diantaranya adalah tomat, kentang, kacang tanah dan cabai. Penyebaran penyakit layu bakteri dapat melalui benih, bibit, bahan tanaman yang sakit, residu tanaman, irigasi (air), serangga, nematoda dan alat-alat pertanian. Bakteri layu biasanya menghebat pada tanaman cabai di dataran rendah. Gejala kelayuan tanaman cabai terjadi mendadak, dan akhirnya menyebabkan kematian tanaman dalam beberapa hari kemudian. Bakteri layu menyerang sistem perakaran tanaman cabai. Bila pangkal batang cabai yang diserang, dipotong atau dibelah, kemudian direndam dalam gelas berisi air bening, maka setelah beberapa menit digoyang-goyangkan akan keluar cairan berwarna coklat susu atau berkas pembuluh batangnya berwarna coklat berlendir (slime bakteri). Gejala yang dapat diamati secara visual pada tanaman cabai adalah kelayuan tanaman mulai dari bagian pucuk, kemudian menjalar ke seluruh bagian tanaman. Daun menguning dan akhirnya mengering serta rontok. Penyakit bakteri layu dapat menyerang tanaman cabai pada semua tingkatan umur, tetapi paling peka adalah tanaman muda atau menjelang fase berbunga maupun berbuah.
Pengendalian penyakit bakteri layu harus dilakukan secara terpadu, yaitu :
1. Perlakuan benih atau bibit sebelum tanam dengan cara direndam dalam bakterisida Agrimycin atau Agrept 0,5 gr/lt selama 5-15 menit.
2. Perbaikan drainase tanah di sekitar kebun agar tidak becek atau menggenang.
3. Pencabutan tanaman yang sakit agar tidak menular ke tanaman yang sehat.
4. Penggunaan bakterisida Agrimycin atau Agrept dengan cara disemprotkan atau dikocor di sekitar batang tanaman cabai tersebut yang diperkirakan terserang bakteri P. solanacearum.
5. Pengelolaan (manajemen) lahan, misalnya dengan pengapuran tanah ataupun pergiliran tanaman yang bukan famili Solanaceae
Layu Fusarium (Fusarium oxysporum Sulz.)
Layu Fusarium disebabkan oleh organisme cendawan bersifat tular tanah. Biasanya penyakit ini muncul pada tanah-tanah yang ber pH rendah (masam). Gejala serangan yang dapat diamati adalah terjadinya pemucatan warna tulang-tulang daun di sebelah atas, kemudian diikuti dengan merunduknya tangkai-tangkai daun; sehingga akibat lebih lanjut seluruh tanaman layu dan mati. Gejala kelayuan tanaman seringkali sulit dibedakan dengan serangan bakteri layu (P. solanacearum). Untuk membuktikan penyebab layu tersebut dapat dilakukan dengan cara memotong pangkal batang tanaman yang sakit, kemudian direndam dalam gelas berisi air bening (jernih). Biarkan rendaman batang tadi sekitar 5-15 menit, kemudian digoyang-goyangkan secara hati-hati. Bila dari pangkal batang keluar cairan putih dan terlihat suatu cincin berwarna coklat dari berkas pembuluhnya, hal itu menandakan adanya serangan Fusarium.
Pengendalian penyakit layu Fusarium dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu :
1. Perlakuan benih atau bibit dengan cara direndam dalam larutan fungisida sistemik, misalnya Benlate ataupun Derosal 0,5-1,0 gr/lt air selama 10-15 menit.
2. Pengapuran tanah sebelum tanam dengan Dolomit atau Captan (Calcit) sesuai dengan angka pH tanah agar mendekati netral.
3. Pencabutan tanaman yang sakit agar tidak menjadi sumber infeksi bagi tanaman yang sehat.
4. Pengaturan pembuangan air (drainase), dengan cara pembuatan bedengan yang tinggi, terutama pada musim hujan.
5. Penyiraman larutan fungisida sistemik seperti Derosal, Anvil, Previcur N dan Topsin di sekitar batang tanaman cabai yang diduga sumber atau terkena cendawan.
Bercak Daun dan Buah (Collectro-tichum capsici (Syd). Butl. et. Bisby).
Bercak daun dan buah cabai sering disebut penyakit Antraknose atau "patek". Penyakit ini menjadi masalah utama di musim hujan. Disebabkan oleh cendawan Gloesporium piperatum Ell. et. Ev dan Colletotrichum capsici. Cendawan G. piperatum umumnya menyerang buah muda dan menyebabkan mati ujung. Gejala serangan penyakit ini ditandai dengan terbentuknya bintik-bintik kecil kehitaman dan berlekuk, serta tepi bintik berwarna kuning. Di bagian lekukan akan terus membesar dan memanjang yang bagian tengahnya berwarna gelap. Cendawan C. capsici lebih sering menyebabkan buah cabai membusuk. Gejala awal serangan ditandai dengan terbentuknya bercak coklat-kehitaman pada buah, kemudian meluas menjadi busuk-lunak. Pada bagian tengah bercak terdapat titik-titik hitam yang merupakan kumpulan dari konidium cendawan. Serangan yang berat menyebabkan buah cabai mengkerut dan mengering menyerupai "mummi" dengan warna buah seperti jerami.
Pengandalian dapat dilakukan dengan cara :
1. Perlakuan benih, yaitu direndam dalam larutan fungisida berbahan aktif Benomyl atau Thiram, misalnya Benlate pada dosis 0,5/lt, ataupun berbahan aktif Captan (Orthocide) dengan dosis 1 gr/lt. Lamanya perendaman benih antara 4-8 jam.
2. Pengaturan jarak tanam yang sesuai sehingga kondisi kebum tidak terlalu lembab. Pada musim kemarau dapat menggunakan jarak tanam 50 x 70 cm, sedangkan di musim hujan 60 x 70 cm ataupun 65 x 70 cm, baik sistem segi empat atau segi tiga zig-zag.
3. Pembersihan (sanitasi) lingkungan yaitu dengan cara menyiang gulma atau sisa-sisa tanaman yang ada di sekitar kebun agar tidak menjadi sarang hama dan penyakit.
4. Buah cabai yang sudah terserang penyakit dikumpulkan, kemudian dimusnahkan (dibakar).
5. Penyemprotan dengan fungisida seperti Kasumin 2 cc/lt, Difolatan 4 cc/lt, Phycozan, Dithane M-45, Daconil, Topsin, Antracol dan Delsen. Fungisida-fungisida tersebut efektif menekan Antraknosa.
6. Rotasi tanaman, yakni pergiliran tanaman yang bukan famili Solanaceae (tomat, kentang, terung, tambakau). Tujuan rotasi tanaman ini adalah untuk memotong siklus hidup cendawan penyebab penyakit Antraknosa.
Bercak Daun (Cercospora capsici Heald et Wolf)
Penyebab penyakit bercak daun adalah cendawan Cercospora capsici. Gejala serangan penyakit ditandai dengan bercak-bercak bulat kecil kebasah-basahan. Berikutnya bercak akan meluas dengan garis tengah + 0,5 cm. Di pusat bercak nampak berwarna pucat sampai putih dengan tepinya berwarna lebih tua. Serangan yang berat (parah) dapat menyebabkan daun menguning dan gugur, ataupun langsung berguguran tanpa didahului menguningnya daun. Pengen-dalian penyakit ini dapat dilakukan dengan cara menjaga kebersihan kebun, dan disemprot fungisida seperti Topsin, Velimek, dan Benlate secara berselang-seling.
Bercak Alternaria (Alternaria solani Ell & Marf)
Penyebab penyakit bercak Alternaria adalah cendawan. Gejala serangan penyakit ini adalah ditandai dengan timbulnya bercak-bercak coklat-tua sampai kehitaman dengan lingkaran-lingkaran konsentris. Bercak-bercak ini akan membesar dan bergabung menjadi satu. Serangan penyakit bercak Alternaria dimulai dari daun yang paling bawah, dan kadang-kadang juga menyerang pada bagian batang. Pengendalian penyakit bercak Alternaria antara lain dengan cara menjaga kebersihan kebun, dan disemprot fungisida seperti Cupravit, Dithane M-45 dan Score, secara berselang-seling.
Busuk Daun dan Buah (Phytophthora spp)
Penyakit busuk daun dapat pula menyebabkan busuk buah cabai. Gejala serangan nampak pada daun yaitu bercak-bercak kecil di bagian tepinya, kemudian menyerang seluruh batang. Batang tanaman cabai juga dapat diserang oleh penyakit ini, ditandai dengan gejala perubahan warna menjadi kehitaman. Buah-buah cabai yang terserang menunjukkan gejala awal bercak-bercak kebasahan, kemudian meluas ke arah sumbu panjang, dan akhirnya buah akan terlepas dari kelopaknya karena membusuk. Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan cara pengaturan jarak tanam yang baik, yaitu di musim hujan idealnya 70 x 70 cm, mengumpulkan buah cabai yang busuk untuk dimusnahkan, dan disemprot fungisida seperti Sandovan MZ, Kocide atau Polyram secara berselang-seling.
Virus
Penyakit virus pada tanaman cabai di pulau Jawa dan Lampung ditemukan adanya Cucumber Mosaic Virus (CMV), Potato Virus Y (PVY), Tobacco Etch Virus (TEV), Tobacco Mosaic Virus (TMV), Tobacco Rattle Virus (TRV), dan juga Tomato Ringspot Virus (TRSV).
Gejala penyakit virus yang umum ditemukan adalah daun mengecil, keriting, dan mosaik yang diduga oleh TMV, CMV dan TEV. Penyebaran virus biasanya dibantu oleh serangga penular (vektor) seperti kutu daun dan Thrips. Tanaman cabai yang terserang virus seringkali mampu bertahan hidup, tetapi tidak menghasilkan buah.
Pengendalian penyakit virus ini dapat dilakukan dengan cara :
1. Pemberantasan serangga vektor (penular) seperti Aphids dan Thrips dengan semprotan insektisida yang efektif.
2. Tanaman cabai yang menunjukkan gejala sakit dan mencurigakan terserang virus dicabut dan dimusnahkan.
3. Melakukan pergiliran (rotasi) tanaman dengan tanaman yang bukan famili Solanaceae.
Penyakit Fisiologis
Merupakan keadaan suatu tanaman menderita sakit atau kelainan, tetapi penyebabnya bukan oleh mikroorganisme. Beberapa contoh penyakit fisiologis pada tanaman cabai yang paling sering ditemukan adalah kekurangan unsur hara Kalsium (Ca), dan terbakarnya buah cabai akibat sengatan sinar matahari, terutama pada cabai Paprika. Tanaman cabai yang kekurangan unsur Ca akan menunjukkan gejala pada buahnya terdapat bercak hijau-gelap, kemudian menjadi lekukan bacah coklat kehitam-hitaman. Jaringan di tempat bercak menjadi rusak sampai ke bagian dalam buah. Bentuk buah cabai menjadi pipih dan berubah warna lebih awal (sebelum waktunya). Biasanya kekurangan Ca pada stadium buah rusak akan diikuti tumbuhnya cendawan. Usaha pencegahan kekurangan Ca dapat dilakukan dengan cara pengapuran sewaktu mengolah tanah, diikuti pemupukan berimbang, dan pengairan kebun secara merata. Bila tanaman cabai atau paprika sedang produktif berbuah tetapi baru diketahui kekurangan Ca, maka dapat disemprot dengan pupuk daun yang banyak mengandung unsur Ca, seperti Growmore Kalsium. Cabai paprika tidak tahan terhadap sinar matahari, sehingga bila mengenai permukaan buah akan menyebabkan terbakarnya kulit dan bagian dalam buah. Gejala yang nampak di bagian luar adalah warna kulit buah berubah menjadi keputih-putihan hingga kecoklatan dan mengkerut. Meskipun tidak menjadi busuk basah, tetapi warna buah menjadi jelek dan kualitasnya menurun (rendah). Pengendalian terhadap sengatan sinar matahari adalah melindungi tanaman dengan sungkup beratapkan plastik transparan (bening). Menurut penelitian, fungsi naungan plastik bening selain dapat mengurangi (mereduksi) intensitas cahaya matahari, juga dapat mengurangi tingginya temperatur tanah dan defisit air; sehingga dapat meningkatkan kelembaban relatif tanah di sekitar pertanaman paprika. Di samping itu, pengaruh naungan plastik bening dapat meningkatkan hasil (bobot) buah total.
