Porifera (Latin: porus = pori,fer = membawa) atau spons atau hewan berpori adalah sebuah filum untuk hewan multiseluler yang paling sederhana.
Ciri-ciri morfologinya antara lain:
* tubuhnya berpori (ostium)
* tubuh porifera asimetri (tidak beraturan), meskipun ada yang simetri radial.
* berbentuk seperti tabung, vas bunga, mangkuk, atau tumbuhan
Ciri-ciri anatominya antara lain:
* memiliki tiga tipe saluran air, yaitu askonoid, sikonoid, dan leukonoid
* pencernaan secara intraseluler di dalam koanosit dan amoebosit
Porifera hidup secara heterotrof. Makanannya adalah bakteri dan plankton. Makanan yang masuk ke tubuhnya dalam bentuk cairan sehingga porifera disebut juga sebagai pemakan cairan. Habitat porifera umumnya di laut.
Reproduksi
Porifera melakukan reproduksi secara aseksual maupun seksual. Reproduksi secara aseksual terjadi dengan pembentukan tunas dan gemmule. Gemmule disebut juga tunas internal. Gemmule dihasilkan menjelang musim dingin di dalam tubuh Porifera yang hidup di air tawar. Secara seksual dengan cara peleburan sel sperma dengan sel ovum, pembuahan ini terjadi di luar tubuh porifera
Tuesday, 13 January 2009
AKHLAK
Menghiasi diri dengan akhlak yang baik termasuk unsur-unsur ketakwaan, dan tidak sempurna ketakwaan seseorang itu kecuali dengan akhlak yang baik.
Allah Ta’ala berfirman:“…(Surga itu) disediakan bagi orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan hartanya baik di waktu lapang maupun di waktu sempit, dan orang-orang yang memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (Ali Imron: 133-134)
Dalam ayat yang mulia ini Allah Subhanahu wa Ta’ala menganggap bahwa bergaul dengan manusia dengan akhlak yang baik termasuk pilar-pilar ketakwaan.
Apa keutamaan akhlak yang baik itu ?
Diantara keutamaannya adalah :
Pertama : Akhlak yang baik termasuk tanda kesempurnaan iman seseorang, sebagaimana sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam: “Orang-orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya.” (Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shohihul Jami’, No. 1241)
Kedua : Dengan akhlak yang baik, seorang hamba akan bisa mencapai derajat orang-orang yang dekat dengan Allah Ta’ala, sebagaimana penjelasan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabda beliau: ”Sesungguhnya seorang mukmin dengan akhlaknya yang baik bisa mencapai derajat orang yang berpuasa dan qiyamul lail.” (Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahihul Jami’, No. 1937)
Ketiga : Akhlak yang baik bisa menambah berat amal kebaikan seorang hamba di hari kiamat, sebagaimana sabda beliau shalallahu ‘alaihi wa sallam : “Tidak ada sesuatu yang lebih berat ketika diletakkan di timbangan amal (di hari akhir) selain akhlak yang baik.” (Shahihul Jami’, No. 5602)
Keempat : Akhlak yang baik merupakan sebab yang paling banyak memasukkan manusia ke dalam surga. Hal ini sebagaimana disabdakan Rasulullah ketika ditanya tentang apa yang bisa memasukkan manusia ke dalam surga. Beliau menjawab: “Bertakwa kepada Allah dan akhlak yang baik.” (Riyadhus Shalihin)
Apa yang dimaksud akhlak yang baik itu ?
Imam Hasan Al-Bashri berkata : “Akhlak yang baik diantaranya: menghormati, membantu dan menolong.” Ibnul Mubarak berkata: “Akhlak yang baik adalah: “berwajah cerah, melakukan yang ma’ruf dan menahan kejelekan (gangguan).” Imam Ahmad bin Hambal berkata: “Akhlak yang baik adalah jangan marah dan dengki.”
Al-Imam Muhammad bin Nashr mengatakan: “Sebagian ulama berkata: Akhlak yang baik adalah menahan marah karena Allah, menampakkan wajah yang cerah berseri kecuali kepada ahlul bid’ah dan orang-orang yang banyak berdosa, memaafkan orang yang salah kecuali dengan maksud untuk memberi pelajaran, melaksanakan hukuman (sesuai syari’at Islam) dan melindungi setiap muslim dan orang kafir yang terikat janji dengan orang Islam kecuali untuk mengingkari kemungkaran, mencegah kedzaliman terhadap orang yang lemah tanpa melampaui batas.”(Iqadhul Himam, hal. 279)
Bagaimana memperbaiki akhlak seorang hamba ?
Akhlak seorang hamba itu bisa baik bila mengikuti jalannya (sunnahnya) Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam, sebab beliaulah orang yang terbaik akhlaknya. Allah Ta’ala berfirman: “Dan sesungguhnya engkau (wahai Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (Al-Qalam: 4). Allah Ta’ala juga menegaskan: “Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagi kalian, (yakni) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (datangnya) hari kiamat, dan dia banyak menyebut Allah.” (Al-Ahzab: 21)
Maka sudah selayaknya bagi setiap muslim mempelajari riwayat hidupnya dari setiap sisi kehidupan beliau (secara menyeluruh), yakni bagaimana beliau beradab dihadapan Rabbnya, kelurganya, sahabatnya dan terhadap orang-orang non muslim.