Panen dan Pasca Panen
PANEN CABAI HIBRIDA
Panen cabai hibrida sangat dipengaruhi oleh faktor jenis atau varietasnya, dan lingkungan tempat tanam. Di dataran rendah, umumnya cabai mulai dipanen pada umur 75-80 hari setelah tanam. Panen berikutnya dilakukan selang 2-3 hari sekali. Sedangkan di dataran tinggi (pegunungan), panen perdana dapat dimulai pada umur 90-100 hari setelah tanam. Selanjutnya pemetikan buah dilakukan selang 6-10 hari sekali. Khusus untuk sasaran ekspor, panen cabai dipilih pada tingkat kemasakan 85% - 90% saat warna buah merah-kehitaman. Di dataran rendah, panen cabai untuk tujuan ekspor dapat diatur 2 hari sekali ; sedangkan di dataran tinggi antara 4-6 hari sekali. Pada cabai paprika, persyaratan layak panen adalah bila buahnya telah mencapai ukuran maksimal, hampir matang tetapi warnanya masih hijau. Buah cabai paprika yang dipanen terlalu muda bobotnya akan menurun secara drastis dan kurang tahan angkut (cepat rusak). Sebaliknya, buah cabai paprika yang dipanen terlalu matang atau warnanya sudah merah, maka kualitasnya kurang disukai pasar (konsumen). Kecuali beberapa varietas cabai paprika memang khusus untuk dipanen buah merah ataupun buah kuning.
Cara panen cabai hibrida adalah memetik buah bersama tangkainya secara hati-hati di saat cuaca terang. Hasil panen dimasukkan ke dalam wadah, kemudian dikumpulkan di tempat penampungan. Pada pertanaman yang baik, dapat menghasilkan produksi antara 20-40 ton/ha. Khusus cabai paprika minimal dapat menghasilkan 5-10 ton/hektar, harga jualnya lebih mahal dibanding dengan jenis-jenis cabai lainnya.
PASCA PANEN CABAI HIBRIDA
Cabai Segar
• Pemilihan buah (seleksi dan sortasi)
• Di tempat penampungan, buah-buah cabai dipilih berdasarkan warna merah, masih kehitaman; dan juga dipisahkan antara buah sehat dengan buah sakit atau rusak (busuk).
• Pengkelasan (klasifikasi)
• Khusus untuk diekspor dilakukan pengkelasan, yaitu dipilih buah-buah cabai yang panjangnya minimal 11 cm, bentuk buah lurus, dan tidak terlalu matang.
• Pewadahan (pengemasan)
• Untuk sasaran pasar lokal, pewadahan cabai dapat dilakukan dalam karung plastik yang tembus udara ataupun keranjang bambu.
• Untuk sasaran pasar ekspor, buah-buah cabai ditata rapi dalam kardus-kardus ukuran 30 x 40 x 50 cm berisi + 20 kg, dan berventilasi atau dibuatkan lubang-lubang kecil.
• Penyimpanan
• Penyimpanan sementara sebelum dipasarkan, sebaiknya di tempat (ruang) yang teduh dan cukup lembab, serta sirkulasi udara baik.
• Bila fasilitas penyimpanan memungkinkan, dapat dilakukan dalam ruang dingin (cold storage) yang suhunya rendah antara 2-15 derajat Celcius dan kelembabannya tinggi sekitar 90%-95% agar tetap segar selama + 20 hari.
Cabai Kering
Pemasaran cabai kering memiliki beberapa keuntungan, diantaranya memudahkan pengangkutan, produk-nya dapat dikemas secara ringkas dan tahan lama.
• Pembersihan
• Buah-buah cabai dipilih yang sudah matang (berwarna merah), kemudian dicuci bersih dan tangkainya dibuang.
• Pembelahan
• Setelah buah cabai ditiriskan, segera dibelah dan dibuang biji-bijinya.
• Perendaman sesaat dalam air hangat (blanching)
• Buah-buah cabai segar segera dicelupkan ke dalam air mendidih yang telah dicampur Kalium Metabisulfit 0,2%. Lama perendaman + 6 menit, kemudian disusul pencelupan ke dalam air dingin. Tujuan blanching adalah untuk menambah ketahanan warna buah sehingga tidak cepat berubah terjadi coklat (browning).
• Pengeringan
• Pengeringan cabai dapat dilakukan secara alami (sinar matahari) selama 7-10 hari, ataupun dengan alat mekanis yang bersuhu 600 C sehingga dapat kering selama 12-20 jam. Pengeringan dengan alat mekanis memiliki beberapa keuntungan, antara lain waktunya relatif singkat, bersih, dan kadar air dapat seminim mungkin + 10%.
• Penyimpanan
Cabai kering dapat dikemas dalam kantong ataupun karung plastik tertutup rapat. Tempat penyimpanannya yang baik adalah ruangan kering dengan kelembaban 70%.
Sunday, 27 February 2011
Gua Bawah Tanah yang Dramatis di Okinawa
Oleh Michael Lynch
Pembaca CNNGo Michael Lynch menjelajahi gua-gua purba di Okinawa dan menemukan arus air yang bercahaya, stalaktit dengan warna-warna psikedelik serta botol-botol minuman.
Dengan suhu rata-rata tahunan mencapai 22 derajat Celsius dan lebih dari 2000 mm curah hujan per tahun, pulau Okinawa adalah lokasi yang sangat lembab untuk dikunjungi.
Berselancar angin, berenang, snorkeling, scuba dive, jet ski, dan boating adalah aktivitas populer di sini. Anda yang tidak tertarik dengan aktivitas-aktivitas air, ada lima situs UNESCO yang bisa dikunjungi, serta berbagai festival pada bulan-bulan hangat.
Seperti laiknya pulau-pulau tropis lainnya, akan ada hari-hari hujan atau hari yang sangat panas dan lembab, saat semua pejalan lebih memilih bersembunyi di kamar hotel mereka. Tapi itu bukan liburan!
Maka ikatlah tali sepatu jalan Anda dan kunjungi gua-gua bawah tanah ini...
Thursday, 24 February 2011
Pria Ini Punya Istri 39 Orang
GUWAHATI, KOMPAS.com — Ungkapan ”semakin banyak, semakin asyik” cocok untuk Ziona Chana (66). Pria India itu punya 39 istri, 94 anak, dan 33 cucu, tinggal di rumah berlantai empat dengan 100 kamar di pegunungan terpencil Negara Bagian Mizoram, India timur laut.
Pemimpin sekte Chana itu membagi tugas dengan meminta istrinya bergantian masak, anak perempuannya membersihkan rumah dan mencuci, serta anak laki-lakinya bertani dan beternak.
Semuanya ada 167 orang dalam keluarga itu, yang menghabiskan 91 kilogram beras dan lebih dari 59 kg kentang setiap hari. Mereka hidup dari hasil pertanian dan sumbangan dari pengikutnya yang berjumlah 400 keluarga. (Reuters/Was)
Tanpa Matahari, Kehidupan Bertahan Miliaran Tahun
INILAH.COM, Jakarta- Di luar kepercayaan umum, kehidupan bumi dapat bertahan miliaran tahun tanpa Matahari. Planet tidak membutuhkan bintang untuk menyediakan sumber panas.
Penelitian dari astrofisikawan Dorian Abbot dan Eric Switzer dari University of Chicago menemukan bahwa sumber panas dapat muncul dari proses pemecahan unsur radioaktif di dalam inti planet.
Panas itu mampu menjaga lautan agar tetap cair. Meskipun, kondisi itu hanya terjadi di bawah lembaran es tebal yang menutupi permukaan planet.
Es memang membuat permukaan planet tidak dapat didiami namun di bawah lapisan tersebut, kehidupan laut dapat berkembang dalam waktu tidak tertentu. Ilmuwan menamakan teori ini sebagai steppenwolf karena kehidupan itu seperti kawanan serigala yang berkeliaran di padang galaksi.
Namun, ilmuwan ini menolak berspekulasi soal bentuk kehidupan yang ada di sana meskipun setuju soal ukuran mikroskopik. Penelitian itu berfokus pada rasio planet antara 0,1 hingga 10 kali lebih besar dari bumi dengan fitur serupa.
Mereka mengklaim planet dengan jumlah air setara dengan bumi membutuhkan bobot 3,5 kali lebih besar dari bumi untuk bertahan hidup. Di sisi lain, planet dengan 10 kali jumlah air bumi memiliki bobot sepertiga dari planet manusia ini.
Planet Steppenwolf ini memiliki gunung api yang memancarkan karbon dioksida ke atmosfer. Gas tersebut akan membeku dan jatuh ke planet sebagai salju lalu melapisi dunia dengan selimut es kering.
Fenomena planet tanpa bintang terjadi ketika planet itu keluar dari orbit saat melewati bintang atau planet lain yang menyebabkan gaya gravitasi ekstrem. [mor]
Tiga Hari Nonstop Main Games, Pria Cina Meninggal
REPUBLIKA.CO.ID,BEIJING - Seorang warga Cina dikabarkan tewas setelah tiga hari berturut-turut menghabiskan waktunya bermain game online. Sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, pria berusia 30 tahun yang tidak disebutkan namanya itu sempat kehilangan kesadaran karena selama tiga hari tidak makan dan tidur.
Menurut BBC, pria tersebut menghabiskan waktunya selama tiga hari terakhir di sebuah kafe warnet di pinggirian kota Beijing. Sejumlah pengunjung kafe internet yang berada di lokasi kejadian itu segera melarikan pria tersebut ke rumah sakit terdekat untuk memperoleh pertolongan. Namun sayang, nyawanya tidak terselamatkan.
Sebelum tewas, pria tersebut mengaku telah menghabiskan uang senilai 1.500 dolar AS (Rp 13 juta) untuk memuaskan hobinya tersebut. Kasus serupa sebenarnya pernah terjadi pada 2005. Seorang pria berusia 28 tahun saat itu ditemukan tewas di Korea Selatan setelah bermain game online selama 50 jam nonstop.
Saat ini warga yang menggunakan internet untuk memenuhi kebutuhan informasi di Cina mencapai 450 juta orang. Mereka umumnya adalah anak muda atau remaja. Jumlah tersebut termasuk mereka yang menggunakannya untuk permainan game online.
Menurut blogs.FT.com, hasil riset menunjukkan puluhan juta pemuda di Cina telah kecanduan permainan internet. Meski penguasa Cina telah membatasi penggunaan fasilitas komunikasi tersebut karena alasan keamanan, jumlah pengguna jasa permainan melalui internet di Cina telah melampaui angka pengguna permainan internet di Amerika Serikat.
Menurut BBC, pria tersebut menghabiskan waktunya selama tiga hari terakhir di sebuah kafe warnet di pinggirian kota Beijing. Sejumlah pengunjung kafe internet yang berada di lokasi kejadian itu segera melarikan pria tersebut ke rumah sakit terdekat untuk memperoleh pertolongan. Namun sayang, nyawanya tidak terselamatkan.
Sebelum tewas, pria tersebut mengaku telah menghabiskan uang senilai 1.500 dolar AS (Rp 13 juta) untuk memuaskan hobinya tersebut. Kasus serupa sebenarnya pernah terjadi pada 2005. Seorang pria berusia 28 tahun saat itu ditemukan tewas di Korea Selatan setelah bermain game online selama 50 jam nonstop.
Saat ini warga yang menggunakan internet untuk memenuhi kebutuhan informasi di Cina mencapai 450 juta orang. Mereka umumnya adalah anak muda atau remaja. Jumlah tersebut termasuk mereka yang menggunakannya untuk permainan game online.
Menurut blogs.FT.com, hasil riset menunjukkan puluhan juta pemuda di Cina telah kecanduan permainan internet. Meski penguasa Cina telah membatasi penggunaan fasilitas komunikasi tersebut karena alasan keamanan, jumlah pengguna jasa permainan melalui internet di Cina telah melampaui angka pengguna permainan internet di Amerika Serikat.
Saturday, 19 February 2011
SISTEM OPERASI
Dalam Ilmu komputer, Sistem operasi atau dalam bahasa Inggris: operating system atau OS adalah perangkat lunak sistem yang bertugas untuk melakukan kontrol dan manajemen perangkat keras serta operasi-operasi dasar sistem, termasuk menjalankan software aplikasi seperti program-program pengolah kata dan browser web.
Secara umum, Sistem Operasi adalah software pada lapisan pertama yang ditaruh pada memori komputer pada saat komputer dinyalakan. Sedangkan software-software lainnya dijalankan setelah Sistem Operasi berjalan, dan Sistem Operasi akan melakukan layanan inti umum untuk software-software itu. Layanan inti umum tersebut seperti akses ke disk, manajemen memori, skeduling task, dan antar-muka user. Sehingga masing-masing software tidak perlu lagi melakukan tugas-tugas inti umum tersebut, karena dapat dilayani dan dilakukan oleh Sistem Operasi. Bagian kode yang melakukan tugas-tugas inti dan umum tersebut dinamakan dengan "kernel" suatu Sistem Operasi.
PENDAHULUAN
Biasanya, istilah Sistem Operasi sering ditujukan kepada semua software yang masuk dalam satu paket dengan sistem komputer sebelum aplikasi-aplikasi software terinstall. Dalam Ilmu komputer, Sistem operasi atau dalam bahasa Inggris: operating system atau OS adalah perangkat lunak sistem yang bertugas untuk melakukan kontrol dan manajemen perangkat keras serta operasi-operasi dasar sistem, termasuk menjalankan software aplikasi seperti program-program pengolah kata dan browser web.
Secara umum, Sistem Operasi adalah software pada lapisan pertama yang ditempatkan pada memori komputer pada saat komputer dinyalakan. Sedangkan software-software lainnya dijalankan setelah Sistem Operasi berjalan, dan Sistem Operasi akan melakukan layanan inti umum untuk software-software itu. Layanan inti umum tersebut seperti akses ke disk, manajemen memori, skeduling task, dan antar-muka user. Sehingga masing-masing software tidak perlu lagi melakukan tugas-tugas inti umum tersebut, karena dapat dilayani dan dilakukan oleh Sistem Operasi. Bagian kode yang melakukan tugas-tugas inti dan umum tersebut dinamakan dengan "kernel" suatu Sistem Operasi
Kalau sistem komputer terbagi dalam lapisan-lapisan, maka Sistem Operasi adalah penghubung antara lapisan hardware dan lapisan software. Lebih jauh daripada itu, Sistem Operasi melakukan semua tugas-tugas penting dalam komputer, dan menjamin aplikasi-aplikasi yang berbeda dapat berjalan secara bersamaan dengan lancar. Sistem Operasi menjamin aplikasi software lainnya dapat menggunakan memori, melakukan input dan output terhadap peralatan lain, dan memiliki akses kepada sistem file. Apabila beberapa aplikasi berjalan secara bersamaan, maka Sistem Operasi mengatur skedule yang tepat, sehingga sedapat mungkin semua proses yang berjalan mendapatkan waktu yang cukup untuk menggunakan prosesor (CPU) serta tidak saling mengganggu.
Dalam banyak kasus, Sistem Operasi menyediakan suatu pustaka dari fungsi-fungsi standar, dimana aplikasi lain dapat memanggil fungsi-fungsi itu, sehingga dalam setiap pembuatan program baru, tidak perlu membuat fungsi-fungsi tersebut dari awal.
Sistem Operasi secara umum terdiri dari beberapa bagian:
Mekanisme Boot, yaitu meletakkan kernel ke dalam memory
Kernel, yaitu inti dari sebuah Sistem Operasi
Command Interpreter atau shell, yang bertugas membaca input dari pengguna
Pustaka-pustaka, yaitu yang menyediakan kumpulan fungsi dasar dan standar yang dapat dipanggil oleh aplikasi lain
Driver untuk berinteraksi dengan hardware eksternal, sekaligus untuk mengontrol mereka.
Sebagian Sistem Operasi hanya mengizinkan satu aplikasi saja yang berjalan pada satu waktu (misalnya DOS), tetapi sebagian besar Sistem Operasi baru mengizinkan beberapa aplikasi berjalan secara simultan pada waktu yang bersamaan. Sistem Operasi seperti ini disebut sebagai Multi-tasking Operating System (misalnya keluarga sistem operasi UNIX). Beberapa Sistem Operasi berukuran sangat besar dan kompleks, serta inputnya tergantung kepada input pengguna, sedangkan Sistem Operasi lainnya sangat kecil dan dibuat dengan asumsi bekerja tanpa intervensi manusia sama sekali. Tipe yang pertama sering disebut sebagai Desktop OS, sedangkan tipe kedua adalah Real-Time OS
Sebagai contoh, yang dimaksud sistem operasi itu antara lain adalah Windows, Linux, Free BSD, Solaris, palm, symbian, dan sebagainya.
Layanan Inti Umum
Seiring dengan berkembangnya Sistem Operasi, semakin banyak lagi layanan yang menjadi layanan inti umum. Kini, sebuah OS mungkin perlu menyediakan layanan network dan koneksitas internet, yang dulunya tidak menjadi layanan inti umum. Sistem Operasi juga perlu untuk menjaga kerusakan sistem komputer dari gangguan program perusak yang berasal dari komputer lainnya, seperti virus. Daftar layanan inti umum akan terus bertambah.
Program saling berkomunikasi antara satu dengan lainnya dengan Antarmuka Pemrograman Aplikasi, Application Programming Interface atau disingkat dengan API. Dengan API inilah program aplikasi dapat berkomunikasi dengan Sistem Operasi. Sebagaimana manusia berkomunikasi dengan komputer melalui Antarmuka User, program juga berkomunikasi dengan program lainnya melalui API.
Walaupun demikian API sebuah komputer tidaklah berpengaruh sepenuhnya pada program-program yang dijalankan diatas platform operasi tersebut. Contohnya bila program yang dibuat untuk windows 3.1 bila dijalankan pada windows 95 dan generasi setelahnya akan terlihat perbedaan yang mencolok antara window program tersebut dengan program yang lain.
Sistem Operasi Saat Ini
Sistem operasi-sistem operasi utama yang digunakan komputer sistem umum (termasuk PC, komputer personal) terbagi menjadi 3 kelompok besar:
Keluarga Microsoft Windows - yang antara lain terdiri dari Windows Desktop Environment (versi 1.x hingga versi 3.x), Windows 9x (Windows 95, 98, dan Windows ME), dan Windows NT (Windows NT 3.x, Windows NT 4.0, Windows 2000, Windows XP, Windows Server 2003, Windows Vista, Windows 7 (Seven) yang dirilis pada tahun 2009, dan Windows Orient yang akan dirilis pada tahun 2014)).
Keluarga Unix yang menggunakan antarmuka sistem operasi POSIX, seperti SCO UNIX, keluarga BSD (Berkeley Software Distribution), GNU/Linux, MacOS/X (berbasis kernel BSD yang dimodifikasi, dan dikenal dengan nama Darwin) dan GNU/Hurd.
Mac OS, adalah sistem operasi untuk komputer keluaran Apple yang biasa disebut Mac atau Macintosh. Sistem operasi yang terbaru adalah Mac OS X versi 10.4 (Tiger). Awal tahun 2007 direncanakan peluncuran versi 10.5 (Leopard).
Sedangkan komputer Mainframe, dan Super komputer menggunakan banyak sekali sistem operasi yang berbeda-beda, umumnya merupakan turunan dari sistem operasi UNIX yang dikembangkan oleh vendor seperti IBM AIX, HP/UX, dll.
Proses
Prosesor mengeksekusi program-program komputer. Prosesor adalah sebuah chip dalam sistem komputer yang menjalankan instruksi-instruksi program komputer. Dalam setiap detiknya prosesor dapat menjalankan jutaan instruksi.
Program adalah sederetan instruksi yang diberikan kepada suatu komputer. Sedangkan proses adalah suatu bagian dari program yang berada pada status tertentu dalam rangkaian eksekusinya. Di dalam bahasan Sistem Operasi, kita lebih sering membahas proses dibandingkan dengan program. Pada Sistem Operasi modern, pada satu saat tidak seluruh program dimuat dalam memori, tetapi hanya satu bagian saja dari program tersebut. Sedangkan bagian lain dari program tersebut tetap beristirahat di media penyimpan disk. Hanya pada saat dibutuhkan saja, bagian dari program tersebut dimuat di memory dan dieksekusi oleh prosesor. Hal ini sangat menghemat pemakaian memori.
Beberapa sistem hanya menjalankan satu proses tunggal dalam satu waktu, sedangkan yang lainnya menjalankan multi-proses dalam satu waktu. Padahal sebagian besar sistem komputer hanya memiliki satu prosesor, dan sebuah prosesor hanya dapat menjalankan satu instruksi dalam satu waktu. Maka bagaimana sebuah sistem prosesor tunggal dapat menjalankan multi-proses? Sesungguhnya pada granularity yang sangat kecil, prosesor hanya menjalankan satu proses dalam satu waktu, kemudian secara cepat ia berpindah menjalankan proses lainnya, dan seterusnya. Sehingga bagi penglihatan dan perasaan pengguna manusia, seakan-akan prosesor menjalankan beberapa proses secara bersamaan.
Setiap proses dalam sebuah sistem operasi mendapatkan sebuah PCB (Process Control Block) yang memuat informasi tentang proses tersebut, yaitu: sebuah tanda pengenal proses (Process ID) yang unik dan menjadi nomor identitas, status proses, prioritas eksekusi proses dan informasi lokasi proses dalam memori. Prioritas proses merupakan suatu nilai atau besaran yang menunjukkan seberapa sering proses harus dijalankan oleh prosesor. Proses yang memiliki prioritas lebih tinggi, akan dijalankan lebih sering atau dieksekusi lebih dulu dibandingkan dengan proses yang berprioritas lebih rendah. Suatu sistem operasi dapat saja menentukan semua proses dengan prioritas yang sama, sehingga setiap proses memiliki kesempatan yang sama. Suatu sistem operasi dapat juga merubah nilai prioritas proses tertentu, agar proses tersebut akan dapat memiliki kesempatan lebih besar pada eksekusi berikutnya (misalnya: pada proses yang sudah sangat terlalu lama menunggu eksekusi, sistem operasi menaikkan nilai prioritasnya).
Status Proses
Jenis status yang mungkin dapat disematkan pada suatu proses pada setiap sistem operasi dapat berbeda-beda. Tetapi paling tidak ada 3 macam status yang umum, yaitu:
Ready, yaitu status dimana proses siap untuk dieksekusi pada giliran berikutnya
Running, yaitu status dimana saat ini proses sedang dieksekusi oleh prosesor
Blocked, yaitu status dimana proses tidak dapat dijalankan pada saat prosesor siap/bebas
Secara umum, Sistem Operasi adalah software pada lapisan pertama yang ditaruh pada memori komputer pada saat komputer dinyalakan. Sedangkan software-software lainnya dijalankan setelah Sistem Operasi berjalan, dan Sistem Operasi akan melakukan layanan inti umum untuk software-software itu. Layanan inti umum tersebut seperti akses ke disk, manajemen memori, skeduling task, dan antar-muka user. Sehingga masing-masing software tidak perlu lagi melakukan tugas-tugas inti umum tersebut, karena dapat dilayani dan dilakukan oleh Sistem Operasi. Bagian kode yang melakukan tugas-tugas inti dan umum tersebut dinamakan dengan "kernel" suatu Sistem Operasi.
PENDAHULUAN
Biasanya, istilah Sistem Operasi sering ditujukan kepada semua software yang masuk dalam satu paket dengan sistem komputer sebelum aplikasi-aplikasi software terinstall. Dalam Ilmu komputer, Sistem operasi atau dalam bahasa Inggris: operating system atau OS adalah perangkat lunak sistem yang bertugas untuk melakukan kontrol dan manajemen perangkat keras serta operasi-operasi dasar sistem, termasuk menjalankan software aplikasi seperti program-program pengolah kata dan browser web.
Secara umum, Sistem Operasi adalah software pada lapisan pertama yang ditempatkan pada memori komputer pada saat komputer dinyalakan. Sedangkan software-software lainnya dijalankan setelah Sistem Operasi berjalan, dan Sistem Operasi akan melakukan layanan inti umum untuk software-software itu. Layanan inti umum tersebut seperti akses ke disk, manajemen memori, skeduling task, dan antar-muka user. Sehingga masing-masing software tidak perlu lagi melakukan tugas-tugas inti umum tersebut, karena dapat dilayani dan dilakukan oleh Sistem Operasi. Bagian kode yang melakukan tugas-tugas inti dan umum tersebut dinamakan dengan "kernel" suatu Sistem Operasi
Kalau sistem komputer terbagi dalam lapisan-lapisan, maka Sistem Operasi adalah penghubung antara lapisan hardware dan lapisan software. Lebih jauh daripada itu, Sistem Operasi melakukan semua tugas-tugas penting dalam komputer, dan menjamin aplikasi-aplikasi yang berbeda dapat berjalan secara bersamaan dengan lancar. Sistem Operasi menjamin aplikasi software lainnya dapat menggunakan memori, melakukan input dan output terhadap peralatan lain, dan memiliki akses kepada sistem file. Apabila beberapa aplikasi berjalan secara bersamaan, maka Sistem Operasi mengatur skedule yang tepat, sehingga sedapat mungkin semua proses yang berjalan mendapatkan waktu yang cukup untuk menggunakan prosesor (CPU) serta tidak saling mengganggu.
Dalam banyak kasus, Sistem Operasi menyediakan suatu pustaka dari fungsi-fungsi standar, dimana aplikasi lain dapat memanggil fungsi-fungsi itu, sehingga dalam setiap pembuatan program baru, tidak perlu membuat fungsi-fungsi tersebut dari awal.
Sistem Operasi secara umum terdiri dari beberapa bagian:
Mekanisme Boot, yaitu meletakkan kernel ke dalam memory
Kernel, yaitu inti dari sebuah Sistem Operasi
Command Interpreter atau shell, yang bertugas membaca input dari pengguna
Pustaka-pustaka, yaitu yang menyediakan kumpulan fungsi dasar dan standar yang dapat dipanggil oleh aplikasi lain
Driver untuk berinteraksi dengan hardware eksternal, sekaligus untuk mengontrol mereka.