Salah satu cara untuk mempelajari itu semua adalah sering duduk (bergaul) dengan orang-orang yang bertakwa. Sebab seseorang itu akan terpengaruh dengan teman duduknya. Nabi bersabda: “Seseorang itu dilihat dari agama teman dekatnya. Karena itu lihatlah siapa teman dekatnya.”(HR Tirmidzi)
Kemudian wajib juga bagi setiap muslim untuk menjauhi orang yang jelek akhlaknya. Mudah-mudahan dengan begitu kita termasuk hamba-hamba Allah yang menghiasi diri kita dengan akhlak yang baik.
Wallahu waliyyut taufiq.
Allah Ta’ala berfirman:“…(Surga itu) disediakan bagi orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan hartanya baik di waktu lapang maupun di waktu sempit, dan orang-orang yang memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (Ali Imron: 133-134)
Dalam ayat yang mulia ini Allah Subhanahu wa Ta’ala menganggap bahwa bergaul dengan manusia dengan akhlak yang baik termasuk pilar-pilar ketakwaan.
Apa keutamaan akhlak yang baik itu ?
Diantara keutamaannya adalah :
Pertama : Akhlak yang baik termasuk tanda kesempurnaan iman seseorang, sebagaimana sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam: “Orang-orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya.” (Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shohihul Jami’, No. 1241)
Kedua : Dengan akhlak yang baik, seorang hamba akan bisa mencapai derajat orang-orang yang dekat dengan Allah Ta’ala, sebagaimana penjelasan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabda beliau: ”Sesungguhnya seorang mukmin dengan akhlaknya yang baik bisa mencapai derajat orang yang berpuasa dan qiyamul lail.” (Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahihul Jami’, No. 1937)
Ketiga : Akhlak yang baik bisa menambah berat amal kebaikan seorang hamba di hari kiamat, sebagaimana sabda beliau shalallahu ‘alaihi wa sallam : “Tidak ada sesuatu yang lebih berat ketika diletakkan di timbangan amal (di hari akhir) selain akhlak yang baik.” (Shahihul Jami’, No. 5602)
Keempat : Akhlak yang baik merupakan sebab yang paling banyak memasukkan manusia ke dalam surga. Hal ini sebagaimana disabdakan Rasulullah ketika ditanya tentang apa yang bisa memasukkan manusia ke dalam surga. Beliau menjawab: “Bertakwa kepada Allah dan akhlak yang baik.” (Riyadhus Shalihin)
Apa yang dimaksud akhlak yang baik itu ?
Imam Hasan Al-Bashri berkata : “Akhlak yang baik diantaranya: menghormati, membantu dan menolong.” Ibnul Mubarak berkata: “Akhlak yang baik adalah: “berwajah cerah, melakukan yang ma’ruf dan menahan kejelekan (gangguan).” Imam Ahmad bin Hambal berkata: “Akhlak yang baik adalah jangan marah dan dengki.”
Al-Imam Muhammad bin Nashr mengatakan: “Sebagian ulama berkata: Akhlak yang baik adalah menahan marah karena Allah, menampakkan wajah yang cerah berseri kecuali kepada ahlul bid’ah dan orang-orang yang banyak berdosa, memaafkan orang yang salah kecuali dengan maksud untuk memberi pelajaran, melaksanakan hukuman (sesuai syari’at Islam) dan melindungi setiap muslim dan orang kafir yang terikat janji dengan orang Islam kecuali untuk mengingkari kemungkaran, mencegah kedzaliman terhadap orang yang lemah tanpa melampaui batas.”(Iqadhul Himam, hal. 279)
Bagaimana memperbaiki akhlak seorang hamba ?
Akhlak seorang hamba itu bisa baik bila mengikuti jalannya (sunnahnya) Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam, sebab beliaulah orang yang terbaik akhlaknya. Allah Ta’ala berfirman: “Dan sesungguhnya engkau (wahai Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (Al-Qalam: 4). Allah Ta’ala juga menegaskan: “Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagi kalian, (yakni) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (datangnya) hari kiamat, dan dia banyak menyebut Allah.” (Al-Ahzab: 21)
Maka sudah selayaknya bagi setiap muslim mempelajari riwayat hidupnya dari setiap sisi kehidupan beliau (secara menyeluruh), yakni bagaimana beliau beradab dihadapan Rabbnya, kelurganya, sahabatnya dan terhadap orang-orang non muslim.
Salah satu cara untuk mempelajari itu semua adalah sering duduk (bergaul) dengan orang-orang yang bertakwa. Sebab seseorang itu akan terpengaruh dengan teman duduknya. Nabi bersabda: “Seseorang itu dilihat dari agama teman dekatnya. Karena itu lihatlah siapa teman dekatnya.”(HR Tirmidzi)
Kemudian wajib juga bagi setiap muslim untuk menjauhi orang yang jelek akhlaknya. Mudah-mudahan dengan begitu kita termasuk hamba-hamba Allah yang menghiasi diri kita dengan akhlak yang baik.
Wallahu waliyyut taufiq.
Saturday, 3 January 2009
lowongan kerja
untuk masyarakat makassar yang ingin mempunyai pekerjaan atau mau kerja sambilan serta tidak terikat dengan waktu, dan penghasilan sangat memuaskan. hubungi 085299591196
Subscribe to:
Posts (Atom)