Sebagian Sistem Operasi hanya mengizinkan satu aplikasi saja yang berjalan pada satu waktu (misalnya DOS), tetapi sebagian besar Sistem Operasi baru mengizinkan beberapa aplikasi berjalan secara simultan pada waktu yang bersamaan. Sistem Operasi seperti ini disebut sebagai Multi-tasking Operating System (misalnya keluarga sistem operasi UNIX). Beberapa Sistem Operasi berukuran sangat besar dan kompleks, serta inputnya tergantung kepada input pengguna, sedangkan Sistem Operasi lainnya sangat kecil dan dibuat dengan asumsi bekerja tanpa intervensi manusia sama sekali. Tipe yang pertama sering disebut sebagai Desktop OS, sedangkan tipe kedua adalah Real-Time OS
Sebagai contoh, yang dimaksud sistem operasi itu antara lain adalah Windows, Linux, Free BSD, Solaris, palm, symbian, dan sebagainya.
Layanan Inti Umum
Seiring dengan berkembangnya Sistem Operasi, semakin banyak lagi layanan yang menjadi layanan inti umum. Kini, sebuah OS mungkin perlu menyediakan layanan network dan koneksitas internet, yang dulunya tidak menjadi layanan inti umum. Sistem Operasi juga perlu untuk menjaga kerusakan sistem komputer dari gangguan program perusak yang berasal dari komputer lainnya, seperti virus. Daftar layanan inti umum akan terus bertambah.
Program saling berkomunikasi antara satu dengan lainnya dengan Antarmuka Pemrograman Aplikasi, Application Programming Interface atau disingkat dengan API. Dengan API inilah program aplikasi dapat berkomunikasi dengan Sistem Operasi. Sebagaimana manusia berkomunikasi dengan komputer melalui Antarmuka User, program juga berkomunikasi dengan program lainnya melalui API.
Walaupun demikian API sebuah komputer tidaklah berpengaruh sepenuhnya pada program-program yang dijalankan diatas platform operasi tersebut. Contohnya bila program yang dibuat untuk windows 3.1 bila dijalankan pada windows 95 dan generasi setelahnya akan terlihat perbedaan yang mencolok antara window program tersebut dengan program yang lain.
Sistem Operasi Saat Ini
Sistem operasi-sistem operasi utama yang digunakan komputer sistem umum (termasuk PC, komputer personal) terbagi menjadi 3 kelompok besar:
Keluarga Microsoft Windows - yang antara lain terdiri dari Windows Desktop Environment (versi 1.x hingga versi 3.x), Windows 9x (Windows 95, 98, dan Windows ME), dan Windows NT (Windows NT 3.x, Windows NT 4.0, Windows 2000, Windows XP, Windows Server 2003, Windows Vista, Windows 7 (Seven) yang dirilis pada tahun 2009, dan Windows Orient yang akan dirilis pada tahun 2014)).
Keluarga Unix yang menggunakan antarmuka sistem operasi POSIX, seperti SCO UNIX, keluarga BSD (Berkeley Software Distribution), GNU/Linux, MacOS/X (berbasis kernel BSD yang dimodifikasi, dan dikenal dengan nama Darwin) dan GNU/Hurd.
Mac OS, adalah sistem operasi untuk komputer keluaran Apple yang biasa disebut Mac atau Macintosh. Sistem operasi yang terbaru adalah Mac OS X versi 10.4 (Tiger). Awal tahun 2007 direncanakan peluncuran versi 10.5 (Leopard).
Sedangkan komputer Mainframe, dan Super komputer menggunakan banyak sekali sistem operasi yang berbeda-beda, umumnya merupakan turunan dari sistem operasi UNIX yang dikembangkan oleh vendor seperti IBM AIX, HP/UX, dll.
Proses
Prosesor mengeksekusi program-program komputer. Prosesor adalah sebuah chip dalam sistem komputer yang menjalankan instruksi-instruksi program komputer. Dalam setiap detiknya prosesor dapat menjalankan jutaan instruksi.
Program adalah sederetan instruksi yang diberikan kepada suatu komputer. Sedangkan proses adalah suatu bagian dari program yang berada pada status tertentu dalam rangkaian eksekusinya. Di dalam bahasan Sistem Operasi, kita lebih sering membahas proses dibandingkan dengan program. Pada Sistem Operasi modern, pada satu saat tidak seluruh program dimuat dalam memori, tetapi hanya satu bagian saja dari program tersebut. Sedangkan bagian lain dari program tersebut tetap beristirahat di media penyimpan disk. Hanya pada saat dibutuhkan saja, bagian dari program tersebut dimuat di memory dan dieksekusi oleh prosesor. Hal ini sangat menghemat pemakaian memori.
Beberapa sistem hanya menjalankan satu proses tunggal dalam satu waktu, sedangkan yang lainnya menjalankan multi-proses dalam satu waktu. Padahal sebagian besar sistem komputer hanya memiliki satu prosesor, dan sebuah prosesor hanya dapat menjalankan satu instruksi dalam satu waktu. Maka bagaimana sebuah sistem prosesor tunggal dapat menjalankan multi-proses? Sesungguhnya pada granularity yang sangat kecil, prosesor hanya menjalankan satu proses dalam satu waktu, kemudian secara cepat ia berpindah menjalankan proses lainnya, dan seterusnya. Sehingga bagi penglihatan dan perasaan pengguna manusia, seakan-akan prosesor menjalankan beberapa proses secara bersamaan.
Setiap proses dalam sebuah sistem operasi mendapatkan sebuah PCB (Process Control Block) yang memuat informasi tentang proses tersebut, yaitu: sebuah tanda pengenal proses (Process ID) yang unik dan menjadi nomor identitas, status proses, prioritas eksekusi proses dan informasi lokasi proses dalam memori. Prioritas proses merupakan suatu nilai atau besaran yang menunjukkan seberapa sering proses harus dijalankan oleh prosesor. Proses yang memiliki prioritas lebih tinggi, akan dijalankan lebih sering atau dieksekusi lebih dulu dibandingkan dengan proses yang berprioritas lebih rendah. Suatu sistem operasi dapat saja menentukan semua proses dengan prioritas yang sama, sehingga setiap proses memiliki kesempatan yang sama. Suatu sistem operasi dapat juga merubah nilai prioritas proses tertentu, agar proses tersebut akan dapat memiliki kesempatan lebih besar pada eksekusi berikutnya (misalnya: pada proses yang sudah sangat terlalu lama menunggu eksekusi, sistem operasi menaikkan nilai prioritasnya).
Status Proses
Jenis status yang mungkin dapat disematkan pada suatu proses pada setiap sistem operasi dapat berbeda-beda. Tetapi paling tidak ada 3 macam status yang umum, yaitu:
Ready, yaitu status dimana proses siap untuk dieksekusi pada giliran berikutnya
Running, yaitu status dimana saat ini proses sedang dieksekusi oleh prosesor
Blocked, yaitu status dimana proses tidak dapat dijalankan pada saat prosesor siap/bebas
Saturday, 1 January 2011
Impact of Environmental Pollution
CHAPTER I
INTRODUCTION
1.
Background
Since humans know the civilization, human beings are always trying to improve the quality of life. Improving quality of life is nothing but an attempt to get the comforts of life.
To improve the quality of human life is so since the industrial revolution. At that time the human race to create new machines, to produce new products are expected to be enjoyed in the shortest possible time. The race is also plagued the field of agriculture and plantation, through land clearing and plantation agriculture. With the help of machinery, agricultural products and plantations can be enhanced and turned into a much-needed human material, namely food and clothing. For the improvement of human life mines recently opened to get the natural resources contained in the earth. The race was the opening of new mines is more accelerated again with population growth.
In order to meet basic human needs of food, clothing and shelter, humans take advantage of new discoveries of science technology to move the existing natural resources as much as possible and as quickly as possible. The development of science and technology was rapidly nowadays are positive or negative impact. Positive impact is expected by humans in order to improve the quality and comforts of life. Unexpected negative impacts of human nature, because it can reduce the quality and comforts of life.
Human Concerns over environmental issues, which can reduce the quality and comforts of life must be observed as well as possible, if we do not want the planet Earth can not provide a carrying capacity of nature to human survival.
The handling of environmental issues can not stand alone, must involve many disciplines of knowledge and arouse public awareness about the importance of environmental sustainability for natural resources remain secure for human survival.
2.
Problem Formulation
Natural resources is defined as the natural ability to support human life. Therefore, natural resources must be kept to provide support for human life. Natural resources need to be maintained, because the carrying capacity of nature can be reduced or shrink over time and in line with the rapid development of science and technology and industrial progress.
The amount is increasing, resulting in the more natural resources that must be taken to meet their needs. Management of natural resources to satisfy human needs depends on a good carrying capacity is required the intervention of science and technology. The role of science and technology to develop properly if the human community (residents) have a good organizational system.
Human survival also related to the components of the social and natural components. Interrelationships between these components will provide an outcome that reflects the state of society and its natural state. Effect of natural components and social components and the result or a result of people's lives can be seen in the community who rely on the activities of his life he did.
In hunting society whose lives are always moving, even if only a temporary stay has advanced features of using primitive tools and weapons, control of environment and natural surroundings, good at looking for sources of food and water sources for his life. Population level is still low and not familiar with technology. Thanks to the forging of nature, his strong resistance, not familiar with natural resource conservation. Environmental damage due to the use of fire.
In the life of farming communities whose lives are lived near their workplace (agricultural land) has a feature of trying to absorb new technologies associated with increased agricultural production, although work is still done entirely by human power. Mastering the types of plants and animals in accordance with its natural environment. High population levels, so that tends to increase the area of agricultural land. This can result in damage to the environment. Know deviation food, good life durability. Already familiar with the conservation of natural resources. The use of chemical pest eradication resulted in environmental damage due to industrial and excessive energy consumption.
Of the three people's lives, there is a reasonable potential for human-mind. With the human mind can alter the environment so the impact is positive or negative impact. Nature of mind with good intentions, will be able to improve the quality and comfort of human life.
The ability of natural resources (environment) must be maintained so as not to corrupt and bad for humans, given the natural resources (environment) is crucial to human survival. If there is damage to natural resources, not possible in the waiting recovery naturally.
In general, damage to natural resources caused by internal factors and external factors. Damage due to internal factors is the damage that comes from the natural (earth) itself. This damage is difficult to prevent because it is a natural process that occurs in nature (earth) who are looking for the balance of nature, such as volcanic eruptions that damage the surrounding natural environment, earthquake that caused a shift in the soil layer and tsunami caused extensive flooding of storms, forest fires due process natural long dry season caused by dew that serves as a lens collector fire (at the point of focus) when exposed to sunlight, when dew has not evaporated. This damage is generally accepted as a natural disaster.
Meanwhile, because of damage to the external factor is the damage caused by human activities in order to improve the quality and comfort of his life. Because of this damage is caused by humans. So a human obligation to reduce or if possible to avoid damage caused by external factors in general.
Generally this type of damage caused by industrial activities, in the form of industrial waste, the use of fossil fuels (coal, oil), motor vehicle exhaust gas.
3.
Goal
In an attempt to improve the quality of life, human copes with all the power to process and utilize existing natural resources for the achievement of the desired quality of life. Reasonable minds be best utilized to achieve those goals. Through the intellect of his mind, man creates new equipment, such machinery and other tools, a high-tech, in order to produce an abundant product in a short time.
The use of high-tech machinery and equipment, to dredge the natural resources on a large scale, then sent to the industries to be processed so that the finished goods. Of course, this activity will impact on the environment and human life. The impact on the environment to reduce the carrying capacity of nature, which means it will reduce the natural ability to support human survival. While the impact on people will reduce or degrade the quality of human life.
Activities in the field of industry and technology was originally intended to improve the quality of human life, turns on the other hand can result in a detriment of human survival. Industrial and technological activities can disturb the balance of the environment. If the environmental balance is disturbed, then the quality of the environment also changes. Though many comforts of life is determined by the carrying capacity of the environment or quality of the environment that supports human survival.
The elements of the environment (living and non-living beings) interact with each other, there is a fit in, there is cooperation, there is an attack, there is protect yourself, there are conflicting, there is silence or someone's trying to master the other. At one time these forces will be moving towards a balance (homeostasis).
Naturally homeostatic state can be achieved with a penny himself, but take a long time. Nature has the ability to manage and restore themselves when difficulty arises. Homeostasis can be accelerated by human intervention.
Industrial activities and technologies can provide direct and indirect impacts. It said if the direct impact of industrial activities and technologies can be directly felt by humans. The direct impact is expected to be positive that human beings, the direct impacts that are negative should be avoided or reduced, because it can reduce the quality of human life.
The direct impact is negative due to industrial activities and technologies, can be seen from the occurrence of the problem:
*
Air Pollution
*
Water Pollution
*
Soil pollution
The three kinds of pollution will reduce the carrying capacity of nature, because it needs to be avoided in an effort to preserve the environment.
CHAPTER II
DISCUSSION
1.
Air Pollution
Air pollution is defined as any material or foreign substances in the air that causes changes in the composition (composition) normal air. The presence of foreign material or substance in the air in a certain amount and the air in a long time, will be able to disrupt the lives of humans, animals and plants. When circumstances such as these occur. Then said to have polluted the air, meaning comfort of human life disrupted.
Air is a mixture of various gases that comparison is not fixed, depending on air temperature, air pressure and the surrounding environment. In the air there is oxygen (O2) to breathe, Carbon dioxide (CO2) to the process of photosynthesis by green leaves (chlorophyll) and Ozone (O3) to withstand ultraviolet light.
In general, the causes of air pollution there are 2 kinds of internal factors (dust is flying as a hoax wind, ash (dust) emitted by volcanic eruptions along the volcanic gases and decomposition of organic waste) and external factors (the burning of fossil fuels. Dust from industrial activities and the use of chemicals that is sprayed into the air).
Clean air that we breathe is an invisible gas, odorless, colorless and tasteless. However, the air is really clean is difficult to obtain, especially in big cities. Polluted air can damage the environment and human life. means less damage to natural resources which in turn reduces the quality of human life.
1.
Components of Air Pollution.
The number of components of air pollutants depends on the source. Components of air pollutants can contaminate the air individually or jointly. Based on the origin and continuation of its development in the air, air pollutants are divided into:
1.
Primary air pollutants, namely that there are pollutants in the air in a form that almost did not change, just like when freed from its source as a result of a particular process.
Primary air pollutants are classified into five groups, namely:
1.
Carbon Monoxide (CO)
A component is a colorless gas, odorless and has no taste. Carbon monoxide is formed from incomplete combustion of carbon or carbon-containing component or the reaction between carbon dioxide and carbon-containing components at high temperatures carbon dioxide is broken down into carbon monoxide and atomic oxygen.
Sources of Carbon monoxide is the most widely used gasoline as a transportation fuel. The second largest source of CO is the burning of agricultural products (trash, wood remnants of the forest). The third source of CO is the iron and steel industry. Effect of CO on the body mainly due to the reaction of CO with hemoglobin (Hb) in the blood.
Hemoglobin in the blood to function normally in the transport system to carry oxygen (O2) in the form oksihaemoglobin can form into the lungs. With the CO can form karboksihaemoglobin Haemoglobin (COHb). If a reaction occurs so that the blood's ability to transport oxygen is reduced. COHb in the blood with a high concentration affect the central nervous system, abnormal sensory reactions, blurred vision. When even higher COHb concentrations, can cause pusinhg head, nausea, dizzy, fainting and difficulty breathing can lead to death.
2.
Nitrogen Oxides (NOx)
Nitrogen oxides are a group of gases in the atmosphere, consisting of the gas nitric oxide (NO) and nitrogen dioxide (NO2). NO is a gas that is colorless and odorless, whereas NO2 has a reddish brown and smelly. NOx gases in the air mainly comes from exhaust combustion products out of the stationary power generators or machines that use natural gas fuels, forest fires, burning of solid waste, agricultural waste burning. NO has the ability to restrict blood oxygen levels, as well as CO. easily reacts with oxygen to form NO2-. when NO2 met with moisture in the air or in the human body will be formed HNO3 very harmful to the body. Because of that NO2 will feel painful when on the eyes, nose, respiratory tract and heart. High concentrations can cause death. NO2 will damage the metal goods, creating slices. NO2 can absorb ultraviolet rays from the sun.
3.
Hydrocarbon (HC)
Hydrocarbon component consists only of the elements hydrogen and carbon. Incomplete combustion in car engines, filling petrol into a vehicle gas tank, always happened to evaporation. HC can beruapa gas, liquid and solid. HC compounds can cause cancer.
4.
Sulfur oxides
Sox mainly caused by two components, a colorless gas, namely sulfur dioxide (SO2) and sulfur trioxide (SO3). SO2 has karakteristim sharp odor and no burning in the air, while SO3 is not reactive. SO2 when reacting with water vapor to form sulfuric acid, which will damage the metal surface (railroads, vehicles, backyard fence), destroy the rocks (granite, marble), meubah colors of objects and objects become brittle (plastic, rubber, paper), SOx cause irritation of the respiratory system. SOx in the air pollution mainly comes from the use of coal used in industrial activities, transportation, industrial processes.
5.
Particle
The particles are air pollutants that can be co-equal material or other contaminants. The particles include a variety of shapes and can be:
*
Aerosols, particles are scattered and floating in the air
*
Fox or mist, particles of water droplets in the air.
*
Smoke or smoke, particles of a mixture between solid and liquid particle scattered in the air.
*
Dust or dust, particles of solid form of granules scattered and floating in the air due to wind blow.
*
Mist, similar Kabat, liquid granules scattered and floating in the air (not water droplets)
*
Fume, smoke-like just cause condensation aerosol that comes from the hot steam.
*
Plume, smoke coming out of an industrial chimney (factory)
*
Haze, all of which interfere with the view of aerosols in the air.
*
Smog, a mixture of smog and fog.
*
Smaze, a mixture of smoke and haze.
Pollutants that will affect humans if these particles get into the human body through the respiratory system. The factors that most affect the respiratory system in particular is the particle dimension that will determine how far particles penetrate into the respiratory system. The respiratory system has several defense systems that prevent the entry of particles into the lungs. Particles affect the plant because of dust, where the dust is when joined with water vapor or rain water (rain) will form a thick crust on the surface of the leaf that can not be rewarded by the rain, except with the rub. The crust will disrupt the process of photosynthesis in plants, because it inhibits the entry of sunlight into the leaf surface and prevent the exchange of CO2 with oxygen. As a result the plant will be disrupted. Pollution particles originating from within is often considered to be reasonable. If an interruption occurs to the environment that reduces the level of comfort of living, then it will be considered as natural disasters. Examples of ash and volcanic material from volcanic eruptions. Source of particle contamination due to human activities comes largely from coal combustion, industrial processes, forest fires, the exhaust gas transport.
2.
Secondary air pollution, ie all the pollutants in the air that has changed since a specific reaction between two or more pollutants. Generally, these secondary pollutants are the result of primary pollutant with other pollutants in the air. For example, ozone (O3), which occurs molukel-molukel hydrocarbon (HC) in the air with nitrogen oxide (NOx) through the influence of ultraviolet rays from the sun.
2.
Threshold Limit Value (NAV)
Threshold value (NAV) is defined as the safe limit of a pollutant for the air quality still remain protected. There are other terms, namely the Highest Levels Allowed (KTD). NAB can be used for free air for a pollutant, while KTD more appropriate to use in the work environment, such as in a factory room, inside the industrial complex, which is basically to protect the workers who daily are in environments where contaminants continuously available.
3.
Penanggulan Air Pollution
In order to know the fundamentals of air pollution prevention, need to understand first the overall pollution problem.
All these problems must be linked in a system, which consists of 3 main components, namely:
1.
Emission source, a sub-system on prevention in the future.
2.
The atmosphere as a sub system of ecological systems.
3.
Environment, which will suffer from pollution events, and an ecological system.
In principle, the reduction can be achieved in 4 ways, namely:
1.
Technological approach, an approach that is more technologically directed to the source of emission factors and everything is tied together as a sub-system. It's time-saving technology introduced and prevention technology for the things possible. Saving technology used to save the procurement of materials and saving energy resources. In this technology there are always alternatives to the use of other materials more readily available because the source is still abundant, as well as the seminal may generate waste products. Prevention technology is basically more emphasis on the consideration of aspects that can reduce unwanted effects on the environment as much as possible, such impacts.
2.
Planologis approach, an approach that aimed at structuring the physical environment for a reciprocal basis to avoid adverse effects that are expected to override the environment. It is expected that the planning and implementation planologis can create the environment that can guarantee the safety, comfort and fun for life. Transportation system planning related to traffic density, considering that more vehicles kelambaan membemaskan CO because it is more possible incomplete combustion occurs. In addition to the separation line for non-vehicles, personal vehicles, trucks, buses and others.
3.
Administrative approach, an approach which is binding on all parties to follow the provisions in force by reason of a provision of law to society, and dibinanya administrative provisions by officers and executive apparatus of government in a way carefully. Nationally need legal products that regulate the requirements of various standards for the industry.
4.
Educative approach, an approach to coaching and continuous penerangangan to the public good in order to motivate and raise awareness participated maintain environmental sustainability.
4.
Noise
There's air plan does not include the components of air pollutants of CO, SOx, NOx, HC and particles, but the effect on the environment which ultimately can affect the comfort of human life. noise pollution, among others.
Industrial and technological progress, among others, characterized by the use of machines that can manage and produce materials and goods needed by humans are quick to assist humans in performing their duties mobility is used motorized means of transportation, to cover all infrastructure and facilities are also used motorized equipment for the purpose of building physical construction.
Use of these machines often generate noise. Therefore, noise can interfere with the environment and spread through the air, it is intended as a pollution in the air, although the composition of air has not changed.
Noise is a sound that can disrupt and damage human hearing. if the auditory nerve stimulation did not want it then the sound is called noise. The quality of sound is determined by:
1.
Sound frequency, ie the number of vibrations per second. Unit Hertz (Hz).
2.
Sound intensity, the comparison voltage and voltage noise comes standard voice can be heard by a normal human being at a frequency of 1000 Hz, with units of decibels (dB).
According to the source, noise divided into:
1.
Impulsive noise, the noise is not coming continuously, but in bits and pieces, such as noise from the hammer that struck sound, noise coming from the engine mounting pile.
2.
Continuous noise, noise that comes from continuing in a long time, such as noise coming from the engine run / start.
3.
Semi-continuous noise, continuous noise that only an instant, then disappear and probably will come again, such a passing car.
The higher the noise level, the less time the contact is allowed. Sound with high noise levels and high notes are very disturbing, even more so when coming discontinuously and abruptly. His influence will be felt very annoying noise when the source is unknown.
5.
Insecticide Spraying
It has long been an insect (insects) to bully the comfort of human life. insects with the amount of which more will become pests. Insects in excessive amounts will become pests. Insects can invade and damage of agricultural land resulting in crop failure. Insects around the house is also very disturbing, material dispersion media can be a particular disease. Therefore, humans tried to eradicate these annoying insects.
In general, insect killer spray insecticide into the air. Spraying insecticide on agricultural land to cover a very wide area so that if necessary, interfere in the vicinity of the house (mosquitoes, cockroaches, ants) are also killed by spraying insecticide. Spraying insecticides into the air without realizing it is actually the cause of air pollution. Although the use of insecticides intended to kill insects, but if of usage, excessive and in a long time, the insecticide can have a negative impact on humans. therefore the use of insecticides should be done carefully.
2.
Water Pollution
Water pollution is a deviation from the properties of water under normal circumstances, not from kemurniaannya. Water spread across the universe is never found in pure form, but that does not mean that all the water was contaminated. The presence of foreign objects that cause the water can not be used according to their function normally referred to as pollution.
1.
Chemical-Physical Aspects of Water Pollution
Chemical-physical properties of water are generally tested and can be used to determine
Water pollution are:
1.
The pH, acidity and Alkalinity
Normal pH value of water is approximately neutral, ie between 6-8, while the contaminated water, its pH value depending on the type pencemarnya (waste). Fresh water from the mountains usually have higher pH, the longer the pH of the water will go to acidic conditions. This is because the increase in organic materials membebaskanCO2 when experiencing the process of decomposition.
Water lmbah inorganic materials industry in general contain mineral acids in quantities too high so high acidity or low pH. The existence of iron-sulfur (FeS2) in high amounts in the water will also increase the acidity, because of FeS2 with air and water to form H2SO4 and iron (Fe) is soluble.
Discussion of acidity in the wastewater, either in the direction alkaline (pH rises) as well as to the direction of acid (pH down), will greatly disrupt the lives of fish and other aquatic animals. In addition, waste water which has a low pH is highly corrosive to steel and often results in a rusty iron pipe.
Acidity is the ability to neutralize wet. High acidity does not necessarily have a low pH. A weak acid can have a high acidity means have the potential to release hydrogen, for example carbonic acid, acetic acid and other organic acids.
Alkalanitas related to water hardness, which is one of the water properties of calcium ions (Ca) and magnesium (Mg) in the water will cause water hardness properties. Water with high hardness can cause corrosion of equipment made of iron, causing less foaming soap, may precipitate or crust in container processing.
2.
Temperature
Water is often used as a cooling medium in industrial processes. Water cooling was used, it will get hot from the desired material, then returned to its original place, ie a river or other water sources. Wastewater may have a higher temperature than water origin.
Rising water temperatures will lead to decreasing the amount of oxygen dissolved in water, increase the speed of chemical reactions, disrupt the lives of fish and other aquatic hewn, that if the lethal temperature limit is exceeded, fish and other aquatic animals might die.
Water temperature time or waste water is relatively high is marked by the emergence of fish and other aquatic animals surface to seek oxygen.
3.
Dissolved Oxygen
Oxygen gas is odorless, tasteless and only slightly soluble in water. To sustain life, creatures that live in water of dissolved oxygen depends on this. Thus dissolved oxygen levels can be used as benchmarks to determine water quality.
Life in water to survive when there is a minimum dissolved oxygen of 5 ppm dala (5 mg oxygen per liter of water). Instead rely on resistance of organisms, degree of activeness, the presence of contaminants, the water temperature. Dissolved oxygen can be derived from the process of plant photosynthesis and water from the atmosphere (air) enters the water.
The concentration of dissolved oxygen is too low will result in fish and other aquatic animals that need oxygen will die. Instead of dissolved oxygen is too high also result in rapid corrosion process, because oxygen will bind hydrogen that coats the metal.
4.
Carbon dioxide in water.
Concentrations of dissolved oxygen in water depends on the concentration of carbon dioxide that exists. When the air in contact with surface water, the carbon dioxide from the air spinning in the water. In still water there was a slight exchange, when the surging water, the exchange will be faster. The process of exchange that occurs is called diffusion.
Carbon dioxide is also present in water-borne rain when the water drops fell from the air. This resulted in slightly acidic rainwater.
5.
Colour and turbidity
Water color found in nature are very varied, for example water in the swamp of yellow, brown or green. The river water is usually brownish yellow because they contain the mud. Waste water containing large amounts of iron in reddish brown. Water color that is not normally an indication of water pollution. Turbidity indicates the optical properties of water, leading to habituation of light into the water. This turbidity is due to the floating material and terurainya certain substances, such as microorganisms of organic materials, sludge, clay and other objects that float or floats and is very smooth at all. The more turbid water, the higher the electrical conductivity and the more the solid.
6.
Solid
Solids in the water will settle to the bottom water, which will eventually lead to silting. Another consequence of the solids is the growth of certain aquatic plants and be toxic to other creatures. number indicates the number of sludge solids contained in water. Basically contaminated water always contains solid.
7.
Nitrate
Nitrate nitrogen as a source of numerous in the air. Only a few organisms can directly take advantage of air nitrogen. Plants can suck in the form of Nitrate Nitrogen (NO3).
The conversion of free nitrogen in the air to nitrate can be biologically and chemically. Transportation is called fixation (binding) Nitrogen.
Chemical fixation occurred due to lightning in the air to provide enough energy to unify Nitrogen and Oxygen, to form nitrogen dioxide (NO2). This gas reacts with water to form nitric acid (NO3).
Plants and animals that have died will describe the protein by the decomposition of ammonia and ammonium compounds. Nitogen in the urine and feces will end up as ammonia as well.
When the ammonia in the change into Nitrate, then the water will have Nitrate. Nitrite is highly toxic in the water, but did not last long. Nitrate is changed to nitrite in the stomach and nitrite poisoning will result in the face turned blue and death.
8.
Phosphorus
Protein and other organic substances containing phosphorus. Herbivores that eat plants will get the phosphorus. When plants and animals die, then the parser will return the phosphorus bacteria into the water as dissolved organic matter. Metabolismen residual dirt in life where the bacteria ultimately decipher these organic compounds into phosphorus.
2.
Biochemical Aspects of Pollution
Organisms degrading will describe organic compounds into carbon dioxide and water. Other bacteria convert ammonia and nitrite to nitrate. For this process required oxygen. When organic matter in water only a little, then the bacteria will easily decompose without oxygen in water balance disorders.
Oxygen is used will be replaced by natural means. If the amount of organic matter is a lot, then the bacteria will multiply themselves decomposers. This generally will result in lack of oxygen, such as in swamps and in the bottom of ponds and lakes where the water is not flowing.
Humans continually dispose of organic waste into water that will be a shortage of oxygen in the water. Tests associated with the oxygen content in water can be divided into two, namely:
*
Test BOD (Biochemical Oxygen Demand), biochemical oxygen demand test.
*
Test COD (Chemical Oxygen Demand), chemical oxygen demand test.
1.
Biochemical Oxygen Demand (BOD)
BOD indicates the amount of dissolved oxygen required living organisms to degrade or oxidize the waste materials in the water. So the BOD value does not show the actual amount of organic material, but only measure the relative amount of oxygen required to oxidize these waste materials. When oxygen consumption is high, as indicated by the little remaining oxygen dissolved in the water, the mean content of waste materials that require oxygen are high.
In general, contaminated water low oxygen content. This is because the oxygen dissolved in the water is absorbed by micro-organisms to prevent organic waste materials so that the volatile material (marked with a bad smell.)
In addition, organic waste materials can also react with dissolved oxygen in the water following the normal oxidation. Organic materials are usually derived from paper industries, leather tanning industry, food processing industry (bakery industry, dairy industry, industrial butter, frozen shrimp industry, fish canning industry), household waste materials, agricultural waste material, animal waste and manure human.
2.
Chemical Oxygen Demand (COD)
To determine the amount of organic matter in water can be a test that is faster than the BOD test, which is based on the chemical reaction of an oxygen material. COD test is a test that determines the amount of oxygen required by the oxide material, to oxidize organic matter contained in the water.
Many organic materials are not experiencing rapid biological decomposition based on a 5-day BOD test, but the organic compounds also reduce water quality. Bacteria can oxidize organic matter to CO2 and H2O.
3.
Other Pollutants
There are several other pollution materials that affect water quality. Materials pollution include heavy metals.
1.
Mercury (Hg).
Mercury is a natural element, often polluting the environment, there is in the form of compounds with other elements. mercury is almost entirely produced by the combustion of mercury sulfide (HgS) in the air, mercury is released as steam, which then experienced condensation.
Mercury is used in the production of power tools for various purposes, misalnyalampu mercury, mercury batteries. Mercury is used also as fungsida, kill the fungus in the paint, pulp, paper and agricultural industries. Paint used for boat often added mercury oxide (HgO) as anti-fungal or anti-mercury acetate as obsolete. Mercury is also used in the process of plastic basic material. Mercury metal is also used in thermometers and temperature recording devices because there is liquid form at a wide temperature range. The use of mercury in the industry have resulted in environmental pollution.
In the case of mercury poisoning in Minamata Bay (Japan), mercury sulphate which is used in industry, dumped into Minamata Bay sea. Components of mercury can contaminate fish and other aquatic creatures, including disturbance and aquatic plants. Furthermore, small fish eaten by fish or water creatures larger or get into the body through the gills, shells also can collect mercury in her home. Fish and aquatic animals are then consumed by humans, so people can collect mercury in her body.
All components of the mercury is toxic to the body, mercury in the body can inhibit the ability of the enzyme and cause cell damage.
2.
Lead (Pb)
The use of lead to the production of storage batteries for automobiles, where the use of lead metal, for metal products, such as ammunition, cable coatings, pipe, solder, dye. These products must be corrosion-resistant metal, such as pipe used to drain the chemicals are corrosive.
The nature of the interaction between other low melting point, is a soft metal that easily change its shape, a metal that serves as a protective layer when in contact with moist air.
4.
Pollution Sources
Sources of pollution can be divided into domestic sources, namely all the waste coming from the bathroom, toilet, kitchen, laundry, pharmacies, hospitals, which consists of organic materials in solid or liquid, hazardous and toxic (B3), salt soluble, fat and bacteria.
Other pollution sources non-domestic waste, ie all the waste coming from industrial plants, agriculture, animal husbandry, transport, consisting of organic materials, pesticides, fertilizers that contain nitrogen.
3.
Soil Pollution
Under normal circumstances, the soil should be able to provide carrying capacity for human life, whether for agriculture, livestock, forestry and settlement. Soil is a natural resource containing organic and inorganic materials that can support plant growth. As a factor in agricultural production, soil containing water and minerals, which need to be added to replacement consumables.
Soil pollution may occur directly, such as excessive use of fertilizers, pesticides or insecticides and the provision of waste disposal which can not be solved (like plastic). Water containing pollution will change the chemical composition of the ground that it interferes with the organisms in the soil or at ground level. Contaminated air will rain containing pollutants that, as a result of land will also be contaminated.
Forms and kinds of human waste generated depends on the level of human differences. before humans know the progress of industry and technology, waste or discarded materials resulting from human activities are generally organic. In terms of environmental sustainability, organic waste is more beneficial, because it can easily be solved by microorganisms into material that is easily fused back to nature without causing pollution to the environment.
Industrial and technological progress turned out to have been adding new types of human waste, which was originally largely organic became organic and inorganic nature are difficult to decompose by microorganisms from waste glass and plastic, to facilitate the process of recycling the waste material. The process of recycling waste materials to make mmasih materials can be used again for human life.
Handling waste to prevent pollution of the area by:
1.
Hoarding (dumping), with a view over the swamp, cliff, do soil in the open and the sea (reclamation). How such a smelly, dirty, disease and pollution.
2.
Landfill (filling soil); berlegok land fill with trash and then backfilled / covered with soil.
3.
Enumeration (grinding); organic waste put into penggilin tool so that it becomes small, streamed into the further processing.
4.
Composting (composting) waste processing to obtain compost to enrich the soil. Microorganisms help decipher organic wastes into inorganic temperature and humidity on the life of microorganisms (bacteria, fungi)
5.
Combustion (incineration); with the results of gas and residue.
6.
Pyrolysis; treat wastewater with a chemical decomposition process at high temperatures by incomplete combustion or a chemical decomposition process deoksigenisasi, denitrogenisasi, for example a liquid, gas and solids from the waste derived from cellulose.
CHAPTER III
CLOSING
Conclusion
Since humans know the civilization, human beings are always trying to improve the quality of life. Improving quality of life is nothing but an attempt to get the comforts of life. Natural resources is defined as the natural ability to support human life. Therefore, natural resources must be kept to provide support for human life. Natural resources need to be maintained, because the carrying capacity of nature can be reduced or shrink over time and in line with the rapid development of science and technology and industrial progress.
INTRODUCTION
1.
Background
Since humans know the civilization, human beings are always trying to improve the quality of life. Improving quality of life is nothing but an attempt to get the comforts of life.
To improve the quality of human life is so since the industrial revolution. At that time the human race to create new machines, to produce new products are expected to be enjoyed in the shortest possible time. The race is also plagued the field of agriculture and plantation, through land clearing and plantation agriculture. With the help of machinery, agricultural products and plantations can be enhanced and turned into a much-needed human material, namely food and clothing. For the improvement of human life mines recently opened to get the natural resources contained in the earth. The race was the opening of new mines is more accelerated again with population growth.
In order to meet basic human needs of food, clothing and shelter, humans take advantage of new discoveries of science technology to move the existing natural resources as much as possible and as quickly as possible. The development of science and technology was rapidly nowadays are positive or negative impact. Positive impact is expected by humans in order to improve the quality and comforts of life. Unexpected negative impacts of human nature, because it can reduce the quality and comforts of life.
Human Concerns over environmental issues, which can reduce the quality and comforts of life must be observed as well as possible, if we do not want the planet Earth can not provide a carrying capacity of nature to human survival.
The handling of environmental issues can not stand alone, must involve many disciplines of knowledge and arouse public awareness about the importance of environmental sustainability for natural resources remain secure for human survival.
2.
Problem Formulation
Natural resources is defined as the natural ability to support human life. Therefore, natural resources must be kept to provide support for human life. Natural resources need to be maintained, because the carrying capacity of nature can be reduced or shrink over time and in line with the rapid development of science and technology and industrial progress.
The amount is increasing, resulting in the more natural resources that must be taken to meet their needs. Management of natural resources to satisfy human needs depends on a good carrying capacity is required the intervention of science and technology. The role of science and technology to develop properly if the human community (residents) have a good organizational system.
Human survival also related to the components of the social and natural components. Interrelationships between these components will provide an outcome that reflects the state of society and its natural state. Effect of natural components and social components and the result or a result of people's lives can be seen in the community who rely on the activities of his life he did.
In hunting society whose lives are always moving, even if only a temporary stay has advanced features of using primitive tools and weapons, control of environment and natural surroundings, good at looking for sources of food and water sources for his life. Population level is still low and not familiar with technology. Thanks to the forging of nature, his strong resistance, not familiar with natural resource conservation. Environmental damage due to the use of fire.
In the life of farming communities whose lives are lived near their workplace (agricultural land) has a feature of trying to absorb new technologies associated with increased agricultural production, although work is still done entirely by human power. Mastering the types of plants and animals in accordance with its natural environment. High population levels, so that tends to increase the area of agricultural land. This can result in damage to the environment. Know deviation food, good life durability. Already familiar with the conservation of natural resources. The use of chemical pest eradication resulted in environmental damage due to industrial and excessive energy consumption.
Of the three people's lives, there is a reasonable potential for human-mind. With the human mind can alter the environment so the impact is positive or negative impact. Nature of mind with good intentions, will be able to improve the quality and comfort of human life.
The ability of natural resources (environment) must be maintained so as not to corrupt and bad for humans, given the natural resources (environment) is crucial to human survival. If there is damage to natural resources, not possible in the waiting recovery naturally.
In general, damage to natural resources caused by internal factors and external factors. Damage due to internal factors is the damage that comes from the natural (earth) itself. This damage is difficult to prevent because it is a natural process that occurs in nature (earth) who are looking for the balance of nature, such as volcanic eruptions that damage the surrounding natural environment, earthquake that caused a shift in the soil layer and tsunami caused extensive flooding of storms, forest fires due process natural long dry season caused by dew that serves as a lens collector fire (at the point of focus) when exposed to sunlight, when dew has not evaporated. This damage is generally accepted as a natural disaster.
Meanwhile, because of damage to the external factor is the damage caused by human activities in order to improve the quality and comfort of his life. Because of this damage is caused by humans. So a human obligation to reduce or if possible to avoid damage caused by external factors in general.
Generally this type of damage caused by industrial activities, in the form of industrial waste, the use of fossil fuels (coal, oil), motor vehicle exhaust gas.
3.
Goal
In an attempt to improve the quality of life, human copes with all the power to process and utilize existing natural resources for the achievement of the desired quality of life. Reasonable minds be best utilized to achieve those goals. Through the intellect of his mind, man creates new equipment, such machinery and other tools, a high-tech, in order to produce an abundant product in a short time.
The use of high-tech machinery and equipment, to dredge the natural resources on a large scale, then sent to the industries to be processed so that the finished goods. Of course, this activity will impact on the environment and human life. The impact on the environment to reduce the carrying capacity of nature, which means it will reduce the natural ability to support human survival. While the impact on people will reduce or degrade the quality of human life.
Activities in the field of industry and technology was originally intended to improve the quality of human life, turns on the other hand can result in a detriment of human survival. Industrial and technological activities can disturb the balance of the environment. If the environmental balance is disturbed, then the quality of the environment also changes. Though many comforts of life is determined by the carrying capacity of the environment or quality of the environment that supports human survival.
The elements of the environment (living and non-living beings) interact with each other, there is a fit in, there is cooperation, there is an attack, there is protect yourself, there are conflicting, there is silence or someone's trying to master the other. At one time these forces will be moving towards a balance (homeostasis).
Naturally homeostatic state can be achieved with a penny himself, but take a long time. Nature has the ability to manage and restore themselves when difficulty arises. Homeostasis can be accelerated by human intervention.
Industrial activities and technologies can provide direct and indirect impacts. It said if the direct impact of industrial activities and technologies can be directly felt by humans. The direct impact is expected to be positive that human beings, the direct impacts that are negative should be avoided or reduced, because it can reduce the quality of human life.
The direct impact is negative due to industrial activities and technologies, can be seen from the occurrence of the problem:
*
Air Pollution
*
Water Pollution
*
Soil pollution
The three kinds of pollution will reduce the carrying capacity of nature, because it needs to be avoided in an effort to preserve the environment.
CHAPTER II
DISCUSSION
1.
Air Pollution
Air pollution is defined as any material or foreign substances in the air that causes changes in the composition (composition) normal air. The presence of foreign material or substance in the air in a certain amount and the air in a long time, will be able to disrupt the lives of humans, animals and plants. When circumstances such as these occur. Then said to have polluted the air, meaning comfort of human life disrupted.
Air is a mixture of various gases that comparison is not fixed, depending on air temperature, air pressure and the surrounding environment. In the air there is oxygen (O2) to breathe, Carbon dioxide (CO2) to the process of photosynthesis by green leaves (chlorophyll) and Ozone (O3) to withstand ultraviolet light.
In general, the causes of air pollution there are 2 kinds of internal factors (dust is flying as a hoax wind, ash (dust) emitted by volcanic eruptions along the volcanic gases and decomposition of organic waste) and external factors (the burning of fossil fuels. Dust from industrial activities and the use of chemicals that is sprayed into the air).
Clean air that we breathe is an invisible gas, odorless, colorless and tasteless. However, the air is really clean is difficult to obtain, especially in big cities. Polluted air can damage the environment and human life. means less damage to natural resources which in turn reduces the quality of human life.
1.
Components of Air Pollution.
The number of components of air pollutants depends on the source. Components of air pollutants can contaminate the air individually or jointly. Based on the origin and continuation of its development in the air, air pollutants are divided into:
1.
Primary air pollutants, namely that there are pollutants in the air in a form that almost did not change, just like when freed from its source as a result of a particular process.
Primary air pollutants are classified into five groups, namely:
1.
Carbon Monoxide (CO)
A component is a colorless gas, odorless and has no taste. Carbon monoxide is formed from incomplete combustion of carbon or carbon-containing component or the reaction between carbon dioxide and carbon-containing components at high temperatures carbon dioxide is broken down into carbon monoxide and atomic oxygen.
Sources of Carbon monoxide is the most widely used gasoline as a transportation fuel. The second largest source of CO is the burning of agricultural products (trash, wood remnants of the forest). The third source of CO is the iron and steel industry. Effect of CO on the body mainly due to the reaction of CO with hemoglobin (Hb) in the blood.
Hemoglobin in the blood to function normally in the transport system to carry oxygen (O2) in the form oksihaemoglobin can form into the lungs. With the CO can form karboksihaemoglobin Haemoglobin (COHb). If a reaction occurs so that the blood's ability to transport oxygen is reduced. COHb in the blood with a high concentration affect the central nervous system, abnormal sensory reactions, blurred vision. When even higher COHb concentrations, can cause pusinhg head, nausea, dizzy, fainting and difficulty breathing can lead to death.
2.
Nitrogen Oxides (NOx)
Nitrogen oxides are a group of gases in the atmosphere, consisting of the gas nitric oxide (NO) and nitrogen dioxide (NO2). NO is a gas that is colorless and odorless, whereas NO2 has a reddish brown and smelly. NOx gases in the air mainly comes from exhaust combustion products out of the stationary power generators or machines that use natural gas fuels, forest fires, burning of solid waste, agricultural waste burning. NO has the ability to restrict blood oxygen levels, as well as CO. easily reacts with oxygen to form NO2-. when NO2 met with moisture in the air or in the human body will be formed HNO3 very harmful to the body. Because of that NO2 will feel painful when on the eyes, nose, respiratory tract and heart. High concentrations can cause death. NO2 will damage the metal goods, creating slices. NO2 can absorb ultraviolet rays from the sun.
3.
Hydrocarbon (HC)
Hydrocarbon component consists only of the elements hydrogen and carbon. Incomplete combustion in car engines, filling petrol into a vehicle gas tank, always happened to evaporation. HC can beruapa gas, liquid and solid. HC compounds can cause cancer.
4.
Sulfur oxides
Sox mainly caused by two components, a colorless gas, namely sulfur dioxide (SO2) and sulfur trioxide (SO3). SO2 has karakteristim sharp odor and no burning in the air, while SO3 is not reactive. SO2 when reacting with water vapor to form sulfuric acid, which will damage the metal surface (railroads, vehicles, backyard fence), destroy the rocks (granite, marble), meubah colors of objects and objects become brittle (plastic, rubber, paper), SOx cause irritation of the respiratory system. SOx in the air pollution mainly comes from the use of coal used in industrial activities, transportation, industrial processes.
5.
Particle
The particles are air pollutants that can be co-equal material or other contaminants. The particles include a variety of shapes and can be:
*
Aerosols, particles are scattered and floating in the air
*
Fox or mist, particles of water droplets in the air.
*
Smoke or smoke, particles of a mixture between solid and liquid particle scattered in the air.
*
Dust or dust, particles of solid form of granules scattered and floating in the air due to wind blow.
*
Mist, similar Kabat, liquid granules scattered and floating in the air (not water droplets)
*
Fume, smoke-like just cause condensation aerosol that comes from the hot steam.
*
Plume, smoke coming out of an industrial chimney (factory)
*
Haze, all of which interfere with the view of aerosols in the air.
*
Smog, a mixture of smog and fog.
*
Smaze, a mixture of smoke and haze.
Pollutants that will affect humans if these particles get into the human body through the respiratory system. The factors that most affect the respiratory system in particular is the particle dimension that will determine how far particles penetrate into the respiratory system. The respiratory system has several defense systems that prevent the entry of particles into the lungs. Particles affect the plant because of dust, where the dust is when joined with water vapor or rain water (rain) will form a thick crust on the surface of the leaf that can not be rewarded by the rain, except with the rub. The crust will disrupt the process of photosynthesis in plants, because it inhibits the entry of sunlight into the leaf surface and prevent the exchange of CO2 with oxygen. As a result the plant will be disrupted. Pollution particles originating from within is often considered to be reasonable. If an interruption occurs to the environment that reduces the level of comfort of living, then it will be considered as natural disasters. Examples of ash and volcanic material from volcanic eruptions. Source of particle contamination due to human activities comes largely from coal combustion, industrial processes, forest fires, the exhaust gas transport.
2.
Secondary air pollution, ie all the pollutants in the air that has changed since a specific reaction between two or more pollutants. Generally, these secondary pollutants are the result of primary pollutant with other pollutants in the air. For example, ozone (O3), which occurs molukel-molukel hydrocarbon (HC) in the air with nitrogen oxide (NOx) through the influence of ultraviolet rays from the sun.
2.
Threshold Limit Value (NAV)
Threshold value (NAV) is defined as the safe limit of a pollutant for the air quality still remain protected. There are other terms, namely the Highest Levels Allowed (KTD). NAB can be used for free air for a pollutant, while KTD more appropriate to use in the work environment, such as in a factory room, inside the industrial complex, which is basically to protect the workers who daily are in environments where contaminants continuously available.
3.
Penanggulan Air Pollution
In order to know the fundamentals of air pollution prevention, need to understand first the overall pollution problem.
All these problems must be linked in a system, which consists of 3 main components, namely:
1.
Emission source, a sub-system on prevention in the future.
2.
The atmosphere as a sub system of ecological systems.
3.
Environment, which will suffer from pollution events, and an ecological system.
In principle, the reduction can be achieved in 4 ways, namely:
1.
Technological approach, an approach that is more technologically directed to the source of emission factors and everything is tied together as a sub-system. It's time-saving technology introduced and prevention technology for the things possible. Saving technology used to save the procurement of materials and saving energy resources. In this technology there are always alternatives to the use of other materials more readily available because the source is still abundant, as well as the seminal may generate waste products. Prevention technology is basically more emphasis on the consideration of aspects that can reduce unwanted effects on the environment as much as possible, such impacts.
2.
Planologis approach, an approach that aimed at structuring the physical environment for a reciprocal basis to avoid adverse effects that are expected to override the environment. It is expected that the planning and implementation planologis can create the environment that can guarantee the safety, comfort and fun for life. Transportation system planning related to traffic density, considering that more vehicles kelambaan membemaskan CO because it is more possible incomplete combustion occurs. In addition to the separation line for non-vehicles, personal vehicles, trucks, buses and others.
3.
Administrative approach, an approach which is binding on all parties to follow the provisions in force by reason of a provision of law to society, and dibinanya administrative provisions by officers and executive apparatus of government in a way carefully. Nationally need legal products that regulate the requirements of various standards for the industry.
4.
Educative approach, an approach to coaching and continuous penerangangan to the public good in order to motivate and raise awareness participated maintain environmental sustainability.
4.
Noise
There's air plan does not include the components of air pollutants of CO, SOx, NOx, HC and particles, but the effect on the environment which ultimately can affect the comfort of human life. noise pollution, among others.
Industrial and technological progress, among others, characterized by the use of machines that can manage and produce materials and goods needed by humans are quick to assist humans in performing their duties mobility is used motorized means of transportation, to cover all infrastructure and facilities are also used motorized equipment for the purpose of building physical construction.
Use of these machines often generate noise. Therefore, noise can interfere with the environment and spread through the air, it is intended as a pollution in the air, although the composition of air has not changed.
Noise is a sound that can disrupt and damage human hearing. if the auditory nerve stimulation did not want it then the sound is called noise. The quality of sound is determined by:
1.
Sound frequency, ie the number of vibrations per second. Unit Hertz (Hz).
2.
Sound intensity, the comparison voltage and voltage noise comes standard voice can be heard by a normal human being at a frequency of 1000 Hz, with units of decibels (dB).
According to the source, noise divided into:
1.
Impulsive noise, the noise is not coming continuously, but in bits and pieces, such as noise from the hammer that struck sound, noise coming from the engine mounting pile.
2.
Continuous noise, noise that comes from continuing in a long time, such as noise coming from the engine run / start.
3.
Semi-continuous noise, continuous noise that only an instant, then disappear and probably will come again, such a passing car.
The higher the noise level, the less time the contact is allowed. Sound with high noise levels and high notes are very disturbing, even more so when coming discontinuously and abruptly. His influence will be felt very annoying noise when the source is unknown.
5.
Insecticide Spraying
It has long been an insect (insects) to bully the comfort of human life. insects with the amount of which more will become pests. Insects in excessive amounts will become pests. Insects can invade and damage of agricultural land resulting in crop failure. Insects around the house is also very disturbing, material dispersion media can be a particular disease. Therefore, humans tried to eradicate these annoying insects.
In general, insect killer spray insecticide into the air. Spraying insecticide on agricultural land to cover a very wide area so that if necessary, interfere in the vicinity of the house (mosquitoes, cockroaches, ants) are also killed by spraying insecticide. Spraying insecticides into the air without realizing it is actually the cause of air pollution. Although the use of insecticides intended to kill insects, but if of usage, excessive and in a long time, the insecticide can have a negative impact on humans. therefore the use of insecticides should be done carefully.
2.
Water Pollution
Water pollution is a deviation from the properties of water under normal circumstances, not from kemurniaannya. Water spread across the universe is never found in pure form, but that does not mean that all the water was contaminated. The presence of foreign objects that cause the water can not be used according to their function normally referred to as pollution.
1.
Chemical-Physical Aspects of Water Pollution
Chemical-physical properties of water are generally tested and can be used to determine
Water pollution are:
1.
The pH, acidity and Alkalinity
Normal pH value of water is approximately neutral, ie between 6-8, while the contaminated water, its pH value depending on the type pencemarnya (waste). Fresh water from the mountains usually have higher pH, the longer the pH of the water will go to acidic conditions. This is because the increase in organic materials membebaskanCO2 when experiencing the process of decomposition.
Water lmbah inorganic materials industry in general contain mineral acids in quantities too high so high acidity or low pH. The existence of iron-sulfur (FeS2) in high amounts in the water will also increase the acidity, because of FeS2 with air and water to form H2SO4 and iron (Fe) is soluble.
Discussion of acidity in the wastewater, either in the direction alkaline (pH rises) as well as to the direction of acid (pH down), will greatly disrupt the lives of fish and other aquatic animals. In addition, waste water which has a low pH is highly corrosive to steel and often results in a rusty iron pipe.
Acidity is the ability to neutralize wet. High acidity does not necessarily have a low pH. A weak acid can have a high acidity means have the potential to release hydrogen, for example carbonic acid, acetic acid and other organic acids.
Alkalanitas related to water hardness, which is one of the water properties of calcium ions (Ca) and magnesium (Mg) in the water will cause water hardness properties. Water with high hardness can cause corrosion of equipment made of iron, causing less foaming soap, may precipitate or crust in container processing.
2.
Temperature
Water is often used as a cooling medium in industrial processes. Water cooling was used, it will get hot from the desired material, then returned to its original place, ie a river or other water sources. Wastewater may have a higher temperature than water origin.
Rising water temperatures will lead to decreasing the amount of oxygen dissolved in water, increase the speed of chemical reactions, disrupt the lives of fish and other aquatic hewn, that if the lethal temperature limit is exceeded, fish and other aquatic animals might die.
Water temperature time or waste water is relatively high is marked by the emergence of fish and other aquatic animals surface to seek oxygen.
3.
Dissolved Oxygen
Oxygen gas is odorless, tasteless and only slightly soluble in water. To sustain life, creatures that live in water of dissolved oxygen depends on this. Thus dissolved oxygen levels can be used as benchmarks to determine water quality.
Life in water to survive when there is a minimum dissolved oxygen of 5 ppm dala (5 mg oxygen per liter of water). Instead rely on resistance of organisms, degree of activeness, the presence of contaminants, the water temperature. Dissolved oxygen can be derived from the process of plant photosynthesis and water from the atmosphere (air) enters the water.
The concentration of dissolved oxygen is too low will result in fish and other aquatic animals that need oxygen will die. Instead of dissolved oxygen is too high also result in rapid corrosion process, because oxygen will bind hydrogen that coats the metal.
4.
Carbon dioxide in water.
Concentrations of dissolved oxygen in water depends on the concentration of carbon dioxide that exists. When the air in contact with surface water, the carbon dioxide from the air spinning in the water. In still water there was a slight exchange, when the surging water, the exchange will be faster. The process of exchange that occurs is called diffusion.
Carbon dioxide is also present in water-borne rain when the water drops fell from the air. This resulted in slightly acidic rainwater.
5.
Colour and turbidity
Water color found in nature are very varied, for example water in the swamp of yellow, brown or green. The river water is usually brownish yellow because they contain the mud. Waste water containing large amounts of iron in reddish brown. Water color that is not normally an indication of water pollution. Turbidity indicates the optical properties of water, leading to habituation of light into the water. This turbidity is due to the floating material and terurainya certain substances, such as microorganisms of organic materials, sludge, clay and other objects that float or floats and is very smooth at all. The more turbid water, the higher the electrical conductivity and the more the solid.
6.
Solid
Solids in the water will settle to the bottom water, which will eventually lead to silting. Another consequence of the solids is the growth of certain aquatic plants and be toxic to other creatures. number indicates the number of sludge solids contained in water. Basically contaminated water always contains solid.
7.
Nitrate
Nitrate nitrogen as a source of numerous in the air. Only a few organisms can directly take advantage of air nitrogen. Plants can suck in the form of Nitrate Nitrogen (NO3).
The conversion of free nitrogen in the air to nitrate can be biologically and chemically. Transportation is called fixation (binding) Nitrogen.
Chemical fixation occurred due to lightning in the air to provide enough energy to unify Nitrogen and Oxygen, to form nitrogen dioxide (NO2). This gas reacts with water to form nitric acid (NO3).
Plants and animals that have died will describe the protein by the decomposition of ammonia and ammonium compounds. Nitogen in the urine and feces will end up as ammonia as well.
When the ammonia in the change into Nitrate, then the water will have Nitrate. Nitrite is highly toxic in the water, but did not last long. Nitrate is changed to nitrite in the stomach and nitrite poisoning will result in the face turned blue and death.
8.
Phosphorus
Protein and other organic substances containing phosphorus. Herbivores that eat plants will get the phosphorus. When plants and animals die, then the parser will return the phosphorus bacteria into the water as dissolved organic matter. Metabolismen residual dirt in life where the bacteria ultimately decipher these organic compounds into phosphorus.
2.
Biochemical Aspects of Pollution
Organisms degrading will describe organic compounds into carbon dioxide and water. Other bacteria convert ammonia and nitrite to nitrate. For this process required oxygen. When organic matter in water only a little, then the bacteria will easily decompose without oxygen in water balance disorders.
Oxygen is used will be replaced by natural means. If the amount of organic matter is a lot, then the bacteria will multiply themselves decomposers. This generally will result in lack of oxygen, such as in swamps and in the bottom of ponds and lakes where the water is not flowing.
Humans continually dispose of organic waste into water that will be a shortage of oxygen in the water. Tests associated with the oxygen content in water can be divided into two, namely:
*
Test BOD (Biochemical Oxygen Demand), biochemical oxygen demand test.
*
Test COD (Chemical Oxygen Demand), chemical oxygen demand test.
1.
Biochemical Oxygen Demand (BOD)
BOD indicates the amount of dissolved oxygen required living organisms to degrade or oxidize the waste materials in the water. So the BOD value does not show the actual amount of organic material, but only measure the relative amount of oxygen required to oxidize these waste materials. When oxygen consumption is high, as indicated by the little remaining oxygen dissolved in the water, the mean content of waste materials that require oxygen are high.
In general, contaminated water low oxygen content. This is because the oxygen dissolved in the water is absorbed by micro-organisms to prevent organic waste materials so that the volatile material (marked with a bad smell.)
In addition, organic waste materials can also react with dissolved oxygen in the water following the normal oxidation. Organic materials are usually derived from paper industries, leather tanning industry, food processing industry (bakery industry, dairy industry, industrial butter, frozen shrimp industry, fish canning industry), household waste materials, agricultural waste material, animal waste and manure human.
2.
Chemical Oxygen Demand (COD)
To determine the amount of organic matter in water can be a test that is faster than the BOD test, which is based on the chemical reaction of an oxygen material. COD test is a test that determines the amount of oxygen required by the oxide material, to oxidize organic matter contained in the water.
Many organic materials are not experiencing rapid biological decomposition based on a 5-day BOD test, but the organic compounds also reduce water quality. Bacteria can oxidize organic matter to CO2 and H2O.
3.
Other Pollutants
There are several other pollution materials that affect water quality. Materials pollution include heavy metals.
1.
Mercury (Hg).
Mercury is a natural element, often polluting the environment, there is in the form of compounds with other elements. mercury is almost entirely produced by the combustion of mercury sulfide (HgS) in the air, mercury is released as steam, which then experienced condensation.
Mercury is used in the production of power tools for various purposes, misalnyalampu mercury, mercury batteries. Mercury is used also as fungsida, kill the fungus in the paint, pulp, paper and agricultural industries. Paint used for boat often added mercury oxide (HgO) as anti-fungal or anti-mercury acetate as obsolete. Mercury is also used in the process of plastic basic material. Mercury metal is also used in thermometers and temperature recording devices because there is liquid form at a wide temperature range. The use of mercury in the industry have resulted in environmental pollution.
In the case of mercury poisoning in Minamata Bay (Japan), mercury sulphate which is used in industry, dumped into Minamata Bay sea. Components of mercury can contaminate fish and other aquatic creatures, including disturbance and aquatic plants. Furthermore, small fish eaten by fish or water creatures larger or get into the body through the gills, shells also can collect mercury in her home. Fish and aquatic animals are then consumed by humans, so people can collect mercury in her body.
All components of the mercury is toxic to the body, mercury in the body can inhibit the ability of the enzyme and cause cell damage.
2.
Lead (Pb)
The use of lead to the production of storage batteries for automobiles, where the use of lead metal, for metal products, such as ammunition, cable coatings, pipe, solder, dye. These products must be corrosion-resistant metal, such as pipe used to drain the chemicals are corrosive.
The nature of the interaction between other low melting point, is a soft metal that easily change its shape, a metal that serves as a protective layer when in contact with moist air.
4.
Pollution Sources
Sources of pollution can be divided into domestic sources, namely all the waste coming from the bathroom, toilet, kitchen, laundry, pharmacies, hospitals, which consists of organic materials in solid or liquid, hazardous and toxic (B3), salt soluble, fat and bacteria.
Other pollution sources non-domestic waste, ie all the waste coming from industrial plants, agriculture, animal husbandry, transport, consisting of organic materials, pesticides, fertilizers that contain nitrogen.
3.
Soil Pollution
Under normal circumstances, the soil should be able to provide carrying capacity for human life, whether for agriculture, livestock, forestry and settlement. Soil is a natural resource containing organic and inorganic materials that can support plant growth. As a factor in agricultural production, soil containing water and minerals, which need to be added to replacement consumables.
Soil pollution may occur directly, such as excessive use of fertilizers, pesticides or insecticides and the provision of waste disposal which can not be solved (like plastic). Water containing pollution will change the chemical composition of the ground that it interferes with the organisms in the soil or at ground level. Contaminated air will rain containing pollutants that, as a result of land will also be contaminated.
Forms and kinds of human waste generated depends on the level of human differences. before humans know the progress of industry and technology, waste or discarded materials resulting from human activities are generally organic. In terms of environmental sustainability, organic waste is more beneficial, because it can easily be solved by microorganisms into material that is easily fused back to nature without causing pollution to the environment.
Industrial and technological progress turned out to have been adding new types of human waste, which was originally largely organic became organic and inorganic nature are difficult to decompose by microorganisms from waste glass and plastic, to facilitate the process of recycling the waste material. The process of recycling waste materials to make mmasih materials can be used again for human life.
Handling waste to prevent pollution of the area by:
1.
Hoarding (dumping), with a view over the swamp, cliff, do soil in the open and the sea (reclamation). How such a smelly, dirty, disease and pollution.
2.
Landfill (filling soil); berlegok land fill with trash and then backfilled / covered with soil.
3.
Enumeration (grinding); organic waste put into penggilin tool so that it becomes small, streamed into the further processing.
4.
Composting (composting) waste processing to obtain compost to enrich the soil. Microorganisms help decipher organic wastes into inorganic temperature and humidity on the life of microorganisms (bacteria, fungi)
5.
Combustion (incineration); with the results of gas and residue.
6.
Pyrolysis; treat wastewater with a chemical decomposition process at high temperatures by incomplete combustion or a chemical decomposition process deoksigenisasi, denitrogenisasi, for example a liquid, gas and solids from the waste derived from cellulose.
CHAPTER III
CLOSING
Conclusion
Since humans know the civilization, human beings are always trying to improve the quality of life. Improving quality of life is nothing but an attempt to get the comforts of life. Natural resources is defined as the natural ability to support human life. Therefore, natural resources must be kept to provide support for human life. Natural resources need to be maintained, because the carrying capacity of nature can be reduced or shrink over time and in line with the rapid development of science and technology and industrial progress.
Subscribe to:
Posts (Atom)